Share

Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta
Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta
Author: Itha Irfansyah

Bab 1.

last update Last Updated: 2025-09-02 21:15:07

“Apa?”

Nada suara Dara meninggi, matanya melebar tak percaya pada kalimat yang baru saja diucapkan ayahnya.

“Pernikahan ini sudah disepakati sejak lama, Nak. Demi bisnis keluarga kita.”

Dara ingin protes, tapi lidahnya kelu. Ia bahkan belum lulus kuliah, dan sekarang diminta menikah dengan pria yang bahkan tak pernah ia kenal.

“Kenapa harus aku? Kenapa bukan yang lain?” gumamnya pelan.

Ayahnya hanya menghela napas.

“Karena hanya kamu yang bisa menyelamatkan nama baik keluarga.”

Di sisi lain kota, Arga justru sedang bersantai di balkon apartemennya, menikmati kopi.

Hidupnya sudah cukup nyaman, apalagi ia adalah pewaris sebuah perusahaan besar. Tapi semua kenyamanan itu seperti runtuh ketika sang ibu datang membawa kabar.

“Kamu harus menikah dengan Dara. Bulan depan.”

Arga hampir tersedak kopinya.

“Menikah? Dengan orang yang bahkan aku nggak kenal?”

Ibunya hanya tersenyum tipis.

“Kamu akan terbiasa. Anggap saja awalnya kewajiban, nanti… siapa tahu bisa jadi sesuatu yang lebih dari itu.”

Arga mendengus, malas menanggapi.

Pernikahan? Bukan sesuatu yang pernah masuk dalam rencananya.

Hari pertemuan pertama pun tiba.

Dara dengan wajah kesal duduk di meja restoran, sementara Arga datang dengan gaya cueknya.

“Jadi kamu calon istriku?” Arga membuka percakapan dengan nada datar.

Dara mendelik. “Jangan ge-er. Aku pun nggak mau.”

Untuk sesaat, keduanya hanya saling menatap. Tidak ada senyum, tidak ada kehangatan. Hanya… keterpaksaan.

Tapi entah kenapa, di balik tatapan kesal itu, ada sesuatu yang membuat hati mereka sama-sama bergetar, meski tak ada yang mau mengakuinya.

Restoran itu terlalu mewah untuk pertemuan yang terasa hambar. Dara menunduk, memainkan sendok di tangannya, sementara Arga bersandar malas dengan ekspresi jenuh.

“Kalau kita menikah,” Dara membuka suara akhirnya, “aku harap kamu tahu, aku melakukan ini hanya karena orang tuaku.”

Arga menaikkan satu alis. “Kebetulan. Aku juga sama. Jadi, jangan pernah salah paham.”

Dara mendengus. “Percayalah, jatuh cinta sama kamu itu nggak pernah ada di daftar hidupku.”

“Bagus,” jawab Arga singkat, lalu meneguk air putihnya.

Tak ada senyum, tak ada basa-basi. Hanya percakapan kaku yang lebih mirip perjanjian bisnis ketimbang obrolan calon pasangan hidup.

****

Minggu-minggu berikutnya berjalan cepat. Semua persiapan pernikahan diurus keluarga. Dara hanya hadir ketika benar-benar harus, Arga pun tak jauh berbeda.

Hari pernikahan tiba.

Gaun putih melekat di tubuh Dara, membuatnya tampak anggun meski wajahnya jelas tidak berbahagia. Sementara Arga, dengan jas hitam rapi, terlihat lebih seperti model iklan majalah daripada mempelai yang jatuh cinta.

Saat ijab kabul selesai, tepuk tangan menggema. Semua orang tersenyum… kecuali kedua mempelai.

Dara hanya menghela napas.

“Resmi sudah, aku terikat dengan orang asing,” batinnya.

Arga melirik sekilas ke arahnya, lalu kembali memandang lurus ke depan.

“Semoga ini cepat berlalu.”

Malam pertama pun tak berjalan seperti cerita romansa kebanyakan.

Di kamar hotel yang dipenuhi bunga, Dara sibuk membuka koper, sementara Arga sudah mengambil bantal cadangan dan meletakkannya di sofa.

“Kamu tidur aja di ranjang. Aku nggak apa-apa di sini,” ucap Arga santai.

Dara menoleh, heran sekaligus lega.

“Syukurlah kita sepakat dalam satu hal,” katanya dingin, lalu merebahkan diri tanpa banyak kata.

Lampu kamar redup, keheningan menyelimuti. Dua orang asing kini sah menjadi suami istri, tapi hati mereka sama-sama jauh, dingin, dan penuh penolakan.

Rumah dua lantai bergaya modern itu akhirnya jadi tempat tinggal mereka. Bukan rumah impian Dara, apalagi Arga. Tapi keluarga besar sudah sepakat: setelah menikah, mereka harus tinggal bersama.

Dara berdiri di ruang tamu, memeluk lengannya sambil menatap sekeliling.

“Lumayan, sih. Cuma terlalu… dingin.”

“Cocok sama pemiliknya,” celetuk Arga sambil menjatuhkan jasnya di sofa.

Dara menoleh cepat, mendengus. “Tenang aja, aku nggak bakal betah juga lama-lama di sini.”

“Bagus,” jawab Arga pendek, lalu langsung naik ke lantai dua tanpa menoleh lagi.

Malam pertama di rumah itu jauh dari romantis. Dara sibuk mengatur lemari pakaian, sementara Arga duduk di balkon, main ponsel.

“Eh, tolongin ini dong, gantungan baju terlalu tinggi,” pinta Dara tanpa menatap.

Arga melirik sebentar, lalu kembali ke ponsel. “Kamu kan bisa naik kursi.”

Dara mendengus keras. “Laki-laki macam apa sih kamu?”

“Laki-laki yang dipaksa nikah,” balas Arga santai.

Hari-hari berikutnya pun penuh kejanggalan.

Pagi hari. Dara bangun lebih dulu, menyiapkan sarapan sederhana. Arga turun dengan wajah setengah ngantuk, lalu melihat meja makan.

“Kamu bisa masak juga ternyata?” tanyanya datar.

“Kalau nggak suka, jangan makan,” jawab Dara ketus.

Arga mengangkat bahu. “Enak sih… cuma jangan GR, aku tetap nggak doyan sama kamu.”

Dara menahan diri untuk tidak melempar sendok ke wajahnya.

Malam hari.

Arga sedang menonton bola di ruang keluarga. Dara lewat, membawa segelas susu.

“Bisa kecilin volumenya nggak? Aku mau tidur,” protes Dara.

Arga menoleh santai. “Rumah ini milik berdua, jadi jangan merasa kayak kos-kosan kamu aja.”

Dara mendelik. “Aku nyesel banget, sumpah.”

“Tenang, aku juga,” balas Arga dengan senyum tipis menyebalkan.

Meski begitu, tanpa mereka sadari, interaksi dingin itu mulai membentuk kebiasaan. Pertengkaran kecil, sindiran, bahkan keheningan, semuanya jadi bagian dari kehidupan baru mereka.

Belum ada cinta. Belum ada kehangatan.

Hanya dua orang asing yang terpaksa berbagi atap, berbagi ruang, dan berbagi hidup.

Untuk sementara… itu sudah cukup membuat mereka sama-sama lelah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 63.

    Hujan baru saja berhenti, udara sore masih lembap. Aluna keluar dari minimarket kecil dekat kos temannya, membawa dua botol minuman dan roti. Ia ingin kembali ke mobil teman-temannya yang sedang parkir. Saat berjalan melewati rak buah di depan minimarket, seseorang menabraknya pelan dari sisi kanan. Bukan keras, tapi cukup membuat botol minuman bergoyang. Suara seorang lelaki pelan terdengar, “Maaf… Luna?” Aluna menoleh. Dan di sana, berdiri pria yang tak pernah benar-benar hilang dari kepalanya selama dua minggu terakhir. Freddy. Pakaiannya sederhana, kemeja coklat gelap, tangan masih memegang kantong belanja, wajahnya tampak lebih lelah dari terakhir kali. Ada kantung mata yang dalam, ada napas yang tertahan lama. “Om… Freddy?” Freddy tersenyum kecil, namun gugup, “Iya. Kamu sendiri? Sudah mau pulang?” “Iya, ini habis beli minum.” Ada keheningan aneh di antara mereka. Seperti ada sesuatu yang menggantung… sesuatu yang tidak bisa dihindari. Freddy menelan ludah perlahan

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 62.

    Tiga hari setelah Freddy duduk diam di seberang Cafe Selaras, Aluna sedang dalam perjalanan pulang dari kampus. Mobilnya sedang berada di bengkel. Sore itu gerimis kota pesisir memiliki bau hujan yang khas, asin laut bercampur tanah basah. Aluna memeluk totebag ke dadanya, buru-buru berjalan agar tidak terlalu basah, saat menyeberang trotoar menuju halte, langkahnya terpeleset kecil karena batu jalan yang licin. Seseorang sigap menangkap lengannya. Freddy. Tangan pria itu besar, hangat, kuku-kukunya bersih tapi ada garis bekas kerja kasar. Gerakannya spontan, refleks, bukan rencana. “Ah—! Maaf, saya— hampir jatuh…” seru Aluna. Freddy melepas perlahan agar tidak membuatnya takut, “Tidak apa-apa. Kau baik-baik saja?” Aluna mengangguk cepat, sedikit kikuk. Ia menatap wajah Freddy. Mata itu… tajam, tapi bukan menghakimi. Lebih seperti seseorang yang sudah terlalu banyak hidup dan terlalu banyak kehilangan. Aluna tidak mengenalnya. Tapi entah kenapa, ia merasa

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 61.

    Hujan akhirnya berhenti ketika senja mulai turun.Langit berubah menjadi ungu gelap, seolah menyerap seluruh kesedihan yang menggantung di udara.Freddy berjalan tanpa arah.Langkahnya berat, tidak tergesa, tidak pula yakin.Hanya berjalan.Ia berakhir di dermaga tua — tempat nelayan biasanya menambatkan perahu saat malam tiba.Papan kayu jembatan itu basah dan berderit pelan saat ia melangkah menuju ujungnya.Ia duduk.Tanpa payung, tanpa berteduh.Membiarkan sisa hujan menetes dari rambutnya dan kelembaban menyerap ke pakaiannya.Tangannya terasa gemetar.Bukan karena dingin, tapi karena kenyataan yang baru saja menghantamnya keras.“Aluna… anakku…”Suara itu keluar pelan, serak, hampir tidak terdengar.Seolah ia takut kalau dunia akan mendengar dan menertawakannya.Matanya menatap permukaan laut. Gelap, beriak, tidak memantulkan cahaya apapun.Seperti hidupnya.Selama bertahun-tahun di penjara, ia menahan marah, menahan dendam, menahan frustasi.Ia yakin Riana menghancurkan hidupn

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 60.

    Sore itu, langit di atas kota pesisir tampak mendung, udara membawa aroma garam laut bercampur hujan yang sebentar lagi turun. Freddy melangkah perlahan di sepanjang jalan kecil menuju Selaras Café, tempat yang sejak lama ia dengar dari orang-orang sebagai milik Dara dan Arga. Dan konon, dikelola oleh seorang wanita bernama Riana. Nama itu membuat dadanya sesak setiap kali ia dengar. Tangannya gemetar ketika hendak membuka pintu kafe. Ia tak tahu apa yang akan dikatakan jika benar Riana ada di sana. Apakah ia pantas menemuinya setelah semua yang telah terjadi? Namun hati kecilnya terus berbisik, "Setidaknya sekali saja… biar aku bisa minta maaf…" Langkahnya baru dua meter dari pintu ketika seseorang keluar dari dalam kafe. Seorang pria tinggi dengan wajah tegas dan mata tajam, Adrian Wilson Anggara. Adrian baru saja menutup percakapan telepon dengan salah satu staf cottage-nya. Namun begitu melihat sosok pria berjaket lusuh dengan tatapan bimbang di depan pintu k

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 59.

    Aluna sedang liburan singkat ke kota tempat dulu ibunya pernah tinggal, bersama tiga teman kampusnya. Mereka mencari tempat nongkrong yang “vintage dan tenang”. Salah satu temannya merekomendasikan sebuah kafe yang katanya punya vibe klasik dan tenang “Cafe Purnama”. Freddy sekarang sudah jauh berubah. Rambutnya memutih sebagian, wajahnya terlihat lelah namun berwibawa. Ia bekerja sebagai pengurus kebun kecil milik seorang kenalannya di luar kota.Pak Anggara, orang tua Freddy dan Adrian sudah meninggal dunia, kemudian perusahaannya bangkrut karena di kelola oleh asistennya, yang ternyata punya niat jahat. Sehingga saat Freddy keluar penjara, semuanya sudah hancur, dan berujung malapetaka. Semua harta maupun aset yang di milikinya semuanya hilang dan tak tersisa apapun untuknya.Yang tersisa hanya pakaian di badannya saja yang dia pakai saat keluar dari penjara.Pada akhirnya, dia hanya bisa menjadi tukang kebun. Beruntung, dia bertemu dengan kenalannya dan memintanya untuk memb

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 58.

    Sore itu, udara di pesisir terasa lembut. Angin laut berhembus membawa aroma asin yang khas, menelusup ke setiap jendela Selaras Café dan Alunadric Cottage yang kini sudah menjadi salah satu destinasi wisata paling terkenal di daerah itu. Banyak pasangan muda datang untuk berlibur, menikmati matahari tenggelam yang indah di tepi laut, tak tahu bahwa tempat ini lahir dari kisah dua hati yang pernah hancur dan sembuh bersama. Dari balkon utama rumah mereka, Riana menatap pantai sambil memegang secangkir teh hangat. Garis halus di wajahnya bukan tanda lelah, melainkan bukti perjalanan panjang dan cinta yang matang. Dari kejauhan, ia melihat Aluna, yang kini berusia 20 tahun, berjalan sambil membawa kamera di tangan. Gadis itu kini kuliah semester 3 di jurusan Desain Komunikasi Visual, dan sering membantu ibunya membuat desain promosi untuk Selaras Café dan cottage milik ayahnya. Langkahnya cepat, matanya bersinar penuh semangat, kombinasi sempurna antara ketegasan Anggara family

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status