Share

5. Family holiday

Dua hari telah berlalu. Saat ini, Rachel sudah berada di Indonesia lagi. Alan memberinya libur selama satu minggu, lantaran jadwalnya yang tidak terlalu padat dalam minggu ini.

Berhubung hari ini sekolah Noah libur, Rachel berniat untuk mengajak Noah berlibur ke Dufan dan  Atlantis Water Adventures yang terletak di kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Alan batal mengajak Noah ke Bali, karena takut terjadi apa- apa di sana, setelah diberi tahu oleh teman Rachel di Hong Kong kemarin.

“Nanti Noah belenang ya.”

Bocah yang sedang dipakaikan baju oleh bundanya tersebut terus berceloteh sedari tadi. Membicarakan segala hal yang berkaitan dengan liburannya kali ini. Ingin beli ini, ingin beli itu. Ingin naik ini, ingin naik itu. Ingin pergi ke sini, dan ingin pergi ke situ. Semuanya dibicarakan. Hingga membuat sampai Rachel pusing sendiri mendengarnya.

“Bunda belani nggak, naik kola- kola?” tanya bocah itu.

“Nggak berani. Bunda punya tekanan darah rendah. Nanti pingsan, kalau naik kora- kora,” jawab Rachel.

“Yah, cemen! Noah aja belani,” ledek bocah itu.

“Dih, emang udah pernah naik? Udah tau rasanya?”

“Belum. Hahaha,” jawabnya seraya tertawa terbahak- bahak.

“Papa ikut, nggak?” tanyanya lagi.

“Enggak. Papa sibuk,” jawab Rachel.

“Telus, nanti Noah naik kola- kola sama siapa?”

“Anak kecil nggak boleh naik kora- kora. Ke istana boneka sama berenang aja.”

“Masa udah bayar mahal- mahal, tapi cuma berenang sama ke istana boneka?” sahut Alan yang tiba- tiba sudah berada di rumah Rachel.

Tentu saja Rachel terkejut. Sedari kemarin, pria itu sudah seperti cenayang. Selalu muncul tiba- tiba di saat ia dan Noah sedang asik berbicara.

“Papa!” pekik Noah, seraya berlari memeluk pria itu.

Alan tersenyum. Kemudian ia langsung mengangkat tubuh bocah itu dan mengajaknya untuk duduk di sofa.

“Kenapa, Pak? Ada apa?” tanya Rachel. Ia berpikir jika pria itu datang untuk urusan pekerjaan.

“Nggak ada apa- apa. Cuma ngantar mainannya Noah,” jawab Alan.

“Mainan? Papa beli mainan?” sahut Noah heboh.

“Iya. Tuh, satu kantong isinya mainan semua,” balas Alan. Seraya menunjuk kantong berwarna merah yang ia letakkan di dekat pintu.

Sontak saja, Noah langsung turun dari pangkuan Alan dan berlari menghampiri kantong merah tersebut.

“Yeaayy... makasih, Papa!” seru Noah, seraya membongkar isi di dalam kantong tersebut. 

“Wah, ada T- Lex. Ada Supel malio juga. Ada lobot, ada lego, ada mobil lemote. Makasih, Papa!” ucapnya heboh.

Sementara itu, Rachel hanya tersenyum melihatnya. Alan memang selalu memiliki banyak cara untuk menyenangkan hati anaknya. Ia sampai bingung, bagaimana cara membalas budi kebaikan Alan selama ini.

“Bunda mandi dulu ya,” ujar Rachel.

“Jangan lama- lama. Ini udah jam sepuluh. Atlantis tutup jam setengah enam soalnya. Nanti nggak puas kalau cuma sebentar,” sahut Alan seraya memandangi jam tangannya.

“Loh, Bapak mau ikut juga?” tanya Rachel kaget.

“Iya. Kenapa? Nggak boleh?” balas Alan, dengan raut wajah yang seperti biasanya. Datar dan tanpa ekspresi. 

“Bukan nggak boleh. Tapi saya nggak enak sama Bapak. Nanti kalau tiba- tiba ada urusan penting, gimana?”

“Hari ini saya free,” balasnya cuek. Membuat Rachel langsung menghembuskan napasnya kasar.

Tentu saja Rachel sedikit keberatan, jika lelaki ini ikut berlibur dengannya. Karena sejujurnya ia sudah sedikit bosan, bertemu dengan Alan setiap hari.

“Pak, please... kasih saya waktu buat family time sama Noah. Ya?! Saya bisa kok, liburan sendiri. Bapak nggak usah khawatir,” pinta Rachel dengan wajah yang memelas.

“Emang siapa yang khawatir? Saya cuma pengen ikut liburan aja. Saya juga bosen, di rumah sendiri. Ya kan, Noah? Boleh nggak, Papa ikut liburan?”

“Boleh!” sahut Noah heboh. Bahkan bocah itu sampai jingkrak- jingkrak, saking senangnya.

Alan tersenyum miring seraya menaik turunkan sebelah alisnya. Seolah mengatakan pada Rachel, jika dialah pemenangnya dalam perdebatan ini.

Seketika Rachel langsung menunjukkan bombastic side eye-nya, disertai dengan decakan kesal yang keluar dari bibirnya. Kemudian tanpa basa- basi, ia langsung pergi dari ruang tamu menuju kamar mandi. Membuat Alan langsung tersenyum melihatnya.

***

“Aaaa... Papa, Noah takut!” teriak Noah heboh.

Saat ini, Noah dan Alan sedang menaiki seluncuran di Atlantis Water Adventures. Sudah hampir setengah jam, mereka berenang di sana. Sedangkan Rachel memilih untuk menunggu di tepi kolam saja, sambil mengawasi Alan dan anaknya dari jauh.

Sudah berkali- kali juga, Rachel menegur Alan supaya tidak mengajak anaknya menaiki seluncuran, karena ia khawatir Noah terjatuh. Namun Alan selalu meyakinkan, jika Noah akan baik- baik saja. Karena bocah itu sudah memakai pelampung, dan selalu berada dalam pengawasan Alan. Bahkan ketika menaiki seluncuran, Alan selalu memeluknya dari belakang dengan erat. Jadi bisa dipastikan, jika Noah akan baik- baik saja.

“Mau lagi, nggak?” tawar Alan. Yang langsung diangguki oleh bocah itu dengan semangat.

Namun sayangnya, belum sempat Noah menjauh dari depan seluncuran, sudah ada orang yang mendarat di air dan kakinya tidak sengaja menendang tubuh Noah dengan kencang. Akibatnya, Noah terjatuh dan kepalanya sempat tenggelam sebentar.

Beruntungnya, Alan langsung sigap menyelamatkan Noah dengan mengangkat tubuhnya dan membawanya ke tepi kolam.

“Ada yang sakit, nggak? Airnya masuk ke hidung? Kepalanya ada yang luka?” tanya Alan panik, seraya mengecek seluruh tubuh Noah.

Sedangkan bocah itu hanya terdiam dengan wajah yang masih menegang. Namun sedetik kemudian, bocah itu langsung menangis dengan kencang. Hingga membuat Alan semakin panik dan khawatir.

“Om, maafin saya ya, Om. Saya nggak sengaja, sumpah.”

Orang yang tadi tidak sengaja menendang Noah itupun meminta maaf dengan wajah yang panik. Dari wajahnya, terlihat jika bocah itu masih duduk di bangku SMP.

Alan tak menghiraukannya. Ia sudah kebingungan sendiri karena tangisan Noah tak kunjung reda. Ia tidak mungkin membawa Noah kembali ke Rachel dengan posisi masih menangis seperti ini. Bisa- bisa wanita itu marah dan menyalahkan dirinya.

Hingga tiba- tiba, terdengar suara seseorang yang menyapa dirinya, disertai dengan menepuk pundaknya pelan.

“Alan?”

Alan menoleh terkejut. Menatap seorang pria bertubuh tinggi yang sudah berdiri di sampingnya, sambil menatap Noah tanpa berkedip. Beberapa hari yang lalu, mereka bertemu di Bandara. Dan sekarang, mereka bertemu lagi di sini.

“Loh, Jun? Kok bisa ada di sini?” tanya Alan.

“Iya, nih. Nemenin cewe gue berenang,” balas pria itu.

“Nggak kerja?” tanya Alan lagi.

“Libur,” jawabnya.

“Ini anak lo?” tanyanya pada Alan.

“Bukan. Anak orang,” jawab Alan.

“Oh. Lo ke sini sama siapa?” tanyanya lagi.

“Sama Aspri gue.”

“Oh, kirain sama Sania.”

“Stress lo! Orang Sania udah nggak ada.”

“Lah, nggak ada ke mana?”

“Meninggal dari setahun yang lalu. Masa lo nggak tau? Perasaan beritanya udah disebar ke grup angkatan,” jelas Alan. Membuat pria itu langsung membulatkan matanya terkejut.

“Serius? Gue nggak dengar apa- apa, sumpah!”

“Yakali gue bohong,” ketus Alan.

“Lo jomblo dong, sekarang?”

“Iya.”

“Nggak ada niatan cari cewe lagi?”

“Ya lo bayangin aja, gue sama Sania pacaran dari SMA. Terus tiba- tiba ditinggal begitu aja. Masa iya, gue segampang itu lupain dia?”

“Halah, nggak percaya gue. Pasti habis ini udah gandeng cewe lagi,” cibir pria itu. Membuat Alan langsung terdiam seketika.

Kemudian mereka berdua melanjutkan perbincangannya sambil duduk di tepi kolam. Membiarkan Noah berenang sendiri di depannya, namun tentunya masih berada di dalam pengawasannya.

“Pak Alan!”

Alan langsung refleks menoleh ke belakang, saat mendengar suara Rachel yang memanggilnya. Namun ketika pria yang duduk di sebelahnya ini ikut menoleh ke belakang, Rachel dan pria itu sama- sama membulatkan matanya terkejut, ketika tatapan mereka tak sengaja bertemu.

Setelah terdiam mematung selama beberapa detik, Rachel lantas masuk ke dalam kolam renang. Ia angkat tubuh anaknya, lalu ia bawa ke tepi kolam. Kemudian setelah itu, ia langsung membawanya berlari menjauh, tanpa berbicara sepatah katapun pada Alan.

“Rachel, tunggu!” teriak pria itu. Membuat Alan semakin mengerutkan keningnya bingung. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status