Share

Chapter 6

Saat ini, Andreson sedang memandang Aurora dari ujung kaki hingga kepala, sorot mata nya tajam seakan mengintimidasi gadis yang sedang menundukkan kepala itu. Sedangkan Allena, gadis itu sangat senang ketika melihat kedatangan kakak nya dan juga calon ipar nya. 

Aurora lebih tua satu tahun dari Allena, namun sikap manja Allena membuat dia terkesan seperti anak-anak sekolah menengah atas. Namun, Sean belum membuka suara untuk memperkenalkan Aurora pada Andreson. 

"Siapa nama nya?" suara berat khas Andreson tertuju pada Sean. 

"Kenalkan diri mu...!" perintah Sean pada gadis yang sejak tadi berkeringat panas dingin itu. 

"Perkenalkan, nama saya Aurora..." tenggorokan Aurora seakan cekat menahan ketakutan.

"Hai kak Rora, nama ku Allena." sapa Allena dengan senyum yang terus menghias di wajah nya. 

"Hai....Allena," sapa balik Aurora dengan senyum manis nya. 

"Kami akan menikah besok...!" kali ini Sean membuka suara. 

Andreson hanya menaikkan sedikit bibir nya, "Terserah kau...!" seru Andreson. 

"Pernikahan kami tidak ada resepsi atau acara besar lain nya." Sean menegaskan bahkan itu sudah masuk dalam perjanjian ia dan Aurora. 

"Asyik,...aku akan punya kakak perempuan." Allena sangat bahagia mengetahui kakak nya akan menikah, namun gadis itu tidak tahu latar belakang dari pernikahan kakak nya. 

Andreson terus memandang Aurora, meski kulit keriput mending di sekeliling bagian mata, namun tetap saja Aurora tidak berani membalas tatapan itu. 

"Sorot mata mu mengingatkan ku kepada seseorang." ucap Andreson membuat ke dua anak nya dan juga Aurora serentak menoleh ke arah nya. 

"Seseorang siapa Daddy..?" tanya Sean penasaran.

"Entahlah, aku tidak yakin...!" seru nya. "Lanjutkan makan malam kalian, aku ingin istirahat." perintah nya lalu Andreson memilih pergi ke kamar nya. 

Baik Sean maupun Allena merasa bingung dengan sikap Daddy mereka. Sejak kedatangan Aurora, Andreson terus memandang gadis itu tanpa henti.

Aurora yang kebingungan memilih diam, gadis itu sudah kehilangan selera makan nya sekarang. 

"Kita menginap di sini." ujar Sean memberi tahu. 

"Kak, tidur sama aku aja." Allena mengajak calon kakak ipar nya untuk tidur bersama nya. Aurora tak berani menjawab, gadis itu menoleh ke arah Sean untuk meminta jawaban. "Jangan pedulikan Kak Sean, ayo...kita ke kamar ku." ujar Allena lalu menarik tangan Aurora untuk pergi ke kamar. 

Sean mendengus kesal kemudian pergi ke kamar nya. Allena gadis polos, tidak sekali pun ia bertanya latar belakang Aurora. Allena meminjam kan nya pakaian tidur, untung saja ukuran baju mereka hampir sama. 

Sepanjang malam, Allena dan Aurora hanya menonton drama yang sedang viral sekarang. Sudah lama Aurora tidak menonton seperti ini, gadis itu sangat senang malam ini. 

Berbeda dengan Sean, laki-laki itu tidak bisa tidur karena terus terbayang wajah cantik Aurora. Berguling ke sana kemari membuat diri nya kesal sendiri. 

Sean keluar dari kamarnya, pergi menuju kamar Allena. 

"Ngapain...?" tanya Allena tidak senang. 

Tidak menjawab, Sean menerobos masuk ke kamar adik nya lalu merampas camilan yang sedang di makan Aurora. "Kau mengajari nya menonton drama seperti ini?" tanya Sean lalu mengganti drama yang sedang di tonton Aurora dan Allena. Sebenarnya, ke dua gadis itu nerasa sangat kesal. Namun apa daya, sudah sejak tadi Allena mengusir kakak nya dari kamar nya. 

Sean mengajak ke dua gadis itu untuk menonton drama action, tentu saja mereka berdua tidak ingin. Allena mengajak Aurora naik ke atas tempat tidur karena ia sudah sangat mengantuk.

Sebenarnya Aurora masih canggung dengan keadaan seperti ini, namun ia harus tetap menjalaninya. 

Pukul satu malam,drama yang di tonton Sean baru selesai. Lelaki itu mematikan laptop milik adik nya. Sean memandang wajah Allena dan Aurora bergantian, namun mata Sean terus tertuju pada Aurora. 

"Cantik...." gumam Sean yang baru menyadari nya. Sean kemudian menaikan 

 Lelaki itu kemudian kembali ke kamar nya, tidak lupa untuk mematikan lampu kamar sang adik. Entah kenapa Sean tidak bisa tidur juga, lelaki itu seakan tak sabar menunggu hari esok. "Sialan, ini hanya pernikahan yang tidak aku inginkan tapi kenapa aku sangat gugup?" Sean mengumpat pada diri nya sendiri. 

Malam semakin larut, kini kilau cahaya masuk melalui lubang ventilasi kamar. Aurora terbangun, namun gadis itu sangat kaget ketika melihat beberapa orang yang sedang menunggu nya. 

"Siapa kalian? di mana Allena?" ke dua alis itu mengerut kebingungan. 

Allena keluar dari kamar mandi lalu berkata, "Cepat mandi kak, kakak akan di rias karena hari ini adalah hari pernikahan kakak dan kak Sean." seketika Aurora tersentak kaget. Gadis itu sungguh melupakan sebab apa diri nya bisa berada di rumah mewah ini. 

Allena menarik tangan Aurora yang masih belum sadar dengan ucapannya. Aurora hanya mencuci muka dan menggosok gigi. Kemudian gadis itu makan roti dan minum susu sebagai sarapan nya pagi ini. Setelah itu ia langsung di rias oleh beberapa orang. 

Sungguh, Allena tak berkedip ketika melihat Aurora yang baru saja selesai di rias. gaun putih bertabur permata tak berlengan dan menampakkan pundak gadis itu. Aurora pun tidak percaya jika yang ada di pantulan cermin itu adalah diri nya. 

"Kak, kau sangat cantik..." puji Allena sambil memutari calon ipar nya itu. 

"Be-benarkah?" Aurora masih tidak peecaya. 

"Kau sangat cantik kak, mari kita turun, kak Sean sudah menunggu di bawah." ujar Allena. 

Ya, pernikahan mereka hanya di langsung di rumah itu. Sean hanya mengundang beberapa pendeta dan saksi untuk pernikahan nya. Tidak lupa Andreson hanya bersikap biasa saja dengan Aurora namun ketika ia menatap dalam mata gadis itu, entah kenapa ada sesuatu yang mati serasa hidup kembali. 

Allena menggandeng tangan Aurora, mengantarkan nya pada altar pernikahan. Sungguh menyedihkan, pernikahan yang seharusnya menjadi hari bahagia untuk semua orang. Aurora merasa miris dengan kehidupan nya sekarang. "Menyedihkan...!" gumam Aurora yang hanya dirinya saja bisa mendengar. 

Sean, lelaki itu tak berkedip ketika memandang gadis yang tengah berjalan di karpet merah itu. Entah kenapa jantungnya tiba-tiba berdetak sangat kencang. Netra mata ke duanya bertemu ketika Aurora berdiri tepat di depan lelaki itu. Allena mengulurkan tangan Aurora lalu di sambut oleh Sean dengan perasaan yang bercampur aduk. 

Sama hal nya dengan Aurora, entah kenapa sambutan tangan Sean terasa hangat hingga ke palung hati nya. Pemberkatan di mulai, Andreson masih menatap tajam ke Aurora, entah apa yang di pikirkan nya sekarang. Sedangkan Allena menangis haru ketika melihat kakak nya dan Aurora saling mengucapkan janji suci. 

Sean mengeluarkan cincin lalu menyematkan nya di jari manis Aurora. Gadis itu berdebar, desiran aneh mulai menyeruak masuk ke hati nya. Apalagi ketika Sean mencium kening ya, tubuh gadis itu langsung kaku dan juga menegang. Tidak hanya Aurora, Sean juga merasakan hal yang sama namun lelaki itu masih bisa mengontrol keadaan nya sekarang. 

Nampak dari jarak yang sedikit jauh, Alice melihat pernikahan Sean dan Aurora dengan penuh amarah. Gadis itu mengepalkan ke dua tangannya, tidak terima jika Sean menikah dengan gadis yang pernah ia temui di mall sewaktu itu. Tidak hanya Alice, Julian yang menghadiri pernikahan itu hanya bisa diam dan tertunduk lemas, gurat wajah nya menandakan kesedihan. 

Pernikahan selesai, Sean langsung mengajak Aurora pulang ke mansion nya. Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan karena sepasang pengantin baru itu bingung ingin bicara apa. 

"Istirahat lah." ujar Sean ketika mereka tiba di mansion. 

"Hmmm...." sahut Aurora tak membuka mulut nya. Gadis itu langsung masuk ke dalam kamarnya, mengunci pintu lalu menghempaskan diri ke atas tempat tidur nya. Begitu juga dengan Sean, pemikiran nya seakan mati setelah menikahi Aurora. Ia bingung akan melakukan apa selanjutnya.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ni R
follow Ig ku kak, Ni.riy
goodnovel comment avatar
alanasyifa11
sejauh ini suka banget ama ceritanya! bakal lanjut baca setelah ini~ btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow nih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status