Share

Chapter 2

Penulis: Ni R
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-17 17:15:08

Sean memasuki mansion nya, pria itu menilik keadaan Aurora yang masih terbaring lemas di atas tempat tidur. Gadis itu masih terlelap, padahal ini sudah sangat sore. 

"Dia baru saja saya suruh untuk istirahat tuan. Rora kembali menimba air di kolam renang." ujar Smith memberitahu.

"Jangan sampai dia mati, kalian yang harus menanggung akibatnya!" ancam Sean membuat paman Smith mengeryitkan kening nya dalam. 

Sean kemudian berlalu begitu saja, masuk ke dalam kamar dan berganti pakaian. Lelaki itu mengasah kemampuan menembaknya, namun pikiran nya di hantui dengan permintaan Daddy nya tadi siang.

"Sialan...!" umpat Sean lalu pria itu memilih pergi ke kamar untuk mandi. malam ini Sean harus pergi malam malam yang sudah di rencanakan oleh Andreson. 

Lelaki itu menekan wajah dinginnya ketika memasuki restoran mewah, Bahkan restoran tersebut adalah salah satu milik keluarga Egalia. Wanita cantik nanti sexy, berpakaian sangat terbuka menampakkan senyum mengambang di wajahnya. 

Tanpa malu, wanita yang bernama Alice itu langsung bergelayut manja di leher Sean. Namun dengan cepat Sean mendorong wanita itu hingga jatuh kembali di tempat duduk nya. 

"Tidak bisakah kau bersikap lembut sedikit?" protes Alice sambil membenarkan pakaian nya yang sedikit berantakan.

"Dan tidak bisakah kau bersikap jual mahal sedikit!" suara dingin itu akhirnya membalas ucapan Alice. "Kau yang sudah menghasut Daddy juga untuk bertemu dengan ku bukan? Apa yang kau inginkan?" tanya Sean dengan wajah datar nya. 

"Aku mencintai mu, tidak bisakah kau menikahi ku. Sean, kita kenal sudah sejak kecil. Logika mana jika kau tidak memiliki perasaan pada ku?" dengan bangga nya Alice mengatakan semua itu hingga membuat Sean ingin muntah.

"Membuang waktu ku saja!" cicbir Sean kemudian pria itu beranjak pergi. Ia bahkan tidak mempedulikan teriakan Alice yang terus memanggil namanya. 

Sean pergi ke rumah utama, menemui Daddy dan adik perempuan nya yang sedang asyik bercengkrama. Anderson sudah bisa menebak dengan kedatangan anak pertama nya itu.

"Tidak bisakah Daddy berhenti ikut campur urusan ku? Apa lagi berusaha menjodohkan ku dengan Alice!" ujarnya sambil mendaratkan tubuhnya di samping Allena adik nya. 

"Sudah saatnya kau berkeluarga. Lagian Alice tidak terlalu buruk untuk menjadi menantu di keluarga Egalia ini." sahut Andreson.

"Alice? ...tidak Allena tidak setuju!" kali ini Allena membuka suaranya. 

Sean tertawa garing, pria itu tahu betul selera adiknya. Allena lebih suka jika kakak nya berhubungan dengan gadis baik dan lemah lembut juga keibuan.

"Dia sederajat dengan keluarga kita. Daddy ingin yang terbaik untuk mu." 

"Yang terbaik untuk Daddy belum tentu terbaik untuk kami anak-anak Daddy." sahut Sean kemudian pria itu pergi tanpa pamit. 

Andreson melepaskan kacamata nya, ia membuang nafas kasar. Sifat Keras kepala yang di miliki Sean berasal dari dirinya. Sean kembali ke mansion nya pukul sebelas malam, pria itu sangat lelah dan akhirnya memutuskan untuk tidur.

"Hei...kau....!" panggil Sean membuat Aurora yang sedang mengepel terkejut. "Ganti pakaian mu dan ikut aku!" perintah nya kembali. 

Aurora tak menjawab, gadis itu hanya mengangguk. Setelah berganti pakaian Sean mengajak gadis itu pergi . Sejak dua bulan yang lalu, ini adalah kali pertama Aurora menghirup udara segar. 

Sepanjang perjalanan Aurora terus memandang ke luar jendela, tak ada pembicaraan karena gadis itu sangat takut untuk mengeluarkan suara.Sean membawa Aurora pergi ke perusahaan nya, dan sesampainya di sana Sean bingung ingin berbuat apa. 

"Untuk apa kau membawa nya kemari?" tanya Julian setengah berbisik.

"Tidak tahu!" jawab Sean singkat.

"Kita pergi jalan-jalan saja. Kau sudah terlalu lama mengurung gadis itu. Sesekali biarkan dia menghirup udara segar." Julian memberi ide dan langsung di iyakan oleh Sean. 

Menyesal Sean, Julian mengajak nya pergi pusat perbelanjaan terbesar yang ada di kota itu. Bahkan tanpa memiliki rasa takut, Julian menggandeng tangan Aurora ke sana ke mari. Tawa dan senyum Aurora nampak jelas ketika ia dan Julian memainkan salah satu wahana permainan. Sedangkan Sean hanya jadi penonton. 

Ini adalah kali pertama Sean melihat wajah berseri dari Aurora, bbiasanya lelaki itu hanya melihat air mata saja.Entahlah, ada rasa tidak suka ketika melihat Aurora tertawa dengan pria lain.

"Aku lapar!" ucap pria itu menghentikan aktifitas Julian dan Aurora.

"Aku akan mengajak mu makan enak. Pasti selama ini Sean tidak memberi mu makan enak. Lihat badan mu, kurus!" ujar Julian dengan berani nya. Lelaki itu lalu menarik tangan Aurora menuju salah satu restoran cepat saji.

Aurora mana tahu makanan seperti itu, ia hanya gadis kampung yang tidak tahu apa-apa. Tak ada perkataan yang keluar kecuali Julian mengajak nya berbicara. Sesekali Sean melirik ke arah gadis yang duduk di depan nya itu.

"Sejak kapan seorang Sean makan dan duduk bersama seorang gadis kampungan seperti ini?" tanya suara yang sangat di kenali oleh Sean dan Julian.

"Mau apa kau?" tanya Sean dingin.

"Kau menolak makan malam bersama ku dan malah pergi dengan mereka!" cibir Alice tidak suka. 

"Dasar, wanita aneh!" umpat Julian.

Tiba-tiba, Alice menyiram kepala Aurora dengan minuman milik Sean. Gadis itu hanya tertunduk diam sambil merasakan dingin nya guyuran minuman itu. 

"Apa yang kau lakukan? Dasar gila!" Julian berteriak tidak terima.

"Aku tidak suka melihat dia!" tunjuk Alice tepat di wajah Aurora. Julian bergegas mengusap wajah Aurora menggunakan tisu. 

Sean yang geram malah membalas perbuatan Alice dengan menyiram wajah Alice dengan minuman milik Aurora. "Impas bukan!" ucap nya dengan tawa di hiasi sorot tahan. Sean menarik tangan Aurora dan mengajaknya pergi ke toko pakaian. Pria itu mengambil asal satu set pakaian dan menyuruh Rora untuk mengganti nya.

Ingin rasa nya Aurora marah, namun apa daya? Ia sangat takut pada Sean. Sedangkan Alice terus mengumpat perbuatan Sean bahkan langsung melaporkan kejadian tersebut pada Daddynya.

"Kita Pulang!" ujar Sean ketika melihat Aurora sudah keluar dari ruang ganti.Pria itu menarik tangan Aurora dan meninggalkan Julian begitu saja. 

"Lalu, bagaimana dengan aku?" tanya Julian setengah berteriak.

"Gunakan otak mu. Pulang sendiri...!" sahut Sean membuat Julian kesal.

Namun, ketika di parkiran Aurora tiba-tiba bersembunyi di belakang tubuh Sean. Gadis itu ketakutan, bahkan tangan nya erat mencengkam jas milik Sean. "Kau kenapa?" tanya Sean bingung. Namun Aurora tak menjawab. 

Seketika Sean paham saat ia melihat ayah kandung Aurora yang berjalan bergandengan dengan seorang wanita yang biasa di panggil Mamy itu. Sean membiarkan dua orang itu pergi terlebih dahulu baru lah ia dan Aurora masuk ke dalam mobil.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 28

    "Cepat katakan pada ku, Jhon. Apa tujuan mu yang ingin menghabisi keluarga ku?" Sekali lagi Andreson bertanya pada Jhon yang sampai saat ini masih tidak mau membuka suara. "Papi,.....!!" Lirih Alice memalingkan wajahnya saat melihat tuan Andreson menginjak bekas luka tempak di kaki Jhon. Cuiiiiih............Jhon yang tidak memiliki rasa takut meludahi sepatu milik Andreson. Anderson menoleh ke atas bawah, pria ini merasa jijik lalu mengusapkan sepatunya ke arah wajah Jhon. Emosi Andreson telah memuncak, pria paruh baya ini dengan bringas menembaki tubuh Jhon. Dor.....Dor.....Dor.....Dor......Empat peluru bersarang tepat di dada Jhon, Alice yang melihat hal tersebut tentu saja histeris. Jhon di tembak mati tepat di depan mata anaknya. "Papi,....papi......papi.....!!" Alice berteriak histeris, ingin rasanya wanita ini menghampiri tubuh Jhon tapi apa daya ia sendiri di kurung di kurungan yang berbeda. "Kedua anak ku telah merasakan kehilangan salah satu orang tua. Bagaimana A

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 27

    "Oh, badan ku sakit semua. Apa ini yang di rasakan Aurora saat aku menyuruhnya menguras kolam renang?" Batin Sean. Sean memijat sendiri tangan dan kakinya yang terasa lelah. "Pegal ya?" Tanya Aurora yang sebenarnya sudah tahu jawabannya."Aku minta maaf karena aku pernah menyuruh mu menguras kolam renang waktu itu," ucap Sean merasa bersalah. "Makanya, kalau mau melakukan sesuatu itu di pikir dulu. Tidak semua orang memiliki tenaga yang kuat." Sean menggesekkan kepalanya di pundak Aurora. "Aku benar-benar lelah. Tangan dan kaki ku sakit sekali, aku tidak bisa tidur!" Keluhnya. "Berbaringlah, aku akan memijat mu!" "Tapi sudah malam, kau harus segara tidur!" "Tidak apa-apa. Baru jam sepuluh malam,aku akan memijat mu setengah jam!" "Seriusan?" Tanya Sean memastikan. "Tapi tidak gratis!" Ujar Aurora yang mencari kesempatan. "Katakan, berapa yang harus aku bayar?" "Tidak mahal, cukup ajak aku pantai. Aku rindu suasana laut!" "Hanya itu?" "Ya," jawab Aurora singkat. "Baiklah,

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 26

    "Di mana Daddy dan kak Sean?" Tanya Allena penasaran. "A-ada,...!" jawab Rora gugup. "Mereka sedang ada pekerjaan!" Allena mengerutkan keningnya heran dengan sikap Aurora yang terlihat seperti menyembunyikan sesuatu. "Kak, apa kakak sakit?" Tanya Allena penasaran. "Aku baik-baik aja. Allena, apa aku boleh bertanya sesuatu pada mu?" "Katakanlah, apa kak?" "Tentang kakak mu, apa dia tidak memiliki kekasih?" Tanya Aurora membuat Allena tertawa. "Kulkas delapan pintu seperti kak Sean tidak akan ada perempuan yang bisa meluluhkan hatinya. Percayalah!" "Kulkas delapan pintu, apa dia sedingin itu?" "Kak, lihatlah kehidupan kak Sean. Hidup menyendiri di tengah hutan, kakak saja yang mau jadi istrinya!" Allena mengupas menertawakan kakaknya sendiri. Menurut Allena, Sean sangat aneh yang tidak mau tinggal di tengah keramaian. "Jangan takut untuk jatuh cinta dengan kak Sean. Dia adalah tipe laki-laki setia," ucap Allena. "Dia pernah menyiksa ku," adu Aurora. "Hah? menyiksa bagaimana

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 25

    Aurota langsung menutup matanya saat Sean menunjukan keadaan Alice yang sudah tak beraturan. Wajahnya yang memar bahkan luka ada di mana-mana. Rambut Alice di potong acak-acakan, Aurora merasa kasihan pada wanita yang sudah menculiknya ini. "Aku tidak mau melihat dia,"ucap Aurora yang masih menutup kedua matanya. "Siapa pun yang berani menyentuh mu, akan ku buat dia jauh lebih menderita." Ujar Sean yang menatap tajam ke arah Alice. "Kau sudah melewati batasan mu Sean!" Ucap Alice yang masih memiliki tenaga. "Batasan mana yang aku lewati?" Tanya Sean dengan wajah dinginnya. "Bisa-bisa kau lebih memilih perempuan yang baru kau kenal di banding aku yang sudah mengenal mu sejak kecil. Kau benar-benar keterlaluan Sean!" "Kau lupa di saat keluarga mu sedang berduka aku dan anakku lah yang sudah menghibur mu dulu," ucap Jhon mengingatkan. "Dan kau pasti masih ingat yang sudah membuat aku dan anak ku berduka?" Suara berat Andreson mengejutkan mereka yang ada di dalam ruangan tersebut

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 24

    Kembali pulang ke mansion, Aurora langsung masuk ke dalam kamar nga sedangkan Sean pergi ke salah satu tempat yang ada di mansion nya. Wajah nya dingin, bahkan paman Smith tidak berani untuk menyapa pria yang terlihat sedang marah sekarang. Langkah Sean yang lebar, membuat nya sedikit cepat dalam berjalan. Dua orang pria bertubuh besar membukakan pintu untuk pria itu, Sean masuk lalu pintu tersebut di tutup kembali. Yang ada dalam pikiran Sean, wajah memar Aurora yang sampai sekarang belum memudar. Benarkah laki-laki ini telah jatuh cinta pada Aurora? sedangkan pernikahan nya hanya tinggal beberapa bulan saja. "Sean, lepaskan aku!" teriak Alice ketika wanita itu melihat Sean dari balik jeruji besi. Sean tak bergeming, wajah pria itu semakin dingin. Sean memandang lekat rambut panjang Alice, bibir Sean langsung tersungging. "Apa Jhon Charles sudah mati?" tanya Sean dengan suara berat nya. "Lepaskan aku Sean, bagaimana bisa kau memperlakukan teman masa kecil mu seperti ini?" lagi-l

  • Aurora Gadis Terjual   Chapter 23

    Alice memainkan gunting di tangan nya, wanita itu tersenyum licik memandang Aurora yang sedang ketakutan. Jhon melipat ke dua tangan nya, pria itu sangat mendukung apa yang di lakukan oleh anak nya. Alice maju selangkah, membuat Aurora mundur dengan sisa tenaga nya. "Jangan sakiti aku!" mohon Aurora namun nyata nya Alice masih mencoba menakuti Aurora. "Kau sudah menghalangi ku untuk mendapatkan Sean. Jadi, kau harus lenyap agar aku bisa menjadi satu-satu nya ratu dalam hidup Sean." ucap Alice dengan bangga nya. Sementara itu, Sean dan Julian cukup kesulitan untuk mencari Aurora. Sudah berapa kali Sean berusaha melacak keberadaan istri nya namun tidak bisa. "Seharusnya, menurut pelacakan ku Aurora ada di sekitar sini." ujar Sean bingung. "Apa kau yakin, apa chip itu bekerja dengan baik?" tanya Julian memastikan. Sean kemudian menunjukkan ponsel nya pada Julian, seharusnya Aurora ada di lorong ini namun mereka tidak menemukan siapa pun di sini. Sean kemudian melanjutkan pencarian n

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status