Home / Romansa / Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya / Karena Kebodohan Aneta

Share

Karena Kebodohan Aneta

Author: Mrs. TM
last update Last Updated: 2023-07-05 08:49:43

Setelah menutup pintu dan mengusir Jasson dari ruangannya, Reksa kembali menghampiri Aneta dan kembali melanjutkan percakapan yang sempat tertunda, dan disitulah Reksa memikirkan bisikan Jasson tadi dan ia baru memperhatikan penampilan Aneta yang menurutnya jauh dari kata layak bagi seorang Aneta yang ia kenal berasal dari keluarga yang memang tidak sekaya orang tuanya, tapi orang tua Aneta juga orang terpandang dan disegani di masyarakat tempat Aneta tinggal, karena memang sang ayah yang berprofesi sebagai dosen tempat ia kuliah dulu dan kakak kandung Aneta adalah calon TNI AL pada saat itu.

"Mmm Net, boleh aku bertanya sesuatu?"

"Tanya saja Sa, begitu saja minta ijin.'' Aneta menggelengkan kepala sambil asyik menikmati brownies yang tadi di belikan oleh Reksa.

"Kamu selama ini kemana saja, tujuh tahun lalu, aku mendatangi rumahmu seperti biasa aku bermain waktu itu, tapi om Cahyadi bilang, kamu sudah tidak tinggal di sana lagi, apa kalian waktu itu ada masalah?"

Aneta seketika menghentikan kunyahannya, dengan susah payah ia menelan makanan yang tersisa di dalam mulutnya, bagaikan menelan tulang, sangat susah bahkan hal yang mustahil.

Secepat mungkin Aneta menetralisir hati dan pikirannya serta merubah mimik wajahnya menampilkan senyum bahwa dirinya baik-baik saja.

"Sebenarnya memang ada sedikit masalah, tapi bolehkah aku tidak menceritakan semuanya padamu ... intinya sekarang aku baik-baik saja, jangan khawatir."

Ada sedikit perasaan yang janggal di hati Reksa, tapi ia tidak mau memaksakan Aneta untuk menceritakan masalah Aneta, ia hanya ingin melihat sahabatnya itu bahagia, karena walau bagaimanapun hanya Aneta lah yang selalu menemani suka dukanya, termasuk membantu masalah percintaannya dengan Karina, gadis yang sangat di cintai Reksa, sekaligus sahabat karib mereka berdua.

Ya, dulu, ketika mereka masih duduk di bangku SMA, Aneta, Reksa, dan Karina adalah sahabat, namun percayakah kalian jika sahabat yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, bisakah mereka murni bersahabat tanpa adanya membawa perasaan masing-masing, jawabannya adalah tidak.

Begitupun mereka bertiga, Reksa menyukai Karina, tapi Karina tidak tahu perasaan Reksa karena Reksa terlalu pengecut untuk mengungkapkan perasaannya pada sahabatnya sendiri, sedangkan ia malah memilih Aneta sebagai tempat untuk mengungkapkan semua perasaannya pada Karina.

Dan Aneta, jelas ia sudah lama ada rasa pada Reksa, namun tidak ada satu orang pun yang tahu akan perasaannya pada Reksa, dan ia memilih untuk diam karena ia tahu betapa Reksa sangat memuja sahabat mereka sendiri yaitu Karina.

Dari situlah Aneta selalu memendam perasaan untuk dirinya sendiri, bahkan ia sering menangis diam-diam saat di malam hari ketika Reksa menelponnya hanya untuk menceritakan apa yang terjadi dengan Reksa dan Karina di sekolah.

Dan itu dulu, waktu Aneta belum pernah menyangka akan kehidupan masa depannya akan serumit sekarang ini.

***

"Selamat ulang tahun Mama...'' Aneta bernapas lega ketika mendapati Gabriel sedang sibuk menata brownies di piring plastik yang mereka punyai di dapur kontrakan Aneta.

Aneta menampakkan senyum terbaiknya untuk putra kesayangannya, ia mendekat pada Gabriel, mensejajarkan tinggi badannya dengan anak kecil itu, lalu memeluknya erat, setetes bening pun jatuh di pipi Aneta, ia sangat panik tadi ketika mendapat kabar dari bibi Ranti kalau Gabriel mendadak menghilang setelah tadi di tinggal sebentar oleh Bibi Ranti untuk pergi ke warung.

Dan untungnya saat bibi Ranti menelpon jam sudah menunjukkan waktu pulang kantor.

Sebenarnya tadi Reksa mengajak Aneta pulang bersama, lebih tepatnya mengantar Aneta dengan tujuan supaya Reksa tahu dimana sekarang tempat tinggal Aneta, tapi dengan berbagai alasan Aneta menolak tawaran Reksa, dan Reksa hanya bisa menghela napas, tidak bisa memaksa kehendaknya pada Aneta.

Aneta segera menghapus air matanya sebelum Gabriel menyadari kalau Aneta sedang menangis, entahlah anak itu memang pandai sekali membaca pikiran Ibunya.

Sejenak Aneta memandangi wajah anak kecil itu, wajah yang menurutnya sama persis dengan wajah lelaki yang tadi merengek meminta nomor ponsel Aneta di kantor.

Aneta mencium kening Gabriel dalam, dan Gabriel pun memberi isyarat dengan matanya supaya segera meniup lilin putih besar yang ia beli secara ecer di warung dekat kontrakan mereka.

Aneta terharu dan segera meniup lilin itu, dan seketika ia tersadar dengan apa yang ada di piring itu, bukankah itu brownies kesukaannya, darimana Gabriel membeli kue yang menurutnya mahal itu, sedangkan selama ini Gabriel selalu di beri uang saku yang pas oleh Aneta.

"Briel, darimana kamu dapat kue ini sayang?"

Bukannya menjawab Gabriel malah menarik tangan Ibunya itu untuk duduk di tikar di ruang tamu sekaligus ruang keluarga itu.

Gabriel lalu mengambil sendok dan menyuapkan sesuap kue itu ke mulut Aneta, sesaat ia teringat kembali pada Reksa, kue itu sangat mirip dengan pemberian Reksa tadi siang.

"Jawab Mama, Nak .…"

Gabriel meletakkan sendok dan menundukkan kepalanya.

"Gabriel tidak mencuri kan?" tanya Aneta sudah tidak sabar lagi menerima jawaban dari Gabriel.

"Apa Mama akan memarahi Gabriel?" tanya Gabriel lirih.

"Jadi benar Gabriel mencuri?" tanya Aneta lagi dengan nada bicara yang naik satu oktaf.

"Tidak Ma, beneran Briel tidak mencuri, tadi ada Om baik hati yang membelikan kue ini untuk Mama,'' suara gabriel mulai gemetar takut akan kemarahan Ibunya.

"Bukankah sering Mama katakan, jangan berbicara pada orang asing yang tidak kita kenal, Briel."

"Tapi Om itu sudah ngajak Briel berkenalan, Ma ...."

"Iya, tetap saja dia orang asing.''

Briel menundukkan kepalanya, walaupun ia ingin membantah perkataan Ibunya, tapi ia urungkan ketika mendengar isak tangis dari mulut Ibunya.

"Briel minta maaf Ma, Briel janji tidak akan melakukan hal itu lagi.''

Aneta memeluk putra semata wayangnya itu.

Di dunia ini hanyalah Gabriel harta satu-satunya yang ia miliki, tidak pernah terbayangkan jika Gabriel menghilang atau terjadi sesuatu pada anaknya itu, karena hanya Gabriel lah yang membuat Aneta selama ini kuat menjalani hidup.

"Ok Briel, sekarang ceritakan pada Mama tentang Om baik hati yang tadi Briel katakan."

Sambil menikmati brownies pemberian anaknya itu, Aneta mendengarkan setiap detail hal yang diceritakan oleh Gabriel, dan dari yang Gabriel ceritakan itu, Aneta sudah bisa menebak kalau lelaki baik hati itu mungkin adalah Reksa, karena ciri-cirinya sama persis dengan Reksa.

Aneta mulai melamun dan tidak fokus pada cerita Gabriel, karena pikirannya melalang buana memikirkan nasib dirinya nanti ketika Reksa tahu yang sebenarnya tentang dirinya dan Gabriel, apakah di masa depan ia akan terpisah dengan Gabriel, sungguh ia tak pernah bisa untuk memikirkan hal itu.

Aneta mulai menyalahkan dirinya sendiri, andai saja ia tidak pindah ke kota ini lagi, maka ia tidak akan pernah bertemu lagi dengan Reksa dan segala hal yang berhubungan dengan masa lalunya, karena di kota ini lah dulu ia tinggal, sebelum keadaan menjadi kacau karena kebodohannya sendiri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 41

    Tanpa diduga, Karina bersama Felli tersenyum manis di depan pintu apartemennya. Sangat menyebalkan, pikir Reksa. Apakah sopan bertamu di jam saat ini? Sungguh sangat mengganggu bagi Reksa."Papa." Felli langsung memeluk Reksa.Dan dengan terpaksa Reksa merubah raut wajah yang tadinya cuek menjadi sedikit lembut, karena walau bagaimanapun Felli adalah anak kecil yang tidak tahu apapun tentang masalah yang saat ini ada."Pa, aku bermimpi sangat buruk. Aku takut, Pa." Felli mengadu dalam pelukan Reksa."Tidak apa-apa, Fell. Itu hanya mimpi.""Kenapa Papa tidak mau tinggal bersamaku. Aku ingin tidur ditemani Papa." Reksa melepas pelukan Felli, mencoba memberi penjelasan pada anak kecil itu."Tidak bisa, Fell. Jaraknya terlalu jauh dari kantor saya. Lagi pula saya banyak pekerjaan untuk saat ini.""Baiklah kalau begitu aku saja yang tinggal bersama Papa disini."Reksa sontak melotot pada Karina. Ia seakan memberi bahasa isyarat. Dan Karina terlihat seperti gugup dan salah tingkah. Namun ak

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 40

    Bagai bunga layu selama bertahun-tahun yang kemudian disiram air. Hati Gabriel sangat bahagia. Bagaimana tidak? Hal ini adalah hal yang paling di tunggunya. Gabriel adalah anak normal yang menginginkan keluarga lengkap. Namun binar bahagia yang tampak jelas di mata Gabriel kini redup saat Aneta mengatakan hal yang mematahkan mimpinya yang menginginkan sebuah keutuhan dalam hidupnya."Jika memang itu tujuanmu datang kesini, maka pergilah. Gabriel tidak akan pernah menanyakan hal itu padaku. Tolong jangan usik kami lagi." Sungguh kata-kata yang keluar dari mulut Aneta baru saja adalah sebuah kemunafikan. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang ada di hati dan yang ada di pikirannya.Bukan untuk dirinya, melainkan untuk kebaikan Gabriel nanti. Ia bisa menjamin masa depan Gabriel untuk kedepannya, jika hal itu tentang sebuah materi, entah itu uang jajan maupun uang sekolah, Aneta tetap akan selalu berusaha untuk memenuhinya, walau bagaimanapun caranya.Tapi untuk kasih sayang seorang a

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 39

    Setelah setengah jam perjalanan Calista berhenti di toko kue, dirinya mengambil dua buah kue blackforest dan menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Kemudian Calista keluar dan masuk kembali kedalam mobilnya. Calista melanjutkan perjalanan dan Reksa masih setia mengikuti mobil Calista dari belakang. Tidak berselang lama, Calista kembali membelokkan mobilnya ke sebuah taman. Reksa sumringah. Ia berpikir pasti Calista kesini karena ingin menemui Gabriel. Karena anak kecil itu sangat suka sekali dengan yang namanya jalan-jalan, walaupun hanya ke taman saja.Tidak lama berselang ada wanita paruh baya menghampiri Calista. Reksa bingung, siapa wanita itu? Tidak banyak orang di Indonesia yang ia kenal. Mereka tampak mengobrol sangat akrab, dan ketika menoleh ke samping, Reksa terkejut, bukankah itu adalah wanita yang kemarin ia temui di alamat yang dikirim oleh Alex.Tapi apa hubungannya Calista dengan wanita itu. Atau jangan-jangan ini hanya permainan Calista saja yang ingin menghambat di

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 38

    Setelah berhasil membuat Reksa pergi dari halaman rumah Aneta, bibi Ranti mengajak ibu tetangga sebelah itu untuk masuk kedalam rumah, sekedar minum teh sebagai ucapan terimakasih.Ketika ibu itu masuk kedalam rumah, ibu itu mendadak berhenti ketika melihat foto bayi terpampang di depannya ketika akan melangkahkan kaki ke dalam rumah. Menyadari ibu tadi hanya diam saja diambang pintu sambil melihat foto bayinya Gabriel, bibi Ranti menoleh kebelakang lalu memperhatikan kemana arah pandang ibu itu."Dia Gabriel, Bu. Cucuku. Sangat manis bukan? Dia sangat menggemaskan.""Oh ya, lalu dimana ibunya, Bu?""Itu yang bawahnya adalah fo …." Ucapan bibi Ranti terputus waktu tangannya menunjuk foto Aneta yang ternyata tidak ada di atas nakas."Ah, sepertinya foto itu dipindahkan ke dalam kamarnya. Lain kali ku kenalkan pada orangnya saja. Ayo, Bu, silahkan masuk. Ini adalah rumah baru yang dibeli oleh anakku dengan susah payah.walaupun sederhana tapi rumah ini lebih layak dari rumah sebelumnya.

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 37

    Merasa tidak akan ada pertolongan dari ibunya, Gabriel memilih berdiri sendiri dengan raut wajah yang bisa lah di lipat seperti kardus bekas. Kusut sekali. Gabriel berdiri dan membersihkan tangan dan celananya dari debu bekas tadi dirinya terjatuh.Anak kecil itu memperhatikan wajah ibunya. "Mama tidak apa-apa?"Kekhawatiran mulai ditunjukkan oleh Gabriel. Ia seperti melihat ibunya ketakutan. Berkali-kali dirinya memanggil nama ibunya, tapi ibunya sama sekali tidak merespon. Lalu Gabriel menarik tangan Aneta, dan disitulah Aneta baru tersadar ada Gabriel disampingnya."Mama kenapa?""Tidak apa-apa, Briel. Sepertinya Mama sudah selesai belanja dan sekarang kita bayar dulu di kasir. Ayo, Briel."Aneta langsung menarik tangan Gabriel. Dan tanpa sadar menyeret anak kandungnya itu untuk cepat mengikuti langkah kakinya."Pelan-pelan, Ma. Aku hampir saja terjatuh." Barulah Aneta menoleh kebelakang dan mendapati wajah Gabriel yang meringis menahan sakit. Aneta menunduk untuk memeriksa bagian

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 36

    Dengan pandangan marah dan kesedihan di wajahnya, Karina menarik tangan Reksa untuk keluar dari ruangan rawat inap putrinya, supaya Felicia tidak bisa mendengar pembicaraan kedua orang dewasa tersebut."Reksa, apa yang kamu lakukan? Apa kamu berniat memberitahukan hal itu pada Felicia? Kamu bukanlah ayah kandungnya dan dia tidak perlu tahu. Hal itu hanya akan membuatnya terus kepikiran lalu akhirnya drop kembali. Aku sungguh tidak ingin hal itu terjadi."Reksa menghela napas mencoba membuat alasan yang tepat supaya Karina mengerti tentang keadaannya, "Tapi aku rasa Felicia perlu tahu kebenarannya."Jawaban Reksa membuat Karina sedikit menahan emosinya. "Apa maksudmu Reksa? Apa kau mulai bosan dengan Felicia? Kenapa baru sekarang kau menunjukkan kalau sebenarnya enggan untuk dimintai pertolongan? Kalau tidak ingin melakukannya kenapa tidak jujur dari awal. Ini sudah setengah jalan Reksa, dan kau mau mundur? Maaf Reksa aku tidak bisa membiarkannya.""Tolong mengertilah, Karina. Aku sen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status