Home / Romansa / Ayah Untuk Anakku / Bab 6. Erland adalah William!

Share

Bab 6. Erland adalah William!

last update Last Updated: 2023-03-10 16:16:30

Amelia tidak bisa berhenti begitu saja, dirinya mencoba mencari informasi dari pihak lain yaitu pedagang kaki lima yang tidak jauh dari kediaman Erland. “Pak, maaf bertanya. Rumah yang banyak benderanya itu rumah siapa ya pak?”

“Kalau itu sih rumahnya pengusaha paling hebat neng. Masa neng tidak tahu,” jawaban yang diberikan bapak-bapak ini.

“Rumah pengusaha paling hebat.” Amelia tercengang karena ternyata benar dugaannya jika Erland bukanlah orang sembarangan.

“Iya neng. Terhebat di negara kita!”

“Heuh!” Amelia semakin tercengang saja selama beberapa saat, kemudian terduduk lesu di bangku kayu. “Papa dan mama tidak bisa menerima Kenzo, apalagi keluarganya Erland.” Maka, Amelia kembali ke rumahnya tanpa semangat.

“Mei, ada apa?” bisik Amanda kala dirinya sedang tidak berada di bawah perintah Sopia.

“Erland putra dari seorang pengusaha hebat di negara ini. Apa menurut Kak Amanda, keluarga Erland akan menerima Kenzo?”

“Kalau itu aku juga tidak tahu ....” Amanda ikut terbawa dalam kerisauan Amelia, “apa kamu berhasil menemui Erland?”

Amelia menggeleng lesu. “Sulit sekali menemui Erland,” embusan udara dibuang, “bahkan rasanya mustahil.”

“Jangan menyerah Mei, demi Kenzo!” Semangat yang diberikan Amanda. Dirinya dan bibi pernah berjanji akan selalu ada untuk Amelia dan Kenzo maka sampai detik ini keduanya tetap setia sekaligus peduli.

“Aku tidak akan menyerah, tapi sepertinya memang butuh perjuangan untuk menemui Erland.”

“Amei!” panggilan menggema Sopia yang sudah memakai sanggul dan kebaya. Wanita ini sedang menuruni anak tangga ke sekian hingga segera Amanda membantu memapahnya, “papa bilang kamu tidak melanjutkan pekerjaan, jangan seperti itu Mei, kamu satu-satunya penerus usaha papa!” nasihat tegas Sopia seiring langkah kaki bak putri kraton.

“Ma ..., mana bisa Amei berkonsentrasi saat baru saja meninggalkan Kenzo!” rajuknya.

“Harus bisa, kamu harus propesional Mei!” Sopia kembali mengendus pakaian putrinya, “kenapa bau matahari, kamu dari mana saja?”

“Amei mencari tempat untuk menenangkan diri,” dustanya walau tidak sepenuhnya kebohongan.

“Rumah ini sangat besar, kamu bisa menenangkan diri di rumah, tidak perlu repot-repot mencari tempat.”

“Ma ....” Amelia ingin kembali merajuk, tetapi ibunya tidak dapat dibantah.

“Mei, lupakan Kenzo dan buka lembaran baru!” tegas Sopia kala pakaiannya baru saja selesai dirapihkan oleh Amanda. Wanita muda ini memandangi Amelia, memberikan isyarat anggukan supaya Amelia mengikuti demi membungkam sementara perintah tidak berperasaan Sopia.

“Amei akan coba!” Amelia mengikuti intruksi Amanda.

“Iya, memang harus begitu. Sudah ya, kamu diam di rumah. Mama ada urusan di luar.”

“Iya. Hati-hati di jalan.” Suara Amelia masih sangat lirih, sangat kontras dengan ekspresinya. Sopia dan Amanda berlalu hingga kini teman curhatnya hanya bibi. “Amei sedih, bi,” rengeknya di dalam kamar.

“Bibi mengerti perasaan Non Amei, tapi Non Amei berdoa saja supaya masalah ini segera selesai.”

“Bi, Amei menyesal pulang ke negara ini, andai kemarin Amei tetap di luar negeri Amei sama Kenzo tidak akan berpisah,” rintihan membatinnya.

“Jangan disesali non, kan kalau di sini Non Amei bisa mencari pria itu.”

“Iya sih bi ..., tapi kenapa harus berjauhan sama Kenzo? Coba saja mama dan papa menerima Kenzo, Amei tidak akan sekacau ini.”

Bibi hanya bisa menyodorkan selembar tissue untuk menghapus kesedihan Amelia, tidak banyak yang bisa dilakukannya kini karena rumah ini sudah bukan lagi apartemen yang ditinggali mereka di luar negeri.

***

Matahari telah berpulang, langit gelap hanya ditemani bulan sabit. Adhinatha menyodorkan beberapa kertas penting pada Amelia. “Pelajari, jika sudah mengerti kamu akan papa ajak lagi mengenal perusahaan.”

Amelia membuang udara sendu karena ayahnya begitu terobsesi pada hasil sekolahnya selama ini. “Iya, pa.” Pasrah adalah satu-satunya cara wanita ini mengikis kecewa pada keadaan.

‘Selamat malam, untuk berita malam ini kami memberikan kabar bahagia jika putra dari pengusaha paling hebat di negara ini akan segera meminang kekasihnya bertepatan dengan pengalihan nama anak perusahaan-cabang dari gedung King Company.’

Seketika perhatian Adihanatha tercuri oleh acara berita di dalam televisi. “Itu William, putra dari pengusaha hebat di negara kita, ma!” bangganya adalah kepalsuan karena pria ini sedang memanasi putrinya supaya bisa seperti pria tersebut. Namun, kebanggannya akan semakin berlipat jika Amelia berhasil mencuri hati William.

“William adalah sosok pria hebat. Beruntung sekali wanita yang mendapatkannya, begitupun dengan calon mertuanya!” Sopia melanjutkan sindiran Adhinatha.

Namun, yang menjadi bahan perhatian Amelia bukanlah sindiran tajam ayah dan ibunya melainkan wajah pria bernama William. ‘Dia William, bukankah dia Erland?’ Kedua bola matanya mendelik menyelidik supaya tidak terjadi kekeliruan. ‘Iya, aku yakin itu Erland, tapi kenapa pria itu punya nama lain?’

“Amei, kamu mengenali pria itu, sepertinya kamu memiliki ketertarikan khusus?” Adhinatha segera menyelidik setelah memerhatikan gerak-gerik putrinya.

Amelia menggeleng kecil. “Tidak pa, hanya saja wajahnya tampak familiar.”

“Jelas familiar, dia putra dari pengusaha paling hebat!”

“Begitu ya, pa.” Amelia manggut kecil saat isi kepalanya berputar, kemudian dirinya berpamitan ke kamar untuk membuka internet. ‘William-putra pemilik King Company’ Pencarian yang diketiknya di atas keyboard. Ada banyak artikel yang muncul bersamaan dengan wajah William. Kartu identitas segera dirogoh untuk membandingkan kedua wajah. “Iya, dia Erland, tapi kenapa di sini namanya William? Apa dia mengganti namanya saat sadar KTPnya hilang?”

Isi kepala Amelia kembali dibungkus kebingungan. “Mungkin William adalah nama samarannya karena tertulis jelas jika dia adalah Erland!” Kesimpulan akhir yang dibuat Amelia kala kepalanya ingin berhenti memikirkan hal berat. Internet ditutup, dilanjutkan mencari tahu tentang Kenzo.

“Kenzo sudah tidur, non,” ucap ibu asuhnya di dalam sambungan telepon.

“Sudah dimandikan pakai air hangat?”

“Sudah non, lalu bermain sambil makan, tapi tadi saya memberi Kenzo nasi dengan sayur.”

“Loh, kok Mbak lancang sekali memberi Kenzo yang bukan makanannya? Bagaimana kalau Kenzo sakit, bagaimana kalau ususnya belum bisa mencerna nasi utuh. Selama ini Kenzo makan bubur!” Cemas, panik dan kesal bercampur.

“Maaf non, tadi nasinya sudah dihaluskan walau tidak dalam bentuk bubur, tadi Mbak ke warung membeli bayam, tapi Kenzo mau memakan sayurnya, makannya juga sangat lahap,” penjelasan wanita ini sangat terperinci, “ini sisanya, non.” Makanan sisa Kenzo ditunjukan di depan kamera. Amelia memerhatikan kualitas nasi dan sayurannya yang tampak bagus, pun nasinya memang tidak berbentuk utuh.

“Itu beras yang harga berapa dan merk apa ya?” penasaran Amelia karena nasinya seperti berasal dari beras berkualitas tinggi.

“Beras ini langsung dari sawah non. Saya baru saja panen satu minggu lalu, jadi berasnya sangat putih, pulen dan alami tanpa bahan pengawet maupun pewarna. Merknya juga mungkin merk sawah non,” kekeh wanita ini kala berkelakar.

Amelia berhenti menunjukan kecemasan dan berbagai rasa negatif lainnya yang beberapa detik lalu bersemayam. “Maaf ya Mbak, tadi Amei memerotes cara Mbak memberikan asupan gizi pada Kenzo, Amei pikir Mbak asal-asalan.”

“Tidak apa non, wajar seorang ibu menginginkan yang terbaik untuk anaknya,” celetuk wanita ini hingga membuat Amelia terhenyak kecil, kemudian berpamitan setelah mengatakan kebiasaan menangis Kenzo pada malam hari dan cara mengatasinya. “Kok Mbak tahu sih Kenzo anaknya Amei. Apa bibi yang bicara, bibi bagaimana sih!” kesal kembali merasuki.

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 294

    “Eu ... lumayan. Tidak salah kan, Zeel berdekatan sama tantenya.” Saat ini jantung Amelia mulai tidak tenang karena mungkin dirinya salah telah membicarakan hal ini dengan Erland. “Tidak, tidak salah sama sekali. Yang salah adalah jika terlalu dekat. Jangan sampai Zeel menganggap Tara sebagai ibunya. Kamu tahu sendiri seorang bayi akan mengenali aroma ibunya, jika Tara terlalu dekat dan sering berdekatan dengan Zeel bukankah ada kemungkinan Zeel akan nyaman dengan tubuh Tara dan salah mengenali aroma tubuh tantenya sebagai aroma tubuh ibunya.” Tatapan Erland sangat serius kala membahas hal yang tidak disukainya. “I-ya. Tapi itu tidak akan terjadi.” Senyuman hambar Amelia yang mulai gagap hingga Erland mampu membaca hal tidak beres, tetapi dia tidak akan menginterograsi Amelia karena tidak seharusnya seorang istri yang telah melahirkan anak-anaknya mendapatkan pertanyaan memojokan. Justru Erland memberikan kecupan hangat di dahi Amelia. “Beristirahatlah ..., tapi aku tinggal sebenta

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 293

    Amanda kembali pada Amelia, tetapi tidak mengatakan apapun walaupun mungkin keputusannya kurang tepat. “Kak?” sapa Amelia yang melihat kebingungan di wajah Amanda, “ada apa? Kakak lagi bingung ya, kenapa? Eh, tapi bukan Amei mau ikut campur ya Kak. Hihi ... tapi Kakak bisa berbagi apapun kok sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda mendesah. “Iya, ada hal yang membuat Kakak bingung. Apa itu terlihat sangat jelas?” Bukan hanya raut wajahnya saja yang mengatakan isi hatinya, tetapi juga tatapan matanya.Amelia terkekeh sebelum berkata, “Iya Kak, terlihat sangat jelas. Apalagi kita sudah sangat dekat, jadi sepertinya Amei bisa melihat hal sekecil apapun dari Kakak. Hihi ....” Kekeh kecilnya ditambahkan, kemudian memandangi Amanda penuh peduli, “Apa itu, Kak? Cerita saja sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda kembali mendesah. “Itu ... tentang hal besar Mei. Kakak masih memikirkannya karena Kakak tidak yakin apa prasangka Kakak benar. Tapi ... Kakak rasa memang benar.”“Ikuti saja kata hati Kakak,

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 292

    Saat ini Nitara sedang menyaksikan Amelia saat bersama dengan Grizelle. Miranda sudah turun lebih dulu, tetapi wanita ini ingin menyaksikan malaikat kecil dari atas sini karena wajahnya begitu manis dan cantik dengan sentuhan kehangatan. Dia menilai jika bayi perempuan itu akan tumbuh menjadi manusia yang sangat ramah. “Sayang ...,” panggilan Miranda saat beberapa anak tangga sudah dipijaknya seiring menggendong Galaxy. “Eu-iya Ma.” Nitara segera bergegas menuju punggung Miranda. Tangga rumah ini cukup luas, bisa langsung dipijak tiga sampai empat orang sekaligus, hanya saja Nitara tetap ingin berada di belakang mertuanya dibandingkan di sisinya supaya tetap dapat menyaksikan wajah Grizelle. ‘Andai kamu menjadi anakku. Bagaimanapun caranya, jadilah anakku.’Kini, Nitara dan Miranda sudah bergabung dengan Amelia dan Sopia yang asik mengasuh Grizelle. Saat Galaxy tiba, tentunya semua orang merasa lebih bahagia. Saat ini Sopia menyisipkan kata pamitannya pada sang besan. “Saya akan pu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 291

    Saat ini hati Cristy bergetar, entah mengapa?“Astaga ... sepertinya karena aku sering bertemu Tio jadi sekalinya tidak bertemu akhirnya seperti ini. Aku memikirkannya. Ck!” Cristy tidak menyukai perasaan seperti ini, tetapi terpaksa harus menjalaninya karena sudah menjadi ketentuan alam. Wanita ini sedang merias bunga kertas di rumahnya untuk nantinya sekalian dijajakan di butik. “Tio bisa melibatkanku dalam acara amalnya, tapi aku tidak mau bukan tidak bisa melibatkan Tio dalam kegiatanku, biarkan saja dia beristirahat di masa pemulihannya.” Udara panjang dibuang.Namun, karena isi kepalanya sering mengarah pada Tio akhirnya Cristy mencoba menghubungi saat menuju butiknya. “Hi, apa kabar hari ini?” kekeh kecilnya.Di luar dugaan Cristy, karena Tio terkekeh ceria, “Aku suka mendapatkan panggilan darimu. Jadi sudah dapat disimpulkan jika aku baik-baik saja.”“Ayolah ... yang serius, jangan menggoda. Bukan waktunya!” Cristy tidak luluh karena saat ini dia sedang ingin mendengar kabar p

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 290

    Bibi tidak meninggalkan kamar Amelia karena Kenzo asik bermain mobilannya di sana. Maka, saat Amelia menyelesaikan mandinya wanita ini kembali bertemu dengan anak sulungnya. “Kenzo lagi apa ... Mama jemput Zeel ya sebentar biar kalian main berdua,” kekeh bahagianya karena kehidupannya penuh warna dan cerita. Amelia segera menuju anak keduanya setelah wanita ini membersihkan diri, tetapi dia belum memompa asi, lagipula Grizelle barusaja menyusu pada Nitara, asinya juga belum terkumpul banyak, terlalu tanggung jika harus dipompa sekarang. Di ambang pintu, dia kembali menyaksikan jika Nitara bersenandung untuk putrinya walaupun Grizelle terlelap sangat nyenyak. Senyuman melengkung. “Sesayang itu Tara sama Zeel ....” Amelia merasa sosok Nitara tidak akan ditemuinya pada diri orang lain. Saat ini Galaxy menangis, maka Nitara segera menyuruh babysitter menggendong putranya sekalian menghangatkan susu. Saat ini Amelia sedikit keheranan karena seharusnya Galaxy bisa menyusu langsung pada ib

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 289

    Bibi menghampiri Amelia yang sedang bersiap-siap mandi sekalian memompa asi. “Non, sedang sibuk?” tanya santai wanita ini seiring menuntun Kenzo masuk ke dalam kamar Amelia.“Tidak Bi, ada apa, Kenzo rewel mau sama Amei?” tebak Amelia karena bibi tiba bersama putranya walaupun itu tidak aneh, Kenzo adalah tanggung jawab bibi selama dirinya dan keluarganya tidak dapat memerhatikan malaikat kecil satu ini. “Tidak Non. Bibi hanya mau bicara sebentar, apa Non Amei ada waktu?” Sedekat apapun wanita ini dengan nyonya muda Amelia, dia tetap harus mengingat posisinya, dan walaupun dirinya mendapatkan kepercayaan penuh menjaga Kenzo. Maka, sikapnya tidak pernah berlebihan, selalu di dalam batas. “Silakan, Bi ....” Amelia tidak akan pernah menolak kehadiran wanita itu. Maka, kini keduanya duduk bersebelahan di atas sofa yang sama, sedangkan Kenzo anteng bermain di karpet empuk di dekat kaki ibunya. Tidak lupa, wanita ini menjamu bibi. Jadi, keduanya meminum teh bersama. “Apa yang akan bibi bi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status