Share

Bab 2

Author: Ahong
last update Last Updated: 2025-04-17 09:49:41

"Aku Andin, Kak. Adiknya Kakak!" ucap wanita bernama Andin itu dengan mata berkaca-kaca, suara dan bibirnya bergetar.

Mengamati penampilan Seno dari atas kepala hingga ujung kaki, dia kemudian menambahkan, "Pasti, Papa, Mama, akan sangat senang mengetahui hal ini!"

Seno terperanjat! Wanita ini mengaku sebagai adiknya?

Mencerna dalam sepersekian detik omongan wanita itu.

Lalu, Seno menggeleng. Tidak percaya dengan apa yang barusan dikatakannya.

"Jangan bercanda, Nona! Aku tidak memiliki adik. Nona salah orang!" ujar Seno sambil menuding muka Andin.

"Aku tidak mungkin salah orang! Kamu adalah Kakakku!" sergah Andin penuh keyakinan.

Tanpa membalas perkataan wanita itu, Seno buru-buru menyingkir dari hadapannya dan kembali berjalan menuju kamar inap anaknya.

Melihat Seno pergi meninggalkannya, Andin panik dan langsung menghadang jalan Seno.

Berdiri di hadapan Seno, Andin meraih kedua tangan pria itu.

"Aku paham mengapa Kakak tidak langsung percaya. Tapi, kenyataanya memang seperti itu, Kak. Kakak itu anak pertama dari Tuan Besar Aliando Aryaprasaja dan Nyonya Besar Nadine yang hilang sejak masih kecil! Kakak adalah cucu Kakek Aryaprasaja!"

Mata Seno melebar seketika saat mendapati wanita asing ini mengenggam tangannya. Ia pun buru-buru melepaskannya.

Ia sudah beristri, hal tersebut tentu bisa menimbulkan salah paham!

Dan yang Seno lakukan selanjutnya tak lain adalah tertawa. Lelucon macam apa yang dikatakan olehnya?

Keluarga Aryaprasaja, keluarga konglomerat kaya raya yang tidak hanya paling kuat dan berpengaruh di dalam dunia bisnis, tapi juga di dunia bawah.

Bertahun-tahun keluarga konglomerat itu mendominasi berbagai majalah sebagai keluarga terkaya di negara ini.

Gurita bisnisnya sudah mencakup ke berbagai aspek ekonomi. Perusahaannya bergerak di bidang retail, properti, perbankan, otomotif, media, butik, travel, fast food dan masih banyak lagi.

Dan ia adalah anak pertama Aliando Aryaprasaja, pemimpin keluarga tersebut? Juga cucu dari Kakek Aryaprasaja?

"Kalau mau melawak sebaiknya jangan denganku, Nona. Juga, yang benar-benar saja. Itu, terlalu berlebihan!" tegas Seno dengan wajah mengeras sambil menatap tajam Andin.

Selagi Andin terdiam kaget, Seno lanjut bicara, "Saat ini, suasana hatiku sedang buruk. Jangan coba-coba menambahinya. Jadi, kumohon pada Nona untuk menyingkir dari hadapanku. Jangan halangi jalanku sebelum kesabaranku habis!"

Melihat wanita itu tidak kunjung menyingkir, Seno pun berinisiatif menyingkir duluan dan kembali melanjutkan langkah.

Namun, baru beberapa langkah, suara Andin tiba-tiba terdengar lantang.

Hal tersebut membuat langkah Seno terhenti.

"Aku tahu apa yang membuat suasana hati Kakak buruk!"

Melihat Seno menghentikan langkah dan terkejut, Andin buru-buru menambahkan, "Anak Kakak sedang sakit parah, bukan? Dan untuk menyelamatkan nyawanya dia harus dioperasi?"

Sontak saja, perkataan Andin membuat Seno terhenyak.

Bagaimana dia bisa tau? Apa mungkin ... pikir Seno.

Bertanya-tanya, Seno pun berbalik dan menatap ke arah Andin dengan curiga.

"Kamu menguntitku, Nona?"

Andin gelagapan. "Ya. Aku menguntit Kakak belakangan ini karena aku sedang mengumpulkan bukti-bukti, semua informasi tentang Kakak untuk membuktikan kalau Kakak itu benar anak pertama Papa dan Mama yang hilang itu atau tidak. Dan ternyata ... benar!"

Seno melambaikan tangan. "Lupakan omong kosongmu itu, Nona. Aku tidak mempercayainya. Itu jelas mustahil!"

Mendapatkan respon tidak seperti yang ia harapkan, Andin langsung berpikir keras.

Lalu, Andin segera merogoh tas dan mengeluarkan dua buah kartu dari dalam sana.

Andin tidak menyerah dan kembali menghampiri Seno. "Kakak tidak harus mempercayainya sekarang. Tapi, kumohon, terima dua kartu ini Kak. Segera lakukan operasi pada Felicia dengan kartu satunya yang merupakan black card tanpa batas,"

Tanpa mempedulikan respon Seno yang terkejut sekaligus tampak tidak percaya, Andin lanjut bicara, "Dan kartu satunya adalah kartu namaku. Kapan pun Kakak butuh penjelasan lebih banyak lagi, hubungi aku, Kak. Aku akan menjelaskan semuanya!"

Seno terdiam untuk beberapa saat. Sebab menginginkan wanita ini segera enyah dari hadapannya dan tidak bicara hal yang tidak masuk akal lebih lanjut, Seno terpaksa menerima dua kartu tersebut.

"Sekarang, aku minta pada Nona untuk pergi!" titah Seno dingin.

Andin menghembuskan napas berat seraya memasang ekspresi wajah tidak berdaya. Bagaimana caranya ia meyakinkan Seno?

Tapi, setidaknya Seno mau menerima dua kartu yang ia berikan!

Paham dengan situasi yang tidak memungkinkan untuk ia meyakinkan Seno sekarang, Andin pun terpaksa pergi.

Setelah itu, Seno masuk ke dalam kamar inap Felicia.

Di dalam, Seno menggenggam tangan anak perempuannya dengan penuh kesedihan.

Ia sadar betul bahwa tanpa donor untuk transplantasi jantung, hidup anaknya tidak akan lama lagi.

Tiba-tiba, bayangan wajah Shinta ketika bicara tentang Felicia tadi kembali terlintas di benaknya. Itu adalah raut seorang Ibu yang tak rela kehilangan anaknya!

Di sisi lain, ia merasa kasihan dan tidak tega dengan Shinta sebab sejak Kakeknya meninggal, dia selalu diperalat oleh orang tua angkatnya. Ya, sebenarnya, Nina dan Darius bukan lah orang tua kandung Shinta!

Dan disaat kondisinya yang tengah kacau, malah datang seseorang yang mengatakan kalau ia adalah anak dari orang kaya yang hilang sejak ia masih kecil?

Jelas saja Seno menganggap perkataan wanita itu hanyalah sebuah lelucon belaka. Hiburan baginya disaat dirinya sedang terpuruk!

Bagaimana tidak, ia sudah tidak memiliki kedua orang tua. Kedua orang tuanya sudah meninggal. Ia juga adalah anak tunggal. Kakeknya sendiri yang mengatakannya.

Kini wajah Seno tampak murung. Kembali berpikir keras bagaimana caranya mendapatkan biaya operasi sang anak.

Dan terbesit ide untuk mengecek kartu hitam pemberian wanita tadi.

Alhasil, Seno malah menganggap dirinya setres.

Namun, kalau dipikir-pikir, tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang untuk mendapatkan uang.

Kebuntuan di otaknya itu akhirnya membuat Seno tidak peduli lagi. Segala cara akan ia coba, akan ia lakukan, meski ia tahu hal itu akan berakhir sia-sia!

Seno pun segera beranjak dari tempat duduknya dan keluar kamar inap menuju bagian administrasi.

Namun, setibanya di sana, ia malah dihina oleh petugas rumah sakit karena telah menunggak biaya perawatan selama satu minggu!

"Lupakan soal impianmu yang menginginkan anakmu dioperasi! Karena biayanya yang sangat mahal. Sudah jelas kalau kau tidak akan sanggup membayarnya. Kau saja masih menunggak biaya selama satu minggu? Apalagi ini mau membayar biaya operasi?!" jelas suster itu sinis sekaligus jijik.

"Bayarkan segera seluruh tunggakannya sekarang! Kalau tidak, pihak rumah sakit akan mengusir anakmu sore ini!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 103

    Di dalam kamar, kedua insan itu tengah saling melingkarkan tangan di pinggang sang pasangan. Juga saling mengulas senyum lebar, sesekali tertawa, dengan kedua mata sembab. Kini, kebahagiaan tengah menyelimuti diri pasangan suami istri itu yang baru mendapatkan restu dari kedua orang tuanya. Bagaimana tidak, sudah berkali-kali rumah tangga keduanya diterpa badai, tapi pada akhirnya tak tergoyahkan. Kehidupan rumah tangga yang sebelumnya dipenuhi dengan intrik drama kini telah berhasil mereka berdua lewati. Selama bertahun-tahun, Seno hidup sebagai menantu yang dicap sampah di keluarga Herlambang. Namun sekarang, julukan menatu parasit, beban dan tak berguna, sudah tidak akan tersemat padanya. Identitas Seno yang perlahan mulai terkuak, membuatnya tidak akan dihina-hina dan direndahkan. Bahkan, sebentar lagi, ia akan berubah menjadi sosok yang paling ditakuti sekaligus dipuja-puja banyak orang! "Akhirnya, ya, Sen. Kita sudah sampai di titik ini. Titik di mana kamu sendiri sudah

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 102

    Mereka bertiga tersentak, lagi-lagi teringat dengan apa yang dilakukan Seno semenjak itu kembali bermunculan di benak masing-masing, menghantam bagai ombak. Selagi hal itu terjadi, seketika sekujur tubuh mereka bertiga merinding parah. Jelas keluarganya Seno memang sangat kaya. Dibuktikan dengan Seno yang dapat mengeluarkan uang bermiliar-miliaran dengan begitu mudah. Kira-kira, apa nama keluarga itu? Pasti, masuk jajaran keluarga konglomerat penguasa Eldoria. Bahkan, negara ini. Sembari jarinya menunjuk ke arah depan rumah, Ronald, berkata, "Jadi, mobil sport itu adalah milikmu sendiri, Sen? Bukan mobil rental?" Pandangan Seno beralih menatap Kakak iparnya. Lalu, ia mengangguk dan menjawab. "Benar." Kemudian, dia menambahkan. "Itu mobilku sendiri. Bukan mobil rental." Sebelumnya, Seno mengatakan kalau mobil sport yang ia bawa ke acara ulang tahun Nenek Herlambang adalah mobil rental. Namun, mereka menjadi bertanya-tanya, setelah mobil sport itu ada di rumah mereka selama berh

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 101

    Pagi hari, anggota keluarga Darius terlihat duduk di meja makan. Tengah sarapan. Selesai semua orang menandaskan piring masing-masing, Shinta menoleh ke arah Seno yang duduk di sampingnya. Dia memberi kode dengan gerakan mata. Begitu melihat sang suami menganggukan kepala seraya tersenyum kecil, Shinta balas tersenyum dengan rahang mengeras. Lalu, ia beralih menatap anggota keluarganya satu persatu di hadapannya. Shinta lebih dulu menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri sebelum bercerita. Setelah siap, ia memberitahu jika Seno bukan cucu kandung Kakek Mahendra kepada kedua orang tua dan Kakaknya. Selagi semua orang terbelalak, Shinta melanjutkan cerita tentang Seno yang ditemukan di dalam hutan oleh Kakek Mahendra saat dia masih kecil dalam keadaan hilang ingatan, lalu diasuh dan dirawat oleh Kakek Mahendra sampai besar dan akhirnya menikah dengan dirinya. Shinta menjelaskan jika beberapa bulan yang lalu, ada seorang perempuan yang datang kepada Seno mengaku sebagai adi

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 100

    Namun, akhirnya Tuan Besar Macan Sakti memilih untuk tidak memberitahu Ferdi. Ia tidak mau terlibat lagi. Juga mencari aman. "Saya tidak jadi membunuh Seno dan menghancurkan keluarga Herlambang! Akan saya lupakan soal balas dendam atas kematian semua anak buah saya di pabrik!" ucap Tuan Besar Macan Sakti tegas. Di ujung telepon, Ferdi terperanjat. Dia tidak mengerti dengan apa yang ada dalam pikiran ketua mafia itu. Bukan kah dia begitu berambisi tadi? Akan melakukan hal demikian? Ferdi pun menebak jika ada yang tidak beres! "Kenapa anda berubah pikiran? Apa yang terjadi?!" cecar Ferdi bingung sekaligus penasaran. "Apa karena Seno mendapatkan bantuan dari seseorang yang anda maksud itu?" "Tapi, seharusnya Seno dan keluarga Herlambang sedang lengah kali ini karena merasa menang. Begitu pula dengan seseorang yang membantunya. Anda bisa menggunakan kesempatan itu untuk menyerang mereka. Ini lah saatnya, Tuan Besar Macan Sakti!" Awalnya memang begitu, tapi tentu saja ketua mafia M

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 99

    Di saat ini, Shinta tengah bersandar pada tepi ranjang dengan pandangan lurus ke depan. Terdiam. Sibuk dengan pikirannya. Dia sudah sadar beberapa menit yang lalu. Sedangkan Seno duduk di sampingnya. Sesekali, ia akan menoleh sebentar ke arah Shinta hanya sekadar untuk memastikan kondisi sang istri. Seno baru saja menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Shinta sekaligus menjelaskan bagian yang tadi terlewatkan. Awalnya, Seno tidak ingin melanjutkan sebab takut Shinta akan pingsan lagi. Namun, Shinta memaksa. Berjanji jika tidak akan pingsan lagi. Kali ini lebih siap. "Astaga, ini serasa mimpi, Sen," Akhirnya, Shinta angkat suara setelah hening menyelimuti keduanya. Kemudian, ia menghadap Seno dan menambahkan. "Suamiku adalah anak dari keluarga yang paling kaya dan berpengaruh di negara ini?!" Seno tersenyum kecil. "Aku sendiri saja, kadang masih tidak menyangka kalau hidupku akan jadi seperti ini, sayang. Tak pernah terpikirkan sedikit pun sebelumnya di benakku kalau aku

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 98

    Shinta meringis kesakitan. Buru-buru ia memegangi pelipisnya. Seno hendak mendekat ketika sebuah tangan sudah terangkat di depannya. Shinta, seraya menggeleng berkata, "Aku tidak apa-apa. Lanjutkan saja." Tanpa menatap ke arah suaminya, Shinta menambahkan, "Lalu, kapan tepatnya kamu mengetahui kedua orang tua kandungmu?" Setelah memastikan tidak terjadi hal buruk pada istrinya, Seno menceritakan apa yang terjadi saat ia sedang mencari uang untuk biaya operasi Felicia. Yang mana ia ditemui oleh seorang wanita yang mengaku sebagai adik perempuannya dan mengatakan identitasnya yang sebenarnya. Seno juga akhirnya jujur tentang siapa Tara yang sebenarnya bernama Andin yang merupakan anak perempuan dari keluarga Aliando Aryaprasaja yang tak lain adalah adik perempuannya. Lalu, Seno juga menjelaskan tentang adiknya itu yang memberikan kartu nama, kartu ATM yang berisi uang 1 triliun dan kartu hitam tanpa batas kepadanya. Oleh sebab itu, ia selalu bisa mendapatkan uang dengan cepat ka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status