Home / Romansa / Atasan Kakakku Jadi Suamiku?! / Meninggalnya Orang Yang Disayang

Share

Meninggalnya Orang Yang Disayang

Author: OptimisNa_12
last update Huling Na-update: 2025-05-20 21:28:38

Bab 7 Meninggalnya Orang Yang Disayang

Nathan menoleh ke arah Naira. "Ada yang harus aku sampaikan ke kamu."

"Apa itu?" Naira tampak penasaran.

Nathan terdiam sejenak. Lalu ia kembali bersuara dan mengatakan kalau sebenarnya ibu Naira telah meninggal dunia.

Naira yang mendengar kabar tersebut pun seketika syok dan tak percaya. Karena terakhir kabar yang ia dapatkan dari kakaknya adalah ibunya sudah baik-baik saja dan sedang dalam masa pemulihan.

"Kamu gak bohong, kan?" ucap Naira, yang kini kembali meneteskan air mata.

Nathan terdiam seolah mengiyakan pertanyaan dari Naira tersebut.

Melihat respon Nathan, tubuh Naira pun lemas seketika. Ia menyadari kalau kabar yang disampaikan suaminya barusan adalah benar adanya.

"Ibu ...," lirih Naira.

Naira terus terisak sambil memanggil ibunya. Lalu, kembali lagi, Nathan memeluk istrinya itu karena perasaan tak teganya melihat wanita yang menjadi tanggung jawabnya itu lagi dan lagi meneteskan air mata.

***

Singkat cerita jenazah ibu Naira sudah kembali di bawa pulang dan pemakamannya pun selesai dilakukan. Di momen itu, kesedihan Naira semakin menjadi-jadi, bukan hanya karena kepergian ibunya yang selama-lamanya, tapi juga ketidak hadiran kakaknya di hari terakhir ibunya mereka itu.

Karena sebenarnya, sebelum proses pemakaman itu berlangsung, Nathan sudah memberitahukan kepada Naira kalau ia tidak memberikan izin pada Arhan untuk pulang. Tentu saja karena tugas yang harus dilakukan Arhan sesuai dengan kesepakatan yang sebelumnya mereka lakukan.

Naira sendiri sudah beberapa kali mencoba menanyakan alasan mengapa kakaknya tak diberi izin pulang kepada Nathan, akan tetapi Nathan selalu mengatakan kalau Naira tidak perlu tahu alasan tersebut.

***

Malam pun tiba ...

Naira yang baru saja masuk ke dalam kamar mendapati Nathan yang sudah tertidur di atas ranjang. Melihat hal itu, sontak membuat Naira berhenti dan ragu untuk melanjutkan langkah kakinya. Perasaan tak sudi untuk tidur satu ranjang dengan pria sejahat dan sekejam suaminya itu tiba-tiba menghinggapi dirinya.

Naira menatap tajam penuh amarah ke arah Nathan yang terlelap. "Sebenarnya pekerjaan kotor macam apa yang kamu berikan pada kakakku sampai kamu tega tak memberikannya izin untuk melihat ibunya yang terakhir kalinya?" batin Naira, menahan amarah di dadanya.

"Nathan, aku membencimu. Sangat membencimu!" tegas Naira dalam hati.

Sampai tiba-tiba Nathan membuka kedua matanya yang seketika membuat Naira terperanjat.

"Ngapain di situ? mau ngebu*nuh aku?" ucap Nathan.

Naira mendadak merasa takut mendengar ucapan suaminya barusan. Memang ia membencinya dan bahkan ingin mengamuk dirinya, tapi bukan berarti ia ingin membunuhnya. Walaupun seandainya Nathan tidak ada di dunia ini lagi, mungkin saja ia akan merasa lebih senang dari keadaannya yang sekarang.

Naira hanya bisa terdiam. Ia takut kalau-kalau Nathan akan berbuat di luar dugaannya. Karena dalam pikirannya, pria di hadapannya itu saja bisa setega dengan kakaknya apalagi dengan dirinya yang sama sekali tak memberikan manfaat apapun. Malah yang ada, Naira berpikir kalau dirinya adalah beban yang diberikan oleh kakaknya kepada Nathan.

"Tidurlah, kamu pasti lelah," ujar Nathan.

Tanpa berniat merespon perkataan Nathan, dengan malas Naira berjalan ke arah tempat tidurnya yang juga menjadi tempat tidur Nathan.

Bersamaan dengan Naira yang hendak memposisikan dirinya untuk tidur, Nathan pun mengubah posisinya menghadap ke arah wanita berambut panjang itu.

"Akan ku kembalikan hp mu besok, setelah itu kamu bisa menghubungi kakakmu," kata Nathan, lalu membelakangi Naira.

Melihat Nathan yang membelakangi Naira, ia pun tak mau kalah. Naira juga memposisikan dirinya membelakangi Nathan dan bahkan ia meletakkan gulingnya berada di tengah kasur sebagai pembatas antara dirinya dengan pria berstatus suaminya itu.

"Tapi ingat, jangan sekali-kali kamu tanyakan soal pekerjaan kakakmu atau alasan mengapa aku gak memberikan izin dia pulang. Kalau sampai kamu berani menanyakan itu, akan ada hukuman yang harus kamu terima," peringat Nathan, masih dengan posisi yang sama.

"Huh, aturan macam apa itu," gerutu Naira.

"Aku dengar itu. Sudahlah, jangan banyak bicara, turuti saja, kalau tidak, setiap malam saat aku tidur kamu harus menatap ku," ancam Nathan, yang padahal perkataannya barusan hanya berniat supaya istri itu tak lagi marah padanya.

Mendengar perkataan Nathan tersebut, Naira hanya tersenyum kecut dan memilih untuk tidak membalasnya. Ia pun merasa kesal sekesal kesalnya dengan pria berstatus suaminya itu. Ia lantas memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur meskipun hatinya masih diselimuti rasa kesedihan, tapi setidaknya bisa mengurangi kekesalannya terhadap suaminya itu.

***

Keesokan harinya ...

Naira yang masih berduka ditambah dengan sikap Nathan yang baginya amat menyebalkan, membuatnya setengah hati mengerjakan tugasnya pagi itu. Di mana ia menatap sarapan untuk suaminya itu dengan agak kasar ke atas meja makan.

"Masih lanjut kesalnya?"

Terdengar suara Nathan yang tiba-tiba dan membuat Naira terkesiap.

Naira menghela napas kasarnya. gadis berparas cantik itu memilih untuk tetap diam dan tak menggubris perkataan Nathan dan malah lanjut mengambilkan sarapan untuk suaminya itu. Tentunya masih dengan setengah hati dan agak kasar.

"Silakan kalau mau tetap lanjut ngamuknya. Tapi kalau nanti ada barang yang pecah, kamu harus ganti dengan apa yang kamu punya," ujar Nathan yang lalu duduk dan bersiap untuk makan.

Naira pun ikut duduk di bangku sebelah kanan Nathan. Tentu saja masih dengan memperlihatkan wajah cemberutnya.

"Hp ku mana?" tanya Naira ketus.

"Ada, nanti akan aku kembalikan. Sekarang ini temani dulu aku sarapan," balas Nathan.

Setelah sarapan selesai, benar saja, Nathan langsung mengembalikan ponsel Naira. Mendapati ponselnya kembali, Naira mendadak bersemangat karena sudah tak sabar lagi ingin menghubungi kakaknya.

Dan ya, ketika benda pipih itu dihidupkan, banyak pesan masuk juga panggilan tak terjawab dari Arhan. Di mana dari banyaknya pesan tersebut, Arhan menyampaikan permintaan maafnya karena tak bisa pulang di hari pemakaman ibunya lantaran izin dari Nathan yang tak didapat.

Membaca pesan dari kakaknya tersebut, lantas membuat Naira kembali penasaran dengan tugas apa yang membuat kakaknya itu sampai tak bisa diberikan izin oleh Nathan untuk pulang.

"Sebenarnya kamu kerja apa sih, kak?" gumam mu.

"Ingat, jangan tanya-tanyanya soal pekerjaan kakakmu." Nathan tiba-tiba muncul dan duduk di sebelah Naira.

Naira menghela napas kesal. "Iya, iya, aku ingat. Udah, sana pergi kerja."

Nathan menghela napasnya. "Bagaimana bisa aku bekerja kalau istriku masih berduka seperti ini." Nathan menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.

"Udah, buruan telepon kakakmu selagi hp nya ada di kamu," imbuh Nathan.

Naira hanya tersenyum kecut. Lalu ia kembali fokus ke layar ponselnya. Ia mencoba menghubungi kakaknya tapi sayangnya nomor yang ia tuju sedang tidak aktif. Sudah tahu begitu, Naira tetap saja terus melakukannya berulang kali dan tentu saja, hasilnya tetap sama.

"Ini nomornya kak Arhan gak aktif. Tolong dong hubungi siapapun yang bisa mastiin kalau kakakku baik-baik aja," pinta Naira yang mendadak khawatir dengan keadaan kakaknya.

"Udah, hp nya lagi gak aktif aja mungkin," balas Nathan.

Plakk!!

Naira memukul paha Nathan yang membuat dirinya langsung terduduk.

"Tolong dong sekali-kali ngertiin aku. Jangan cuma bisa nyakitin aja!" ujar Naira kesal.

"Iya, iya."

Sembari menahan rasa sakit di pahanya, Nathan lantas mengambil hp nya dan menuruti keinginan Naira.

Bersambung ...

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Atasan Kakakku Jadi Suamiku?!   Keinginan Naira

    Bab 15 Keinginan Naira Mendengar jawaban Alvin, Naira menghela napas kesal. Ia tak puas dengan jawaban yang baginya sama sekali tak membantunya itu. Ia pun pergi meninggalkan Alvin begitu saja."Masa iya sih aku harus tanya langsung ke Nathan?" pikir Naira dalam hati. Ia bingung sekaligus ragu.***Malam pun tiba. Dan Naira yang terduduk di atas kasur pun masih saja terpikirkan perihal dua nama yang begitu asing baginya. "Zara? Devan? siapa mereka dan apa hubungannya dengan Nathan?" pikir Naira.Ditengah-tengah lamunannya itu, tanpa Naira sadari tiba-tiba Nathan sudah berada sangat dekat di depan wajahnya."Naira?" panggil Nathan. Naira tersentak kaget dan reflek menjauhkan wajahnya dari suaminya itu."Kamu mikirin apa?" tanya Nathan lembut.Naira terdiam sejenak. Ia berusaha mengumpulkan keberanian untuk menanyakan dua nama asing yang tengah menyelimuti pikirannya saat itu."Boleh aku tanya sesuatu?" ujar Naira."Boleh. Kamu mau nanya apa?" Nathan lantas memposisikan duduknya dan

  • Atasan Kakakku Jadi Suamiku?!   Dua Nama Asing

    Bab 14 Dua Nama Asing"Kami akan pergi. Tapi sebelumnya izinkan saya bicara empat mata dengan Anda. Maaf kalau ini tidak sopan," ucap Aland.Nathan terdiam. Ia bingung harus mengizinkan Aland berbicara padanya atau tidak. Karena sebenarnya, Nathan sendiri sudah cukup lama mengenal siapa sosok Aland itu. Hanya saja karena masalah yang ada membuat hubungan keduanya merenggang.Namun pada akhirnya Nathan mempersilakan Aland untuk berbicara empat mata dengannya. Selain karena sudah mengenalnya, Nathan juga sedikit penasaran dengan apa yang ingin disampaikan oleh pria yang usianya di bawahnya itu. Setelah mendapat persetujuan, Aland lalu meminta Alvin untuk meninggalkannya terlebih dahulu. Alvin menurut dan akan menunggu Aland di luar."Aku harap kamu tetap baik," pesan Alvin pada Aland. Lalu ia pun pergi.Ternyata, meski Alvin tak tahu pasti apa yang akan disampaikan Aland kepada Nathan, namun dengan pesan yang diucapkannya kepada rekannya itu seakan dirinya mengerti dengan keadaan yang

  • Atasan Kakakku Jadi Suamiku?!   Apa Mungkin Aku Sudah Jatuh Cinta Dengannya?

    Bab 13 Apa mungkin aku sudah jatuh cinta dengannya? Ketika perasaan Naira sudah mulai lega, tangisannya juga sudah mereda, ia pun melepas pelukan dari Nathan. Ia menatap suaminya itu dengan serius dan mengatakan satu hal yang membuat Nathan tercengang. "Kalau kamu bisa menyuruh kakakku untuk membu*nuh seseorang, bisakah kamu membu*nuh pria jahat itu untuk ku?" Mendengar ucapan Naira, Nathan tercengang sejenak lalu memeluknya. "Tenanglah, biar aku urus satu manusia itu. Percaya sama aku, aku pastikan setelah ini dia gak akan pernah lagi mengganggu hidup kamu." Sebenarnya Naira merasa tak puas dengan jawaban Nathan. Namun mengingat keadaannya, ia juga tak bisa berbuat lebih. Ia pasrah dan mencoba untuk mempercayai suaminya itu. Cukup lama Naira berada dalam pelukan Nathan. Dan selama itu pula lah gadis berambut panjang itu mulai merasa nyaman dan tenang. Begitu juga dengan Nathan, entah mengapa ia juga merasakan kenyamanan selama bersama gadis yang mulanya terpaksa ia nikahi it

  • Atasan Kakakku Jadi Suamiku?!   Kemunculan Roy di Rumah Nathan

    Bab 12 Kemunculan Roy di Rumah Nathan "Sudah aku katakan sebelumnya, jangan pernah ganggu Naira lagi," peringat Aland, menatap tajam ke arah Roy.Mendengar ucapan Aland barusan membuat Nathan bertanya-tanya dalam hati. "Darimana dia tau nama istriku? apa mungkin dia dan Naira sudah saling mengenal sebelumnya?""Pergi!" usir Aland seraya mendorong kasar Roy.Meski takut dengan pistol yang dibawa Aland, Roy tak menyerah. "Akan ku buktikan pada Arhan, selama aku masih hidup, aku gak akan nyerah buat dapetin Naira. Kalaupun aku gak bisa, seeggaknya aku harus menyentuhnya!" Roy tersenyum menyeringai. Roy ingat betul dengan perkataan Arhan waktu itu, yang mana memintanya untuk terus bermimpi mendapatkan Naira. Lantas karena hal ini lah yang menjadikan Roy merasa tertantang sekaligus semakin terobsesi pada Naira. Tak hanya itu, karena perkataan Arhan tersebut lah yang akhirnya membuat Roy dendam pada Arhan. Dan tentu saja, salah satu untuk membalaskan rasa sakit di hatinya itu, Roy haru

  • Atasan Kakakku Jadi Suamiku?!   Pertemuan Nathan dengan Anak Buah Devan

    Part 11 Pertemuan Nathan dengan Anak Buah Devan"Aku yakin terjadi sesuatu sama Arhan. Jadi sekarang lebih baik kamu pergi ke Amerika. Entah mati atau hidup, yang penting kita harus temukan dia.""Baik, Pak. Tapi maaf ...." Namu sengaja menggantungkan ucapannya.Nathan menatap heran ke arah Namu. "Tapi apa?""Tapi ada kemungkinan kalau pak Arhan tertangkap oleh anak buah pak Devan ... atau bahkan oleh polisi. Karena itu nomornya gak aktif lagi.""Itu memang bisa saja terjadi, tapi aku berharap itu gak akan pernah terjadi. Kalaupun iya, aku yakin Arhan akan tetap baik. Kecuali kalau polisi yang menangkapnya, tentu akan beda cerita."Di tengah obrolan serius antara atasan dan bawahan itu, tiba-tiba ada panggilan telepon masuk ke telblephone. Nathan pun segera mengangkatnya yang rupanya dari resepsionis yang mengatakan kalau ada dua orang yang ingin bertemu dengan Nathan. Dua orang tersebut mengaku sebagai anak buah dari Devan, orang yang menjadi target utama dari Nathan. "Biarkan mere

  • Atasan Kakakku Jadi Suamiku?!   Keberadaan Arhan?

    Bab 10 Keberadaan Arhan ?Menepis perasaannya, Naira pun mencoba kembali menghubungi kakaknya. Sayangnya, hasilnya masih tetap sama. Nomor telepon Arhan masih tak aktif. Dan karena inilah membuat Naira khawatir dengan keadaan kakaknya itu sekaligus merasa curiga terhadap Nathan."Jangan-jangan ... dia membohongi ku soal keadaan kak Arhan."Menyadari ada yang tak beres, Naira segera beranjak dan keluar dari kamar. Wanita itu menyusuri hampir seluruh dalam rumah guna menemukan keberadaan Nathan. Dan ya, akhirnya Naira menemukan suaminya itu yang sedang tertidur di atas sofa.Dengan menahan amarah karena merasa dibohongi, Naira berjalan mendekat di mana Nathan berada. Lalu, saat ia tepat di hadapan pria itu, Naira malah terdiam sejenak lalu mengurungkan niatnya untuk membangunkan Nathan. Sebab Naira melihat wajah yang begitu lelah dari suaminya itu.Naira berbalik arah dan meninggalkan Nathan yang terlelap. Ia betul-betul tak tega jika harus membangunkannya di saat keadaannya yang sepert

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status