Share

2. Cowok Itu

Author: suncake
last update Last Updated: 2025-08-29 22:12:48

"Assalamualaikum," teriak Khalisa saat mulai memasuki rumahnya.

"Waalaikumussalaam!" balas seorang wanita setengah paruh baya yang saat ini sedang berada di dapur.

Wanita cantik setengah paruh baya itu bernama Novia Yolanda, ia adalah mama Khalisa.

"Sa, kata abi ada yang mau diomongin sama kamu. Kamu pergi ke kamar abi, sana gih!" ujar Novia.

"Iya, Ma," balas Khalisa.

Khalisa melangkah menuju ke kamar abi dan mamanya. Khalisa menebak pasti ini mengenai dirinya yang akan mulai bersekolah lagi besok.

"Assalamualaikum, Abi." Khalisa tidak lupa mengucapkan salam terlebih dahulu jika baru saja memasuki ruangan pribadi kedua orangtuanya.

Hendrawan Daneen, itu adalah nama abi dari Khalisa. Khalisa bisa melihat saat ini Hendra sedang berkutit dengan laptopnya.

Hendra menoleh ke arah pintu seberang sana.

"Waalaikumussalaam, sini sayang!" panggilnya.

Khalisa pun mulai melangkah ke arah Hendra, ia kemudian duduk di pinggir ranjang.

"Ada apa, Abi?"

"Besok pagi kamu sudah mulai sekolah di SMA Gentara. Di sana tidak seperti pesantren. Abi harap kamu bisa berinteraksi baik dengan murid-murid di sana. Kamu juga harus bisa menjaga pandangan mata kamu, Abi tau pergaulan anak cowok dan cewek di SMA Gentara tidak terlalu diperdulikan," ujar Hendra menasihati putrinya.

Khalisa mendengarkan perkataan abinya dengan seksama. Ia menjadi ingat surah an-nur ayat 31.

Artinya:

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupi kain kerudung ke dadanya..."

Khalisa menatap lekat ke arah abinya, ia menaikkan kedua sudut bibirnya. "Inshaallah, Abi."

"Abi percaya sama kamu, Sayang. Tapi Allah pasti akan menguji kamu. Kamu harus mampu menghadapi semua ujian yang ada di hidupmu nantinya." lanjut Hendra yang dibalas anggukan oleh Khalisa.

Cup.

Hendra mencium kening Khalisa.

"Yaudah, Abi mau lanjutin tugas kantor dulu ya."

"Iya, Abi jangan paksain ya kerjanya. Kalau capek Abi langsung istirahat. Lisa nggak mau kalau Abi sakit. Yaudah, Lisa ke kamar dulu," ujar Khalisa lalu melangkah pergi meninggalkan abinya.

***

Khalisa mulai membuka jilbabnya, saat berada dikamarnya. Ia lalu menyisir rambut panjangnya.

Ketahuilah, kadang Khalisa merasa ingin memamerkan keindahan rambut panjangnya. Tapi, ia segera menolak pikirannya tersebut. Ia tau islam sangat memuliakan wanita.

Wanita disuruh menutup auratnya untuk menjaga kehormatan dirinya. Ibarat seperti dua lolipop, yang satu masih terbungkus dan satunya lagi yang tidak terbungkus. Tentu jika kita membiarkan kedua lolipop di lantai, lolipop yang tidak terbungkus akan didatangi oleh banyak semut.

Sedangkan lolipop yang terbungkus akan tetap aman. Dan, misalnya ada seorang pria yang melihat kedua lolipop tersebut, tentu ia akan lebih memilih yang masih terbungkus. Karena jelas kesuciannya telah terjaga dari para semut-semut.

Islam itu sangat memuliakan wanita, wanita bak seorang ratu. Yang tidak boleh disentuh sembarangan orang.

Khalisa sangat bersyukur karena lahir dalam keadaan Islam. Khalisa sering menyaksikan di youtube ceramah Dr. Zakir Naik. Iman Khalisa semakin bertambah setelah melihat bukti-bukti kebesaran Allah Swt. Lalu Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban?

Khalisa berdoa semoga hari pertamanya sekolah di SMA Gentara besok berjalan dengan lancar. Semoga ia bertemu dengan sahabat-sahabat yang sebenarnya. Jujur, Khalisa sedikit takut untuk bersekolah di tempat modern seperti SMA Gentara. Dia takut dirinya akan dianggap berbeda nantinya karena menggunakan seragam yang panjang, yang menutupi seluruh auratnya.

Tapi, Khalisa yakin rencana yang disiapkan oleh Allah jauh lebih baik dari pada impiannya.

Tidak terasa azan maghrib baru saja berkumandang. Khalisa segera mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat berjamaah dengan kedua orang tuanya.

Khalisa sangat berharap menjadi seperti mamanya, yang mendapatkan laki-laki sebaik dan sesholeh abinya.

***

Khalisa berjalan melewati koridor sekolah SMA Gentara. Terlihat semua pasang mata menuju ke arahnya. Khalisa berusaha untuk tidak memperdulikan pandangan yang menatapnya aneh tersebut.

"Assalamualaikum uhkty."

"Waalaikumussalaam," jawab Khalisa pelan, saat seorang cowok terlihat bermain-main dengannya. Khalisa mempercepat langkahnya untuk menghindari cowok tersebut.

Khalisa memberanikan diri untuk bertanya kepada seorang cewek berambut kepang dua.

"Assalamualaikum, maaf mengganggu. Kamu bisa bantu saya menunjukkan di mana ruangan kepala sekolah?" tanya Khalisa.

"Aku bisa bantu kamu," balas cewek tersebut.

Mereka berdua pun melangkah menuju ke ruangan guru.

***

"Itu orangnya, yang pake jilbab," tunjuk seorang yang bername take Avior Diego Aldinata. Ia adalah ketua dari geng Pentara atau penguasa Gentara. Saat ini ia menyuruh Aidan untuk melakukan tantangannya akibat kalah dari balapan.

Aidan menatap ke arah orang yang ditunjuk Avior. Aidan sangat tidak menyangka gadis yang dia temui kemarin dan penyebab kekalahannya hari ini ia disuruh untuk menciumnya.

"Gila lo Yor, tuh cewek pake jilbab!" sahut Rizal tak habis pikir dengan apa yang disuruh oleh Avior.

"Iya Yor, kasian kali!" lanjut salah satu diantara mereka yang biasa dipanggil Jojo.

"Biarin aja sih, nggak semua wanita berjilbab itu suci!" Suara itu berasal dari cowok yang bername take Langit Biru Setiawan.

"Gue hanya mau Aidan sadar diri kalau nggak semua cewek tertarik padanya. Gue yakin tuh cewek pasti nolak mentah-mentah Aidan, bahkan mungkin sampai ditampar," lanjut Avior tetap dengan ekspresi datarnya.

Sedangkan Aidan masih terus saja menatap ke arah gadis berjilbab tersebut.

"Gimana, Dan? Lo takut?" ujar Avior membuyarkan lamunan Aidan.

Aidan sempat berpikir sebentar.

"Gue berani!"

Aidan mulai melangkah ke arah gadis yang belum diketahui namanya tersebut. Aidan berjalan dengan sok cool. Terlihat saat ini ia sudah berada di depan gadis tersebut.

Gadis itu menatapnya heran, ah ia ingat, cowok ini adalah orang yang menabraknya kemarin. Mungkin cowok ini bermaksud untuk meminta maaf, pikirnya.

Gadis berkepang dua mengerti akan tatapan Aidan yang seakan menyuruhnya untuk pergi, ia pun segera meninggalkan Khalisa dan Aidan.

Khalisa menatap sekelilingnya, terlihat banyak sekali murid-murid SMA Gentara yang menatap ke arahnya.

Khalisa menjadi semakin takut, saat cowok yang menabraknya kemarin semakin melangkah maju ke arahnya.

_______________________

Jangan lupa tinggalkan jejak🔥

Salam author ❤️

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Astaghfirullah My Husband!    27.

    Aidan sengaja mendatangi kelas XII IPS 1 karena khawatir Khalisa akan risih dengan semua pertanyaan dari cewek-cewek yang mengangguminya.Ia bisa melihat dari lantai atas bahwa banyak para siswi di luar kelas Khalisa, Aidan yakin mereka semua ingin bertanya mengenai hubungan antara mereka berdua. Pasalnya pertemuan awal Khalisa dan dirinya di SMA Gentara terbilang cukup unik.Dengan bujukan dan rayuan nya, Aidan berhasil membuat sahabat-sahabatnya mau menemani dirinya ke kelas XII IPS 1.Mereka berlima langsung diberi jalan oleh para gadis yang tadi ada di luar kelas XII IPS 1.Sekarang kelas itu nampak sangat ribut. Padahal kelas-kelas di sebelahnya sedang belajar.Khalisa diam melihat Aidan dan teman-temannya datang ke kelasnya.Untuk apa?Aidan berjalan sendirian menuju Khalisa. Pria itu melihat ke arah semua orang."Gue ke sini mau beritahu kalian berhenti bikin sepupu gue risih dengan pertanyaan yang gak pe

  • Astaghfirullah My Husband!    26.

    Tidak ada yang berubah setelah Avior dan yang lainnya mengetahui tentang rahasia besar yang disembunyikan oleh Aidan. Semua kembali seperti semula, seperti biasanya. Mereka memahami mengapa Aidan melakukan itu.Saat ini mereka berlima sedang berada di rooftop SMA Gentara. Menyantap beberapa bungkus snack dan minuman dingin. Tidak ada yang merokok, mereka tidak ingin hanya wajah mereka yang tampan tapi paru-paru mereka harus juga tampan."Dan serius lo nggak ada perasaan sama sekali sama Khalisa?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh Jojo.Aidan mengernyitkan dahinya."Kenapa tiba-tiba lo bahas soal itu lagi, Jo?""Bukan apa-apa nih, lo jangan kayak Avior dan Langit. Bilang nya nggak cinta eh sekarang malah bucin parah," ucap Jojo seraya melirik ke arah Avior dan Langit.Uhuk uhukLangit yang mendengar namanya saat sedang meminum pop ice langsung tersedak oleh perkataan Jojo.Avior menatap tajam ke arah Jojo."Nga

  • Astaghfirullah My Husband!    25.

    Suara klakson motor terdengar ribut di luar rumah Aidan. Sepertinya ia mengenal suara motor tersebut. Sial! Itu adalah suara motor dari sahabat-sahabat nya!Aidan merasa panik, mereka sebelumnya tidak memberi tahu dirinya terlebih dahulu bahwa mereka akan berkunjung. Memang biasanya Avior dan yang lainnya tidak pernah memberi tahu Aidan apabila datang berkunjung.Aidan menghembuskan napas kasar, untungnya Khalisa saat ini sedang berada di rumah orangtuanya, karena mama gadis itu baru saja keluar dari rumah sakit. Khalisa menginap di sana dari kemarin untuk menemani mamanya. Sedangkan Aidan pulang duluan dari rumah mertuanya.Tapi foto-foto pernikahan dirinya dan Khalisa terpampang di luarnya tamu. Aidan berlari menuju keluar tamu untuk menyembunyikan foto tersebut.Avior terlebih dahulu masuk diikuti Rizal dan yang lainnya. Mereka memasuki rumah Aidan sepertinya rumahnya sendiri.Aidan gelagapan melihat sahabat-sahabatnya. "Hai?

  • Astaghfirullah My Husband!    24.

    "Keadaan lo sekarang gimana Sa?" tanya Lili saat di ruangan UKS, sekarang hanya mereka berdua yang ada disana.Khalisa tersenyum tipis, tidak ingin melihat sahabatnya itu khawatir."Udah baikan kok, lagian aku cuma kelelahan aja.""Syukurlah.""Di kelas gak ada guru?" tanya Khalisa.Lili memperlihatkan deretan giginya."Ada Buk Sri, cuma tadi kan gue disuruh maju kedepan, terus gak sengaja liat ke arah lapangan. Eh, ada Aidan lagi bopong cewek. Dan gue yakin itu lo karena cewek di sekolah ini, cuma lo yang make jilbab." Lili menjelaskan dengan detail.Khalisa mengangguk singkat mendengarkan perkataan Lili."Btw ada berita penting buat lo, Sa.""Apa?""Si Abi pindah sekolah cobak. Pindahnya mendadak banget, padahal udah kelas XII," ujar Lili memberikan informasi.Khalisa tidak memberikan respon apa-apa mendengarkan perkataan Lili. Ia hanya diam."Nih obat buat lo!" Perkataan itu membuat

  • Astaghfirullah My Husband!    23.

    Setelah terjadi proses tawar menawar mengenai hukuman yang diberikan, akhirnya Pak Budi pun setuju untuk mengurangi hukuman Aidan. Jadi Aidan hanya berlari mengelilingi lapangan SMA Gentara hanya 15 kali dan Khalisa berakhir 7 kali putaran. Itu adalah keputusan terakhir Pak Budi. Tidak bisa ditawar-tawar lagi.Namun Khalisa tetap menghela napas lega setidaknya Aidan tidak akan dihukum 25 kali keliling lapangan.Aidan berlari lebih dulu, meninggalkan Khalisa yang jauh dibelakangannya. Khalisa mengakui, lari Aidan sangat cepat jauh ketimbang dirinya.Benar-benar menguras tenaga, baru sekali putaran saja Khalisa sudah merasa sangat lelah dan tentu saja haus. "Semangat dong, Sa, masa segitu aja udah lelah!" ujar Aidan yang melihat Khalisa berjongkok karena kelelahan.Khalisa berdiri, ia mendongak ke atas. Ternyata banyak sekali siswi SMA Gentara sedang menyemangati Aidan dari lantai dua dan tiga.Khalisa menghela napas kasar, ia lal

  • Astaghfirullah My Husband!    22.

    "Aman. Gak ada orang. Sekarang lo duluan yang naik!" ujar Aidan. Ia mengajak Khalisa untuk melompati dinding yang cukup tinggi di belakang sekolah.Khalisa memandang dinding tersebut. Menurutnya itu sangat tinggi!Tidak mungkin ia bisa memanjat dinding itu. Khalisa sebenarnya juga takut dengan ketinggian."Aidan, aku lewat depan aja. Aku gak papa kok kalau dihukum.""Ih apaan lo. Lo mau muter keliling lapangan gitu? Atau lo mau hormat ke bendera sampai jam 11 nanti hah?" balas Aidan.Khalisa berpikir sebentar."Ya gak papa, itu udah konsekuensi yang harus aku lakuin," ujarnya. "Hmm, btw sorry ya gara-gara aku, kamu jadi ikut telat. Lain kali kamu gak usah nungguin aku ya biar gak telat.""Gak gue gak maafin lo," balas Aidan."Tapi kan aku nggak minta buat ditungguin, lagian kamu tumben-tumbenan mau bareng sama aku ke sekolah," ujar Khalisa."Gue tetap gak akan maafin lo.""Aidan, aku---"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status