Share

3. Tidak Sopan

Author: suncake
last update Huling Na-update: 2025-08-29 22:14:43

Jarak Aidan dengan Khalisa semakin dekat. Hampir semua orang yang menyaksikan mereka berdua saat ini menjadi tegang. Semua orang yang berlalu lalang menjadi menghentikan langkahnya hanya untuk mengetahui apa yang akan dilakukan Aidan pada sang gadis berjilbab.

"Gue mau izin nyium lo," lirih Aidan sangat kecil yang hanya bisa didengar oleh Khalisa.

Khalisa membelalakkan matanya sempurna mendengarkan perkataan pria yang ada di depannya saat ini. Memangnya ia pikir Khalisa wanita seperti apa sehingga pria ini bisa berani mengatakan hal yang menurutnya sangat menjijikan.

Sungguh saat ini Khalisa benar-benar sangat malu karena menjadi bahan tontonan. Mengapa hari pertamanya bersekolah di SMA Gentara sangat tidak sesuai ekspetasinya.

Melihat Khalisa yang hanya diam saja, ia berpikir apa gadis itu mengizinkan dirinya menciumnya. Baiklah, setan di hati Aidan ingin melakukan itu. Oh, ayolah, siapa juga yang akan menolak pesona dari seorang Aidan Reynaldi Renandra.

Wajah Aidan semakin mendekat ke arah wajah Khalisa. Aidan hanya memperhatikan bibir merah Khalisa yang sangat indah dilihatnya.

Plakk!

Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Khalisa langsung menampar Aidan dengan keras saat wajah pria itu semakin mendekat ke arahnya. Ia malu, sangat malu. Cairan bening tiba-tiba terjatuh dari matanya.

Semua siswi yang menyaksikan kejadian seorang Aidan ditampar di depan umum menjadi histeris. Ada yang membenarkan perbuatan Khalisa, tapi lebih banyak orang yang menyalahkan perbuatannya, karena telah berani menampar salah satu anggota Pentara. Terlebih lagi Aidan adalah laki-laki yang cukup mendekati kata sempurna di mata para gadis.

"Cowok brengsek!" caci Khalisa seraya menyeka air matanya lalu berlari kencang meninggalkan Aidan.

Aidan mematung seketika. Jujur, untuk pertama kalinya ia ditampar oleh seorang gadis. Hampir semua gadis di SMA Gentara mau berpacaran dengannya, walaupun mereka tau hubungannya dengan Aidan akan tidak akan lebih dari seminggu.

Tapi saat ini... ah sial! Mengapa ia sekarang malah merasa bersalah!

***

Khalisa baru saja keluar dari toilet wanita. Ia berusaha mungkin untuk mencoba kuat. Ia tidak ingin dikatakan lemah. Khalisa berdoa semoga saja ia tidak akan bertemu lagi dengan laki-laki brengsek tadi.

"Oke Khalisa kamu harus semangat, jangan mudah nangis. Kamu kesini hanya untuk menuntut ilmu," gumam Khalisa menguatkan dirinya sendiri.

Langkah Khalisa terhenti saat saat tiga orang gadis seperti melangkah ke arahnya.

"Eh lo murid baru! Beraninya lo nampar cowok gue!" bentak salah satu gadis itu.

Khalisa melirik le arah name take gadis itu.

"Widia Angelina." batin Khalisa saat membaca nama gadis itu.

Gadis itu mendorong bahu Khalisa kasar.

"Lo nggak usah kecantikan deh jadi cewek, Aidan tuh pengen nyium lo karena tantangan doang!" ketusnya.

Khalisa menatap Widia dengan kedua temannya seraya tersenyum.

"Udah 'kan, nggak ada lagi yang mau kamu bahas. Yaudah aku ke kelas dulu," ujarnya.

Widia sangat marah mendengar balasan dari Khalisa, seakan gadis itu tidak menakuti dirinya.

"Lo, ya!" geramnya. Ia semakin melangkah mendekati Khalisa.

"Kamu Khalisa 'kan, anak baru pindahan dari pesantren?"

Pertanyaan dari seseorang yang berada di belakangnya membuat Widia menghentikan langkahnya. Sekarang ia terlihat merasa ketakutan.

"Mampus gue!" batin Widia.

"Iya Pak, saya katanya di kelas XII IPS 1," jawab Khalisa.

Laki-laki setengah paruh baya itu mengangguk mendengarkan perkataan Khalisa, ia lalu menatap ke arah ketiga gadis yang bersama Khalisa.

"Kalian bertiga ngapain di sini?! Kalian nggak denger bel dari tadi?!" ujarnya.

"Eh enggak kok Pak, kita tadi cuma pengen kenalan aja sama murid baru. Yaudah Pak, kita masuk ke kelas dulu," ujar Widia ketakutan. Ia dan kedua temannya segera meninggalkan Khalisa dan Pak Haris--kepala sekolah SMA Gentara.

Pak Haris terlihat mengedarkan pandangannya seperti mencari seseorang.

"Lili!" teriaknya.

Gadis yang mungkin bernama Lili itu menoleh, ia segera melangkah menuju Pak Haris bersama kedua temannya.

"Ada apa, Pak?" tanya Lili.

"Ini Khalisa, dia murid baru di kelas kamu," ujar Pak Haris.

"Yaudah kalian berempat ke kelas sekarang, saya permisi dulu," lanjutnya dan melangkah meninggalkan ke empat gadis itu.

Khalisa nampak canggung dengan ketiga gadis yang di depannya saat ini.

"Hai gue Lili, lo Khalisa kan?" Lili memberikan pergelangan tangannya agar dijabat oleh Khalisa.

Khalisa tersenyum, ia membalas jabatan tangan dari Lili.

"Iya aku, Khalisa," balasnya.

"Kalau gue Adelia," ujar gadis yang berambut pirang seraya mengulurkan tangannya. Khalisa membalas uluran tangan gadis itu.

"Kalau gue Dea," sambung gadis yang memiliki poni yang berada di samping Adelia.

Khalisa tersenyum kearah mereka bertiga. Ia senang ternyata mereka bertiga sangat ramah.

"Yaudah kita sekarang ke kelas, keburu Buk Umi datang!" lanjut Lili.

Mereka berempat langsung melangkah menuju ke kelas XII IPS 1.

"Gila ya Sa, lo baru jadi murid baru lho tapi udah banyak yang ngenal lo sekarang!" Suara itu berasal dari Dea.

"Iya gara-gara lo nampar Aidan," lanjut Adelia.

Lili tertawa kecil mengingat kejadian beberapa menit lalu.

"Lo hebat banget nampar tuh cowok fuckboy," sambungnya masih tergelak.

"Tapi lo harus hati-hati Sa, pasti para fans Aidan sekarang banyak yang nggak suka sama lo," sahut Adelia.

Khalisa sebenarnya masih tidak paham. Kenapa sepertinya seorang yang bernama Aidan itu sangat terkenal di kalangan murid-murid SMA Gentara. Hingga tadi sampai ada yang membully nya.

"Mungkin termasuk lo berdua," sambung Lili lalu kembali tertawa kecil melirik ke arah Adelia dan Dea.

"Lili!" geram Adelia dan Dea serentak. Sedangkan Lili terus tertawa kecil.

"Aku masih bingung lho, sik Aidan itu sebenarnya siapa kayaknya terkenal banget," ujar Khalisa penasaran.

"Oo ya, gue lupa lo dari pesantren. Nanti ke kantin ikut kita. Gue akan kasih tau siapa itu Pentara," lanjut Lili.

"Pentara?" tanya Khalisa.

"Udah sekarang masuk kelas dulu, nanti keluar main kita ceritain," sahut Dea.

"Assalamualaikum Buk," ujar mereka berempat saat memasuki kelas XII IPS 1.

Wanita paruh baya yang tadinya sedang menulis di papan, langsung menghentikan aktivitasnya.

"Kalian berempat dari mana?" tanyanya.

"Kita habis disuruh buat jemput murid baru di kelas ini, Buk," jawab Lili langsung.

Buk Umi hanya mengangguk mendengarkan perkataan Lili. Ia lalu memperhatikan penampilan sang murid baru tersebut.

"Yaudah kalian bertiga duduk, sedangkan kamu, perkenalkan diri dulu!" titah Buk Umi seraya menunjuk Khalisa.

Khalisa mengangguk, ia sekarang berdiri di depan papan tulis. Ia mengedarkan pandangannya ke arah teman-teman kelasnya.

Entah apa yang dirasakan Khalisa saat melihat pria yang duduk di pojok belakang dekat jendela adalah orang itu.

"Abi," batin Khalisa.

_____________________

Jangan lupa tinggalkan 🔥

Salam author❤️

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Astaghfirullah My Husband!    10. Salah Sangka

    Aidan mengendarai motornya menuju rumah Avior. Tepat dipertengahan jalan, hujan tiba-tiba saja mengguyur jalanan ibu kota.Aidan berniat untuk menepikan motornya sejenak untuk menunggu hujan reda. Tapi niatnya dibatalkan saat melihat seorang gadis dari seberang sana yang terlihat terus berjalan di tengah-tengah hujan begini. Sepertinya gadis itu tidak sadar jika saat ini Aidan mengikutinya. Aidan jelas bisa mendengar jika gadis itu terisak seperti sedang menangis. Dia kenapa? Pikir Aidan. Aidan mengernyitkan dahinya saat gadis itu melangkah menuju ke arah jembatan. Melihat kondisi gadis itu yang seperti berantakan membuat Aidan berpikiran yang tidak-tidak. Aidan turun dari motornya, lalu mengikuti langkah gadis itu. Gadis itu berhenti tepat di atas jembatan. Gadis itu masih tidak sadar jika Aidan mengikutinya. Suara tangisan jelas di dengar oleh Aidan dari gadis itu. Apa dia mau bunuh diri?Tapi kenapa? Kenapa dia nangis seperti itu? Pertanyaan-pertanyaan itu dipikirkan oleh

  • Astaghfirullah My Husband!    9. Sifat Asli

    "Abi, ibu kamu di mana?" tanya Khalisa. Saat ini ia sudah berada di rumah pria itu tepat pada pukul lima sore. "Dia mungkin ada di kamar, ibu udah nunggu kamu dari tadi," jawab Abi. Khalisa mengangguk. Tapi ia merasakan sesuatu yang aneh saat ini. Mengapa rumah Abi seperti tidak ada orang lain selain mereka berdua. Semua ART pria itu tampak tidak terlihat. "Kamu tunggu di sini aja dulu ya, aku mau manggil ibu," ujar Abi. Hanya selang beberapa menit Abi kembali menuju Khalisa dengan membawa segelas jus jeruk."Ini kamu minum dulu, ibu aku masih mandi," ujarnya lalu menyodorkan jus jeruk untuk Khalisa.Khalisa mengambil jus jeruk yang diberikan oleh Abi."Makasi," ujarnya. Lalu meminum jus jeruk tersebut hingga menyisakannya setengah."Sebenarnya aku mau ngomong sesuatu sama kamu," lanjut Khalisa."Oow ya, mau ngomongin apaan?" tanya Abi."Umm, ibu kamu kok sampai sekarang nggak keliatan.""Kamu cuma mau ngomongin itu? Astaghfirullah kamu gemas banget sih, Sa. Ibu aku katanya harus

  • Astaghfirullah My Husband!    8. Kesalahan

    Tidak ada manusia yang suci di dunia ini, semua orang pasti memiliki dosa. Semua orang pasti memiliki kesalahan. Tapi sebaik-baik orang yang melakukan dosa adalah menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. Begitu pun juga dengan Khalisa. Saat tiba di SMA Gentara, ia langsung mencari keberadaan Abi. Dirinya ingin menyelesaikan semuanya. Betapa bodohnya ia, semalam ia hanya mengangguk menjawab pertanyaan Abi. Itu artinya dirinya sudah melupakan larangan Allah untuk tidak mendekati zina. Abi memang laki-laki baik. Tapi laki-laki yang sebenarnya baik sudah pasti tidak akan mengajak untuk melakukan kesesatan. Semalaman Khalisa menyesali perbuatannya. Kenapa malam itu ia terbuai oleh perkataan Abi untuk berpacaran. Ini tidak boleh. Hari ini, Khalisa akan mengakhiri semuanya. Khalisa tidak peduli walaupun hubungannya hanya berlangsung beberapa jam. Dirinya sungguh menyesal.Khalisa bisa saja menghubungi Abi lewat handphone, tapi ia ingin meminta maaf secara langsung

  • Astaghfirullah My Husband!    7. Pacaran?

    Khalisa mengecek handphonenya, sudah tertera pukul 21.34 pm dan dirinya masih berada di rumah Abi.Jangan salah paham dulu! Mereka bukan hanya berdua, tapi Adelia, Surya dan Farel juga bersama mereka. Ibu dan juga adik perempuan Abi, juga ada di sana. Khalisa tidak terbiasa tidak ada di rumahnya pada jam segini. Ia sudah berapa kali mengecek handphonenya untuk melihat jam. "Astaga, gue kayaknya harus pulang duluan. Adik gue tiba-tiba aja sakit dan sekarang adik gue di rumah sakit." Suara histeris itu berasal dari Adelia setelah membaca pesan dari mamanya. "Yaudah, lo pulang aja Del! Biar kita yang lanjutin tugasnya," balas Abi. "Terus aku pulangnya nanti sama siapa dong?" tanya Khalisa. Memang, saat berangkat ke rumah Abi, Adelia lah yang menjemput gadis itu ke rumahnya. "Aduh Sa, sorry banget ya. Soalnya kasian ibu gue sendirian di rumah sakit. Lo pulang nanti sama Abi aja ya," balas Adelia. Khalisa hanya menghela napas pasrah mendengarkan perkataan gadis itu.Adelia beralih men

  • Astaghfirullah My Husband!    6. Panas

    "Kecerdasan yang paling cerdas adalah takwa. Dan kebodohan yang paling bodoh adalah maksiat."¶¶¶"Lo ngapain ke sini?!" Suara ketus itu berasal dari Abi ketika Aidan saat ini sudah berdiri di dekat Khalisa. Aidan menatap malas ke arah Abi. "Santai dong bro, keliatan banget lo takut kesaing sama gue," ujarnya seraya tergelak. "Hai Bos, lo duduk di dekat gue aja sini!" sahut Glen, ia memang sangat mengagumi para anggota Pentara. Abi menoleh ke arah Glen. "Lo apaan sih, Glen!" ketusnya."Kok lo kayak nggak suka banget sama gue," Aidan menatap ke arah name take cowok itu. "Nama lo bagus juga ya, Abibanyu Latif Affan," lanjut Aidan. Abi menatap tajam ke arah Aidan. "Kamu ngapain ke sini?! Jangan buat ulah lagi deh!" sahut Khalisa yang sebelumnya hanya diam."Nyamperin lo kali Sa," sahut Lili seraya tersenyum jahil ke arah Khalisa. Aidan menaikkan salah satu sudut bibirnya memandang ke arah Khalisa. Ia sebenarnya penasaran dengan nama panjang gadis itu. Karena name take yang dipakai

  • Astaghfirullah My Husband!    5. Lalisa Manoban

    "Abi!" panggil Khalisa seraya mempercepat jalannya untuk mengejar pria itu. Khalisa baru saja tiba di SMA Gentara, saat hendak ingin melangkah ke kelasnya, ia melihat Abi berada di depannya dengan jarak yang cukup jauh.Abi menoleh ke belakang saat mendengar panggilan tersebut. Ia menghentikan langkahnya saat mengetahui orang yang memanggil dirinya adalah Khalisa.Abi menaikkan kedua alisnya."Kenapa, Lisa?" tanyanya. "Sebentar," balas Khalisa. Ia lalu membuka resleting tas punggungnya."Ini uang kamu," ujar Khalisa seraya memberikan sebuah amplop putih kepada Abi. Abi terlihat tergelak melihat tingkah Khalisa saat ini. Menurutnya gadis di depannya saat ini sangat lugu. "Ya ampun Lisa, kamu lucu banget sih. Pake di amplopin segalak," ujar Abi lalu kembali tergelak. Tanpa sadar Khalisa menaikkan kedua sudut bibirnya melihat Abi saat ini."Astaghfirullah!" gumam Khalisa saat menyadarinya, ia segera menggelengkan kepala. "Eh, kamu kenapa?" tanya Abi yang tentunya mendengar perkataa

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status