Share

16. Pertemuan Rania dan Hani

Rania dengan langkah ragu-ragu menekan tombol bell pada apartemen milik Renan. Bukan tidak siap, dia hanya takut dan malu bertemu Hani. Rasanya dia memiliki banyak dosa dan merasa bersalah pada wanita paruh baya itu.

Memang nasibnya, Renan menunggu kehadiran wanita itu dengan berdiri di dekat rak sepatu. Saat dia membuka pintunya, terlihat wajah gemetar dan panik yang ditampilkan sang pujaan hati.

Renan menyentuh pergelangan tangan Rania dan menariknya sedikit agar wanita itu masuk ke dalam apartemennya. Namun, Rania tidak bergeming sedikitpun dari tempatnya, membuat Renan menaikkan kedua alisnya.

"Ayo, ibu menunggu di dalam," ucap Renan meyakinkan Rania.

"A-aku takut ...." jawab Rania.

"Takut apa? Ibu tidak gigit, Kok."

"Bukan itu," balas Rania lagi, matanya mencoba melirik ke arah dalam apartemen Renan.

"Lantas?"

"Takut ibu akan marah padaku," tukasnya kemudian. Bahkan, kepalanya tertunduk menjadi tidak percaya diri.

Renan menaruh telapak tangannya di atas kepala Rania dan m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status