Share

Bab 9 Kejutan

Awalnya Terpaksa Akhirnya Terjerat

Bab 9 (Kejutan)

Libur adalah hari kebebasan begitu menurut Fira, gadis yang dari tadi hanya rebahan dengan bubbu boneka sapi warna coklat kesayangannya. Hingga suara gedoran pintu kamarnya membuat dia terganggu dan terpaksa membuka pintu kamarnya.

"Ngapain sih Ma pagi-pagi udah ganggu aja?"

  Fira  menggerutu saat melihat mamanya sedang berdiri didepan pintu kamar tidur nya.

" Pagi, ini siang Fira,"  teriak Sarah mulai murka.

"Anak perawan kok jam segini baru bangun gimana kata orang," tambahnya galak.

"Udah Mama tenang aja, anak Mama yang paling cantik ini kan udah di keep sama anak temen papa. Mama tinggal pilih bayarnya mau sistem transfer atau COD," ucap Fira ngawur dan berhasil Mendapat hadiah pukulan kemoceng di kepalanya dari Sarah.

"Kamu udah bangun kok masih ngelindur sih, ngomong ngawur aja."

Fira menarik tangan mamanya untuk duduk di atas ranjangnya.

"Aku mau nanya sama Mama, emang semingguan kemaren, apa mas Bagus pernah datang kesini ya?" 

"Kamu tau dari mana kalau Bagus kesini?" 

Sarah mulai mencurigai anak perempuan satu-satunya itu. 

"Apa jangan-jangan kamu masih berhubungan ya sama si Bagus anak nya mak Lampir itu."

Fira memegangi kepalanya dengan kedua tangannya, tidak habis pikir dengan tingkah ajaib Sarah yang menyebut mamanya Bagus mak Lampir padahal menurut Fira lebih serem Lisa dari pada mak Lampir sekalipun.

Fira kemudian tidur di pangkuan mamanya dan menyuruh Sarah mengelus rambutnya, yang selama ini selalu tertutup hijab saat sedang keluar rumah. Fira mulai cerita pertemuan nya semalam dengan Mantan kekasih nya itu dan berakhir dengan adu jotos dengan Dino.

"Wah kamu keren banget bisa jadi bahan rebutan dua cowok cakep," ucao Sarah semangat. Fira mendengkus kesal mendengar ucapan mamanya.

"Ma, gimana sih caranya biar kita bisa lupain orang yang kita sayang." Jeda sejenak untuk melihat ekspresi mamanya. Bukan apa-apa Fira takut wanita ywng sudah melahirkannya itu ngamuk seperti tadi. Tapi melihat wajah Sarah yang dalam mode serius Fira mantap untuk melanjutkan ceritanya. 

"Aku pengen bisa melupakan mas Bagus Ma, tapi aku gak bisa. Aku harus gimana dong ma aku udah ...."

Fira tak bisa melanjutkan ceritanya lagi karena ia tak bisa membendung air matanya ia menangis. 

" Nduk memang berat ninggalin orang yang masih kita sayang, mama ngerti perasaan kamu." Membelai lembut kepala Fira sebelum melajutkan ucapannya.

"Mama sama papa ngejodohin kamu juga supaya kamu bisa cepat melupakan Bagus. Maaffin mama sama papa juga ya Nduk, karena mama sama papa kamu ,bukan orang kaya. Kalau saja y kita orang kaya mungkin Bu Lisa akan menerima kamu. Karena pantas bersanding dengan Bagus," ucap Sarah pada Fira, kali ini beliau tulus bukan akting seperti kemarin.

Setelah mengungkapkan perasaannya pada orang yang telah melahirkannya Fira merasa lega.

 "Makasih ya mah,aku sayang sama mama," ucap Fira setelah mereka saling berpelukan.

"Iya mama juga sayang banget sama kamu. Kita siap-siap ya mau kerumah sakit jengukin mertua kamu." 

Akhirnya keluarga Fira sampai di rumah sakit dan langsung bergegas keruang rawat ibu Nurul.

 

"Gimana keadaan nya pak ?" tanya Winata pada pak Rahman ketika sudah ada di dalam ruangan ber cat serba putih itu.

"Sudah melewati masa kritisnya pak. Sekarang masih istirahat. Oh ya pak aku mau ngomongin hal penting sama Bapak Winata dan ibu Sarah bisa?" 

Karena tak ingin mengganggu pembicaraan orang tua Fira akhirnya pamit keluar.

"Nduk Dino ada taman rumah sakit, kamu susulin kesana gih!"

"Ya pak. Mah pah aku kedepan dulu ya" pamit Fira yang di iyakan kedua orang tuanya.

Sampai di taman Fira celingukan mencari sosok Dino. Setelah ketemu dengan cowok yang ia cari, gadis langsung mendekati nya.

" Lo kok ada disini sih?" tanya Fira pada Dino 

"Iya aku cuma suntuk aja di dalam kamar mau cari udara seger," balas Dino singkat.

Fira tertegun melihat pemuda  di hadapannya itu. Tidak seperti biasanya yang selalu nyebelin  dan rese.  tampak sangat berbeda ia kelihatan sangat sedih dan sangat rapuh. mungkin ada kaitannya dengan kondisi sang ibu. Berusaha ingin menghibur, Fira duduk di ayunan depan bangku panjang yang diduduki Dino.

"Gimana kondisi ibu, tadi aku kesana tapi ibu masih istirahat?" ucap Fira memulai obrolan dengan pemuda tampan itu.

"Sudah lebih baik, tadi udah sadar bentar." Dino  menjawab lirih, kedua matanya memandang jauh ke depan. kelihatan sekali ia sangat terpukul dengan sakitnya Bu Nurul.

"Aku yakin ibu bakalan cepat sembuh kok, beliau orang yang sangat baik."

Fita menepuk lembut bahu Dino, menyalurkan semangat pada cowok itu.

"Makasih ya, kenapa gak hubungi aku sih kalau mau kesini, kan aku bisa jemput kamu."

"Aku kamu,biasanya juga gue, elu" batin Fira merasa canggung dengan panggilan baru Dino

"Aku kesini sama mama dan papa kok, mereka ada didalam."

Dino kaget mendengar jawaban Fira dan langsung menarik Fira ketempat sang ibu dirawat.

Setelah meminta maaf kepada orang tua Fira karena tidak langsung menemuinya Dino kemudian duduk di kursi tunggu di depan ruangan ibunya.

"Din pipi kamu kenapa kok biru-biru gitu kami habis berantem pasti," ucap Risma pada sang adik yang baru saja datang dengan sang suami membuat semuanya heboh.

" Ya ampun Dino, pipi kamu sampai bonyok gini yang semalam ditonjok sama Bagus, harusnya kamu lawan dong."

 "Mama kenapa ngomong gak liat situasi dan kondisi sih" batin Fira kesal.

"Semalam kamu pergi ke reunian SMA kan?" Risma berucap sambi mengingat sesuatu.

 "Jangan-jangan kami berantem sama mas Bagus anak nya pak Irfan sama Bu Lisa itu, dia kan temen SMA kamu." 

 Dino mengangguk mengiyakan pertanyaan sang kakak yang sedang hamil itu.

"Kamu mau jadi apa berantem sama mas Bagus, mbak ingetin ya, kamu jangan nyari masalah sama orang kaya seperti mereka, bakalan susah buat orang miskin kayak kita, kalaupun dia salah, orang tua nya bisa gunakan uangnya untuk bikin jadi kamu yang salah," tutur mbak Risma panjang pada adik bungsunya.

" Iya bawel banget sih Mbak, ini juga udah selesai."

Namun, belum sempat  Dino menjelaskan, bapak Rahman ayah dari Dino memanggil sang anak dan calon menantunya, kata nya ibunya ingin bicara dengan mereka berdua.

"Kenapa to Bu, udah ibu jangan banyak pikiran istirahat aja" ucap Dino pada ibunya. 

Fira tersenyum manis menggenggam tangan wanita lemah itu.

"Ibu pengen lihat  kalian menikah besok" 

Fira  terlonjak kaget, bahkan jantungnya nyaris lompat dari tempatnya. Kejutan apa lagi ini, gadis itu benar-benar bingung dan ia mulai berpikir kenapa takdir sebencanda ini Tuhan. Belum  sebulan ia putus dengan kekasihnya, kemudian besok disuruh nikah dengan orang yang baru ia kenal.

"Tapi aku sama mas Dino kan belum kenal lama Bu"

Berucap lirih didekat telinga ibu Nurul

"Nanti kalian kan bisa saling mengenal kalau udah nikah Nduk, ibu mohon yang penting kalian sah dulu, kamu mau kan ngerawat ibu," pinta Bu Nurul pada Fira, ia tak bisa menolaknya apalagi kondisi wanita itu masih terbilang kritis.

Sebelum mengambil keputusan Fira melirik Dino  yang berada di samping kanan ranjang ibunya, pemuda  itu memberi isyarat melalui anggukan kepalanya.

"Iya Bu, aku mau yang penting ibu cepat sembuh ya," ucap Fira pada akhirnya, ia tak mungkin menolak permintaan wanita yang sedang sakit dan lemah itu.

Dino diam-diam tersenyum simpul mendengar ucapan Fira,btiba-tiba sudut dalam hatinya menghangat bahagia.

****

Keesokan harinya bertempat didalam ruangan ibu Nurul dan disaksikan penghulu dan beberapa keluarga  dan Fira. Dino mantap menggenggam tangan Bapak Winata dan mengucap ijab qobul, dan ketika saksi pernikahan serempak berkata SAH. 

Fira resmi menyandang status baru sebagai istri dari Dino.Kemudian Fira mencium punggung tangan Dino yang kini sudah sah menjadi suaminya itu penuh hormat. Setelahnya Dino membalas Dengan mencium kening Fira.

Dino merasa sangat bahagia karena pemuda yang baru saja melepas masa lajang nya itu mulai mencintai Fira.

Fira langsung pamit ke kamar mandi setelah prosesi pernikahan selesai. Didalam kamar mandi Fira menatap pantulan wajah nya dicermin. Mengenakan kebaya serba putih dan hijab senada terlihat gadis itu sangat cantik.

Fira meratapi nasibnya, meski sedih  ia bertekad untuk kuat.

"Jangan sedih Fira, ini semua kamu lakukan untuk kebahagiaan orang yang kamu sayang ayo samangat kamu gak boleh nangis," ucapnya pada dirinya sendiri.

"Nduk kamu gak papa kok di dalam nduk?"

Suara Sarah dari luar mengagetkan Fira dari lamunannya.

"Iya Ma bentar lagi aku keluar kok," jawabnya agar Sarah tidak khawatir.

"Cepat ya Nduk, mama ikut masuk boleh kamu bukain dulu ya pintunya,"  rayu Sarah yang mulai khawatir dengan kondisi Putrinya. Akhirnya Fira keluar langsung memeluk Mamanya, Sarah terdiam sejenak,tak tahu harus bicara apa saat ini.

"Mama tau kamu sedih tapi kamu harus ikhlas ya Nduk, mungkin Dino memang jodoh kamu jangan nangis ya Mama yakin kamu akan bahagia," bisik Sarah pada Fira yang hanya dibala dibalas dengan anggukan kepala dari gadis di hadapannya itu.

"Sekarang Fira udah resmi jadi anak ibu, jadi cepat sembuh ya, biar kita cepat ngumpul dirumah," ucap Fira lirih pada ibu Nurul yang masih terbaring lemah diranjang pasien rumah sakit.

"Makasih ya Nduk sudah ngabulin permintaan ibu, apa ibu boleh peluk kamu?"

Fira mengangguk dan mendekatkan tubuhnya pada wanita paruh baya itu, dan Bu Nurul langsung memeluk gadis yang sudah resmi jadi menantunya itu. 

Setelah penghulu dan beberapa orang yang hadir dalam acara itu pamit pulang kini tinggallah orang tua Fira dan Dino ditambah Risma dan suaminya Andi yang ada disana.

" Nduk ibu minta maaf gara-gara ibu sakit gini  pernikahan kamu sama Dino harus diadakan di rumah sakit kayak gini, tapi ibu janji kalau ibu sudah sembuh kita akan bikin pesta yang besar untuk kalian" 

"Yang penting ibu cepat sembuh aja, gak usah mikirin yang lain dulu. Ibu istirahat dulu ya Fira sama yang lain mau keluar dulu biar ibu gak keganggu," ucap Fira lembut dibaringkannya tubuh ibu mertua nya itu lalu menutupi sebagian tubuh wanita itu dengan selimut.

"Aku sama Fira pamit pulang dulu ya pak,aku mau ..." belum sempat Dino menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Risma sudah ikut nimbrung.

"Ya elah Din ini masih siang ntar tunggu malemman dikit mentang-mentang udah sah aja gercep amat" 

Semua orang yang ada disana kompak tertawa geli mendengar ucapan Risma.

Dino menggaruk tengkuknya yang tidak gatal mendengar ledekan sang kakak. Sedangkan Fira hanya terdiam menahan malu.

 " Udah dong Sayang,Dino sama  Fira biarin pulang duluan, mungkin mereka mau bersih-bersih. Mereka kan capek . Biar kita yang jaga disini," Sambar suami Risma kakak ipar Dino menengahi . 

Ia yang sudah merasa kasian melihat raut wajah Fira yang nampak pucat.

"Kalau kalian mau pulang jemput tolong jemput Intan ditempat nenek nya ya Din!"

Risma menyuruh sang adik karena dari kemarin anak nya dititipkan disana.

"Mau malam pertama Mbak masak disuruh jadi baby sitter," batin Dino sedih.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status