共有

Astaghfirullah My Husband!
Astaghfirullah My Husband!
作者: suncake

1. Pertemuan

作者: suncake
last update 最終更新日: 2025-08-29 22:11:59

Gadis berhijab itu berjalan menyusuri jalanan ibu kota, ia saat ini berniat untuk pergi ke toko buku. Jarak yang cukup dekat dengan rumahnya membuat gadis itu memilih untuk berjalan kaki saja.

Gadis mungil yang nampak nyaman dengan pakaian kebesaran ditubuhnya malah membuat kesan gadis itu terlihat sangat imut. Gadis cantik itu bernama lengkap Khalisa Kaifiya Daneen.

Khalisa melihat toko buku yang ada di sebelah jalan sana. Ia melirik ke kanan dan ke kiri terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada kendaraan yang akan lewat ketika ia menyebrangi jalan nantinya.

Setelah merasa mulai aman, ia mulai menyebrangi jalan raya tersebut.

Tiinn tiinn tiinn!

Suara klakson yang berasal dari motor tersebut membuat Khalisa reflek berjalan lebih cepat, namun naas motor yang dilajukan sangat kencang tersebut membuat Khalisa kecelakaan ringan.

"Astagfirullah," ujar Khalisa reflek saat terjatuh.

Laki-laki yang menabrak Khalisa turun dari motornya. Pasti kali ini ia akan kalah balapan, dan harus mengabulkan permintaan para sahabatnya. Namun cowok yang memakai baju seragam sekolah, bername take Aidan Reynaldi Renandra sangat menghargai seorang yang bernama perempuan. Itu sebabnya sekali seminggu ia mengganti pasangan untuk menghargai cinta wanita yang lain. Astagfirullah!

"Aidan gue duluan!" Teriakan itu berasal dari Jojo sahabatnya yang baru saja melihatnya menuruni motornya. Mereka saat ini sedang balapan.

"Sialan lo!" teriak Aidan.

Khalisa yang mendengar interaksi antara dua orang yang tidak dikenalnya itu, berfikir entah cowok apa yang saat ini sedang ditemuinya. Khalisa langsung memandang orang yang sangat tidak berhati-hati dalam berkendara.

"Mashaallah." Entah hidayah dari mana yang membuat Aidan seketika menatap Khalisa mengucapkan puji syukur kepada Tuhan.

Khalisa langsung membuang pandangannya, ketika matanya dan Aidan sempat bertemu.

"Astagfirullah," gumam Khalisa tetapi masih bisa di dengar oleh Aidan.

"Muka gue kayak setan apa, ya?" batin Aidan sambil menyentuh pipinya.

Aidan mengulurkan pergelangan tangannya untuk membantu Khalisa.

"Cantik, sini gue bantuin."

Khalisa menelan salivanya susah payah mendengar panggilan dari cowok yang sama sekali tidak dikenalnya tersebut. Sungguh ia sangat tidak suka bila dipanggil seperti itu, terkecuali dengan abi atau mamanya.

Tanpa menjabat pergelangan tangan cowok tersebut, Khalisa mencoba berdiri sendiri.

"Bukan mahram!" balas Khalisa dan langsung pergi meninggalkan cowok tersebut.

Aidan mematung mendengarkan perkataan Khalisa. Ini adalah pertama kalinya ia dicuekin oleh seorang cewek.

"Astagfirullah, selama ini gue sering nyentuh bahkan nyium cewek," gumam Aidan. "Dosa gue banyak dong. Ampuni Aidan ya Allah."

Aidan tersenyum menatap kepergian gadis itu. Ia segera kembali menaiki motornya dan melajukannya begitu cepat.

"Kalau kita ketemu lagi, berarti kita jodoh," ujar Aidan sambil menaikkan kedua sudut bibirnya.

"Ah sial, namanya aja gue gak tau!"

***

Khalisa mencari-cari buku tentang islami. Ia tersenyum ketika melihat buku yang sudah lama diinginkannya.

Khalisa mengambil tiga buku, dua buku bertema tentang islami dan satu buku bertema masa remaja. Ia juga sama seperti gadis-gadis yang lain, mendambakan masa remajanya seperti kisah di novel yang digemarinya. Ah semoga saja ia tidak terbuai dengan manisnya duniawi. Ia bercita-cita memiliki kisah seperti Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Azzahra.

Khalisa menuju ke kasir, ia berniat untuk membayar buku yang diambilnya.

"Berapa, Mbak?" tanya Khalisa kepada penjaga kasir yang usianya sedikit lebih tua darinya.

"Tunggu dulu, ya!" balasnya lalu menghitung jumlah harga ketiga buku tersebut. "297 ribu."

Khalisa mengangguk, ia membuka tas kecil yang dibawanya.

"Astagfirullah," ujar Khalisa ketika tidak menemukan uang yang berada di dalam tasnya. Ah dia ceroboh sekali, karena tergesa-gesa ia mengambil tas yang salah. Tas yang berisi uang 400 ribu yang di berikan maminya berada di tasnya yang satunya lagi.

Wajah Khalisa yang menunjukkan kekhawatiran membuat penjaga kasir itu menaikkan kedua alisnya.

"Kenapa, Mbak?"

"Ma...."

"Ini berapa, Mbak?" sahut seorang pria kepada penjaga kasir memotong perkataan Khalisa.

"103 ribu, Mas."

"Kalau harga buku gadis ini berapa, Mbak?" lanjut pria tersebut.

Khalisa reflek menoleh ke arah pria tersebut, apakah gadis yang dimaksud adalah dirinya? Karena saat ini hanya mereka berdua yang sedang ingin membayar.

"297 ribu, Mas," balas perempuan penjaga kasir tersebut.

"Eh enggak u...."

"Jadinya 400 ribu, 'kan. Ini, Mbak." Perkataan Khalisa lagi-lagi dipotong saat pria yang sama sekali tidak dikenalnya itu sudah memberikan uang 400 ribu kepada sang penjaga kasir.

"Makasih, Mbak, makasih, Mas."

Pria tersebut langsung pergi begitu saja setelah membayarkan buku yang dibeli Khalisa.

"Eh tunggu!" ujar Khalisa sedikit keras.

Khalisa mengambil ketiga bukunya, ia berniat ingin berterima kasih kepada pria tersebut dan ia berjanji akan menggantikan uang pria tersebut.

"Eh kenapa kamu terus jalan sih, kamu nggak denger aku. Kaki aku lagi sakit nih nggak bisa ngejer kamu!" teriak Khalisa karena saat ini ia sudah berada di luar toko buku.

Pria itu berbalik menatap ke arah Khalisa. "Kamu manggil aku? Tapi aku nggak denger kamu nyebut nama aku."

Khalisa mendengus. "Bagaimana mungkin aku manggil nama kamu, aku aja nggak ngenal kamu."

"Eh iya, ya. Maaf," ujar laki-laki itu seraya tertawa kecil.

Khalisa sempat terhanyut oleh senyuman pria itu, pria di depannya ini begitu ramah dan baik.

"Aku ngejer kamu cuma mau bilang makasih, dan aku janji akan ganti uang kamu kok."

"Eh nggak usah, oh ya nama kamu siapa?"

"Khalisa Kaifiya Daneen panggil aja Lisa." Khalisa adalah orang yang cukup sulit memberitahukan namanya kepada cowok. Tapi ia menganggap pria ini sudah membantunya dan Khalisa yakin bahwa pria ini adalah orang baik.

"Oh ya Lisa, aku ikhlas kok," lanjut pria tersebut.

"Nggak, aku nggak mau punya utang. Kalau kamu mau, kamu bisa ke rumah aku, nanti aku gantiin uang kamu," ujar Khalisa.

"Nggak usah deh, kalau kita ketemu sekali lagi baru kamu bayar," balas pria tersebut. "Aku pergi dulu ya, ada urusan soalnya."

Pria itu berbalik dan melangkah untuk pergi.

"Eh siapa nama kamu?" teriak Khalisa. Ini adalah untuk pertama kalinya seorang Khalisa Kaifiya Daneen menanyai nama seorang cowok.

Pria itu berbalik ke arah Khalisa. "Abibanyu Latif Affan, panggil aja Abi!" teriaknya lalu berbalik melanjutkan langkahnya.

"Ya ampun, namanya Abi," gumam Khalisa sambil menaikkan kedua sudut bibirnya. "Eh astagfirullah!"

Hari ini Khalisa bertemu dengan dua cowok yang berbeda yang menurutnya memiliki sifat yang sangat bertolak belakang.

"Semoga besok di sekolah baru aku ketemu sama orang kayak Abi," gumamnya sambil tersenyum.

"Eh astagfirullah!" Khalisa reflek menepuk dahinya karena sudah memikirkan seorang cowok yang bukan mahramnya.

_______________

Salam Author❤️

Baca secara berurutan ya, jangan dilongkap!

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Astaghfirullah My Husband!    27.

    Aidan sengaja mendatangi kelas XII IPS 1 karena khawatir Khalisa akan risih dengan semua pertanyaan dari cewek-cewek yang mengangguminya.Ia bisa melihat dari lantai atas bahwa banyak para siswi di luar kelas Khalisa, Aidan yakin mereka semua ingin bertanya mengenai hubungan antara mereka berdua. Pasalnya pertemuan awal Khalisa dan dirinya di SMA Gentara terbilang cukup unik.Dengan bujukan dan rayuan nya, Aidan berhasil membuat sahabat-sahabatnya mau menemani dirinya ke kelas XII IPS 1.Mereka berlima langsung diberi jalan oleh para gadis yang tadi ada di luar kelas XII IPS 1.Sekarang kelas itu nampak sangat ribut. Padahal kelas-kelas di sebelahnya sedang belajar.Khalisa diam melihat Aidan dan teman-temannya datang ke kelasnya.Untuk apa?Aidan berjalan sendirian menuju Khalisa. Pria itu melihat ke arah semua orang."Gue ke sini mau beritahu kalian berhenti bikin sepupu gue risih dengan pertanyaan yang gak pe

  • Astaghfirullah My Husband!    26.

    Tidak ada yang berubah setelah Avior dan yang lainnya mengetahui tentang rahasia besar yang disembunyikan oleh Aidan. Semua kembali seperti semula, seperti biasanya. Mereka memahami mengapa Aidan melakukan itu.Saat ini mereka berlima sedang berada di rooftop SMA Gentara. Menyantap beberapa bungkus snack dan minuman dingin. Tidak ada yang merokok, mereka tidak ingin hanya wajah mereka yang tampan tapi paru-paru mereka harus juga tampan."Dan serius lo nggak ada perasaan sama sekali sama Khalisa?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh Jojo.Aidan mengernyitkan dahinya."Kenapa tiba-tiba lo bahas soal itu lagi, Jo?""Bukan apa-apa nih, lo jangan kayak Avior dan Langit. Bilang nya nggak cinta eh sekarang malah bucin parah," ucap Jojo seraya melirik ke arah Avior dan Langit.Uhuk uhukLangit yang mendengar namanya saat sedang meminum pop ice langsung tersedak oleh perkataan Jojo.Avior menatap tajam ke arah Jojo."Nga

  • Astaghfirullah My Husband!    25.

    Suara klakson motor terdengar ribut di luar rumah Aidan. Sepertinya ia mengenal suara motor tersebut. Sial! Itu adalah suara motor dari sahabat-sahabat nya!Aidan merasa panik, mereka sebelumnya tidak memberi tahu dirinya terlebih dahulu bahwa mereka akan berkunjung. Memang biasanya Avior dan yang lainnya tidak pernah memberi tahu Aidan apabila datang berkunjung.Aidan menghembuskan napas kasar, untungnya Khalisa saat ini sedang berada di rumah orangtuanya, karena mama gadis itu baru saja keluar dari rumah sakit. Khalisa menginap di sana dari kemarin untuk menemani mamanya. Sedangkan Aidan pulang duluan dari rumah mertuanya.Tapi foto-foto pernikahan dirinya dan Khalisa terpampang di luarnya tamu. Aidan berlari menuju keluar tamu untuk menyembunyikan foto tersebut.Avior terlebih dahulu masuk diikuti Rizal dan yang lainnya. Mereka memasuki rumah Aidan sepertinya rumahnya sendiri.Aidan gelagapan melihat sahabat-sahabatnya. "Hai?

  • Astaghfirullah My Husband!    24.

    "Keadaan lo sekarang gimana Sa?" tanya Lili saat di ruangan UKS, sekarang hanya mereka berdua yang ada disana.Khalisa tersenyum tipis, tidak ingin melihat sahabatnya itu khawatir."Udah baikan kok, lagian aku cuma kelelahan aja.""Syukurlah.""Di kelas gak ada guru?" tanya Khalisa.Lili memperlihatkan deretan giginya."Ada Buk Sri, cuma tadi kan gue disuruh maju kedepan, terus gak sengaja liat ke arah lapangan. Eh, ada Aidan lagi bopong cewek. Dan gue yakin itu lo karena cewek di sekolah ini, cuma lo yang make jilbab." Lili menjelaskan dengan detail.Khalisa mengangguk singkat mendengarkan perkataan Lili."Btw ada berita penting buat lo, Sa.""Apa?""Si Abi pindah sekolah cobak. Pindahnya mendadak banget, padahal udah kelas XII," ujar Lili memberikan informasi.Khalisa tidak memberikan respon apa-apa mendengarkan perkataan Lili. Ia hanya diam."Nih obat buat lo!" Perkataan itu membuat

  • Astaghfirullah My Husband!    23.

    Setelah terjadi proses tawar menawar mengenai hukuman yang diberikan, akhirnya Pak Budi pun setuju untuk mengurangi hukuman Aidan. Jadi Aidan hanya berlari mengelilingi lapangan SMA Gentara hanya 15 kali dan Khalisa berakhir 7 kali putaran. Itu adalah keputusan terakhir Pak Budi. Tidak bisa ditawar-tawar lagi.Namun Khalisa tetap menghela napas lega setidaknya Aidan tidak akan dihukum 25 kali keliling lapangan.Aidan berlari lebih dulu, meninggalkan Khalisa yang jauh dibelakangannya. Khalisa mengakui, lari Aidan sangat cepat jauh ketimbang dirinya.Benar-benar menguras tenaga, baru sekali putaran saja Khalisa sudah merasa sangat lelah dan tentu saja haus. "Semangat dong, Sa, masa segitu aja udah lelah!" ujar Aidan yang melihat Khalisa berjongkok karena kelelahan.Khalisa berdiri, ia mendongak ke atas. Ternyata banyak sekali siswi SMA Gentara sedang menyemangati Aidan dari lantai dua dan tiga.Khalisa menghela napas kasar, ia lal

  • Astaghfirullah My Husband!    22.

    "Aman. Gak ada orang. Sekarang lo duluan yang naik!" ujar Aidan. Ia mengajak Khalisa untuk melompati dinding yang cukup tinggi di belakang sekolah.Khalisa memandang dinding tersebut. Menurutnya itu sangat tinggi!Tidak mungkin ia bisa memanjat dinding itu. Khalisa sebenarnya juga takut dengan ketinggian."Aidan, aku lewat depan aja. Aku gak papa kok kalau dihukum.""Ih apaan lo. Lo mau muter keliling lapangan gitu? Atau lo mau hormat ke bendera sampai jam 11 nanti hah?" balas Aidan.Khalisa berpikir sebentar."Ya gak papa, itu udah konsekuensi yang harus aku lakuin," ujarnya. "Hmm, btw sorry ya gara-gara aku, kamu jadi ikut telat. Lain kali kamu gak usah nungguin aku ya biar gak telat.""Gak gue gak maafin lo," balas Aidan."Tapi kan aku nggak minta buat ditungguin, lagian kamu tumben-tumbenan mau bareng sama aku ke sekolah," ujar Khalisa."Gue tetap gak akan maafin lo.""Aidan, aku---"

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status