Share

Brownies Choco Lava

Penulis: Mrs. TM
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-05 08:48:34

"Oke boy ... ayo ikut Om ke dalam, lalu pilihlah kue kesukaan ibumu, dan simpanlah uang itu untuk jajanmu, ya,'' ucap Reksa mengusap pucuk kepala Gabriel, ada rasa yang tak biasa dalam hati Reksa ketika ia melakukan hal itu pada Gabriel.

Gabriel pun berbinar, ia sangat bahagia, namun sedetik kemudian senyum itu menyurut, ia kembali menunduk.

"Apa ada yang salah?" tanya Reksa ketika mendapati raut muka Gabriel berubah.

"Aku tidak bisa menerimanya secara gratisan, kata ibu, itu tidak baik."

"Ah, bagaimana kalau bayarnya pakai uang ini saja, lalu Om membayar kurangannya ... Om tidak keberatan kan?'' usul Gabriel penuh harap.

Reksa tersenyum lebar lalu meraih tubuh kecil Gabriel dan dibawa ke dalam gendongannya, mereka berdua pun masuk ke dalam dan mulai memilih kue yang di maksud oleh Gabriel.

Sejenak ia tertegun mendapati Gabriel memilih kue yang sama dengan yang ia beli tadi untuk dirinya dan Aneta.

Setelah memastikan kalau kue itu benar kue kesukaan Ibu Gabriel, Reksa lalu membayar kekurangan uang yang tadi sudah di serahkan pada kasir.

Gabriel yang sudah membawa sebungkus kue kesukaan Ibunya itu pun menuju pintu keluar restoran itu dengan bersenandung ria, dan dari belakang terlihat Reksa mengikutinya sambil tersenyum, begitu mudahnya membuat anak kecil itu bahagia, dengan menambah uang tiga ribu rupiah saja, Gabriel sudah bisa membawa pulang kue itu.

Jujur saja Reksa sangat kagum pada pemikiran anak kecil itu.

Gabriel tidak mau merepotkan orang lain demi tujuannya sendiri.

Dan dengan pintarnya ia mengajukan negosiasi supaya uang hasil jerih payahnya bisa digunakan.

***

Hari pertama Aneta bekerja di perusahaan itu berjalan lancar, walau tadi sempat diremehkan oleh pemimpin di divisi tersebut terkait penampilannya, tapi Aneta membuktikannya dengan hasil pekerjaan yang sempurna untuk karyawan baru seperti dirinya.

Satu persatu teman sekantornya sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Aneta, walaupun tetap masih ada salah satu dari mereka yang memandang rendah Aneta, namun ia mencoba untuk menulikan pendengarannya,karena yang terpenting baginya adalah kinerjanya.

"Aneta, kamu disuruh keruangan wakil CEO sekarang juga, katanya penting.'' Semua orang yang ada di divisi itu menatap Aneta dengan horor.

"Kamu melakukan kesalahan apa, sampai dipanggil langsung oleh wakil CEO?" tanya Sonya, si biang gosip yang ada di divisi tersebut.

Aneta tidak menghiraukan semua orang yang sekarang sedang saling berbisik membicarakan dirinya di depannya langsung, tapi ia lebih memikirkan tentang apa yang menjadi sebab dirinya dipanggil.

Padahal Aneta baru bekerja selama dua hari, tapi mengapa urusan sudah sampai ke wakil CEO segala?

Setelah mengetuk pintu dan menunggu suara seseorang mempersilahkan dirinya masuk ruangan, Aneta langsung membuka pintu, namun melihat siapa orang yang ada di dalam ruangan itu membuat ia tertegun dan seakan berat melangkahkan kaki masuk ke dalam.

"Selamat ulang tahun, Net.'' Reksa sejenak tertegun dengan ucapannya sendiri, hari ini adalah hari ulang tahun sahabat terbaiknya, dan ia kembali teringat akan bocah kecil yang ada di toko yang hari ulang tahun dan kue kesukaan yang sama dengan Aneta, namun ia segera mengenyahkan pikirannya itu dan kembali tersenyum untuk sahabat yang ada di depan matanya saat ini.

Dan Aneta hanya terpaku berdiam diri diambang pintu, padahal seseorang yang berada di ruangan itu sudah tersenyum lebar dan merentangkan kedua tangannya bersiap memeluk seperti yang biasa mereka lakukan dulu ketika masih duduk di bangku sekolah untuk mengekspresikan kebahagiaan masing-masing, karena memang seperti itulah dulu kedekatan mereka, sangat dekat namun tanpa ada status yang memperkuat posisi Aneta di kehidupan Reksa.

Karena mereka sebatas sahabat.

"Kau ini sangat lama.'' Tanpa sadar Reksa sudah ada di depan Aneta dan menarik tangannya masuk ke dalam ruangan wakil CEO, dan memeluk Aneta seperti dulu.

"Apa kau tidak terkejut aku berada disini sekarang, kenapa diam saja seperti itu ... ck ... itu bukanlah dirimu Net.'' Reksa berdecak karena menurutnya Aneta tidak lincah dan ekspresif seperti dulu.

Aneta memaksakan senyumnya, bukan ini yang ia inginkan, bukan bertemu Reksa lagi yang ia harapkan, luka yang mati-matian ia lupakan, kini bagai segar kembali ketika ia merasakan pelukan Reksa baru saja.

"Hei, kau kenapa?"

"Apa aku melukaimu?" tanya Reksa beruntun.

Sebenarnya Aneta ingin menjawab iya, sudah sangat menyakiti dirinya, namun ungkapan itu hanya bisa tersalurkan di dalam hatinya saja.

Aneta mencoba bersikap biasa saja, mencoba bersikap apa adanya seperti Aneta yang dahulu.

Ya, dengan meninju perut Reksa membuat Reksa yakin kalau Aneta masih sama seperti yang dulu.

Mereka sama-sama memperlihatkan senyuman termanis yang mereka punya tanpa tahu, salah satu dari hati mereka begitu sakit dengan pertemuan ini, apalagi Aneta pikir Reksa menjadi wakil CEO disini, posisi yang sangat kuat untuk membuatnya memiliki intensitas berjumpa lebih sering dengan lelaki itu.

"Ayo, duduklah bersamaku, aku membawa brownies lava kesukaan kita.'' Reksa menggiring Aneta duduk di sofa di ruangan itu.

"Tapi Sa, aku sedang bekerja, akan tidak baik jika CEO ataupun teman yang lainnya melihat kita bersantai disini.'' Aneta mencoba menolak, sedang Reksa membuka bungkus brownies yang di bawanya tadi lalu dimasukkan ke mulut Aneta supaya wanita itu berhenti berbicara.

"Aku akan bertanggung jawab,'' santai Reksa sambil menyuapkan sepotong brownies ke dalam mulutnya. 

Tiba-tiba saja pintu terbuka menampakkan seorang lelaki tampan dengan style yang bisa dibilang cukup santai dengan apa yang dikenakan Reksa saat ini.

"Ups ... maaf, aku tidak tahu.'' Dengan gaya yang bar bar dan sok keren, lelaki itu sengaja datang untuk mencari tahu seperti apa sahabat yang sangat di agung-agungkan oleh sepupu sekaligus atasannya itu.

"Cepat katakan, dan pergi dari sini."

"Santai man ... aku kesini untuk meminta tanda tanganmu.'' Jasson sengaja masuk ke dalam ruangan itu dan mengabaikan tatapan tajam dari lelaki yang sebenarnya berstatus CEO itu.

Aneta hanya memperhatikan interaksi keduanya dengan heran dan malu sekaligus, malu karena ia ketahuan bersantai di jam kerja, dan heran dengan sikap mereka yang seakan Reksa lah pemimpin di perusahaan itu, tapi lagi-lagi ia berpikir bahwa mungkin lelaki yang sekarang sedang mencuri pandang padanya itu hanya karyawan biasa seperti dirinya saat ini.

"Cepat pergi dari sini,'' pinta Reksa setelah menandatangani berkas yang dibawa Jasson dan dilemparkan ke dada pria itu kasar, bermaksud menghentikan pandangan Jasson yang sejak tadi tak hentinya memandangi wanita yang sedang duduk di sofa itu.

Jasson mendekatkan diri ke Reksa dan berbisik. "Cantik sih ... tapi penampilannya perlu di permak sedikit.''

Sontak perkataan itu membuat Reksa geram dan segera mendorong tubuh Jasson keluar ruangan itu.

Namun yang di dorong malah asyik melempar senyum pada Aneta, dan Aneta merasa sungkan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 41

    Tanpa diduga, Karina bersama Felli tersenyum manis di depan pintu apartemennya. Sangat menyebalkan, pikir Reksa. Apakah sopan bertamu di jam saat ini? Sungguh sangat mengganggu bagi Reksa."Papa." Felli langsung memeluk Reksa.Dan dengan terpaksa Reksa merubah raut wajah yang tadinya cuek menjadi sedikit lembut, karena walau bagaimanapun Felli adalah anak kecil yang tidak tahu apapun tentang masalah yang saat ini ada."Pa, aku bermimpi sangat buruk. Aku takut, Pa." Felli mengadu dalam pelukan Reksa."Tidak apa-apa, Fell. Itu hanya mimpi.""Kenapa Papa tidak mau tinggal bersamaku. Aku ingin tidur ditemani Papa." Reksa melepas pelukan Felli, mencoba memberi penjelasan pada anak kecil itu."Tidak bisa, Fell. Jaraknya terlalu jauh dari kantor saya. Lagi pula saya banyak pekerjaan untuk saat ini.""Baiklah kalau begitu aku saja yang tinggal bersama Papa disini."Reksa sontak melotot pada Karina. Ia seakan memberi bahasa isyarat. Dan Karina terlihat seperti gugup dan salah tingkah. Namun ak

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 40

    Bagai bunga layu selama bertahun-tahun yang kemudian disiram air. Hati Gabriel sangat bahagia. Bagaimana tidak? Hal ini adalah hal yang paling di tunggunya. Gabriel adalah anak normal yang menginginkan keluarga lengkap. Namun binar bahagia yang tampak jelas di mata Gabriel kini redup saat Aneta mengatakan hal yang mematahkan mimpinya yang menginginkan sebuah keutuhan dalam hidupnya."Jika memang itu tujuanmu datang kesini, maka pergilah. Gabriel tidak akan pernah menanyakan hal itu padaku. Tolong jangan usik kami lagi." Sungguh kata-kata yang keluar dari mulut Aneta baru saja adalah sebuah kemunafikan. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang ada di hati dan yang ada di pikirannya.Bukan untuk dirinya, melainkan untuk kebaikan Gabriel nanti. Ia bisa menjamin masa depan Gabriel untuk kedepannya, jika hal itu tentang sebuah materi, entah itu uang jajan maupun uang sekolah, Aneta tetap akan selalu berusaha untuk memenuhinya, walau bagaimanapun caranya.Tapi untuk kasih sayang seorang a

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 39

    Setelah setengah jam perjalanan Calista berhenti di toko kue, dirinya mengambil dua buah kue blackforest dan menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Kemudian Calista keluar dan masuk kembali kedalam mobilnya. Calista melanjutkan perjalanan dan Reksa masih setia mengikuti mobil Calista dari belakang. Tidak berselang lama, Calista kembali membelokkan mobilnya ke sebuah taman. Reksa sumringah. Ia berpikir pasti Calista kesini karena ingin menemui Gabriel. Karena anak kecil itu sangat suka sekali dengan yang namanya jalan-jalan, walaupun hanya ke taman saja.Tidak lama berselang ada wanita paruh baya menghampiri Calista. Reksa bingung, siapa wanita itu? Tidak banyak orang di Indonesia yang ia kenal. Mereka tampak mengobrol sangat akrab, dan ketika menoleh ke samping, Reksa terkejut, bukankah itu adalah wanita yang kemarin ia temui di alamat yang dikirim oleh Alex.Tapi apa hubungannya Calista dengan wanita itu. Atau jangan-jangan ini hanya permainan Calista saja yang ingin menghambat di

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 38

    Setelah berhasil membuat Reksa pergi dari halaman rumah Aneta, bibi Ranti mengajak ibu tetangga sebelah itu untuk masuk kedalam rumah, sekedar minum teh sebagai ucapan terimakasih.Ketika ibu itu masuk kedalam rumah, ibu itu mendadak berhenti ketika melihat foto bayi terpampang di depannya ketika akan melangkahkan kaki ke dalam rumah. Menyadari ibu tadi hanya diam saja diambang pintu sambil melihat foto bayinya Gabriel, bibi Ranti menoleh kebelakang lalu memperhatikan kemana arah pandang ibu itu."Dia Gabriel, Bu. Cucuku. Sangat manis bukan? Dia sangat menggemaskan.""Oh ya, lalu dimana ibunya, Bu?""Itu yang bawahnya adalah fo …." Ucapan bibi Ranti terputus waktu tangannya menunjuk foto Aneta yang ternyata tidak ada di atas nakas."Ah, sepertinya foto itu dipindahkan ke dalam kamarnya. Lain kali ku kenalkan pada orangnya saja. Ayo, Bu, silahkan masuk. Ini adalah rumah baru yang dibeli oleh anakku dengan susah payah.walaupun sederhana tapi rumah ini lebih layak dari rumah sebelumnya.

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 37

    Merasa tidak akan ada pertolongan dari ibunya, Gabriel memilih berdiri sendiri dengan raut wajah yang bisa lah di lipat seperti kardus bekas. Kusut sekali. Gabriel berdiri dan membersihkan tangan dan celananya dari debu bekas tadi dirinya terjatuh.Anak kecil itu memperhatikan wajah ibunya. "Mama tidak apa-apa?"Kekhawatiran mulai ditunjukkan oleh Gabriel. Ia seperti melihat ibunya ketakutan. Berkali-kali dirinya memanggil nama ibunya, tapi ibunya sama sekali tidak merespon. Lalu Gabriel menarik tangan Aneta, dan disitulah Aneta baru tersadar ada Gabriel disampingnya."Mama kenapa?""Tidak apa-apa, Briel. Sepertinya Mama sudah selesai belanja dan sekarang kita bayar dulu di kasir. Ayo, Briel."Aneta langsung menarik tangan Gabriel. Dan tanpa sadar menyeret anak kandungnya itu untuk cepat mengikuti langkah kakinya."Pelan-pelan, Ma. Aku hampir saja terjatuh." Barulah Aneta menoleh kebelakang dan mendapati wajah Gabriel yang meringis menahan sakit. Aneta menunduk untuk memeriksa bagian

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 36

    Dengan pandangan marah dan kesedihan di wajahnya, Karina menarik tangan Reksa untuk keluar dari ruangan rawat inap putrinya, supaya Felicia tidak bisa mendengar pembicaraan kedua orang dewasa tersebut."Reksa, apa yang kamu lakukan? Apa kamu berniat memberitahukan hal itu pada Felicia? Kamu bukanlah ayah kandungnya dan dia tidak perlu tahu. Hal itu hanya akan membuatnya terus kepikiran lalu akhirnya drop kembali. Aku sungguh tidak ingin hal itu terjadi."Reksa menghela napas mencoba membuat alasan yang tepat supaya Karina mengerti tentang keadaannya, "Tapi aku rasa Felicia perlu tahu kebenarannya."Jawaban Reksa membuat Karina sedikit menahan emosinya. "Apa maksudmu Reksa? Apa kau mulai bosan dengan Felicia? Kenapa baru sekarang kau menunjukkan kalau sebenarnya enggan untuk dimintai pertolongan? Kalau tidak ingin melakukannya kenapa tidak jujur dari awal. Ini sudah setengah jalan Reksa, dan kau mau mundur? Maaf Reksa aku tidak bisa membiarkannya.""Tolong mengertilah, Karina. Aku sen

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status