Share

Bab 60

Penulis: Ahong
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-07 21:53:14

"Apa yang anda katakan kepada saya sebelumnya, Bu Farida?!" seru Zulfikar dengan wajah mengeras. "Anda mengatakan kalau rumah sakit ini adalah rumah sakit terbaik dan dokter-dokternya juga hebat. Tapi, nyatanya apa, hah?!" suaranya meninggi saat ia melanjutkan, "Operasi saya gagal dan Dokter itu nyaris saja membuat saya kehilangan nyawa!"

"S-saya–"

Mendengus dingin, Zulfikar lanjut bicara sambil sesekali menoleh ke arah Seno. "Kalau saja tidak ada Seno! Mungkin, saya tidak akan selamat!"

Untuk menutupi rasa keterkejutan dan menyembunyikan niat jahatnya, Farida buru-buru berjalan ke arah ranjang dan mengatakan sesuatu yang sudah sepantasnya kepada Zulfikar dengan nada semanis mungkin.

Daripada ia ketangkap basah sekarang dan tidak bisa melancarkan aksi jahatnya di lain waktu, maka ia pun memutuskan menekan kekesalan dan kemarahannya saat ini dalam-dalam.

"Saya turut senang dan lega karena Pak Walikota akhirnya bisa diselamatkan," ucap Farida dengan jurus lidah menjilat.

"Saya tid
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 64

    Berdiri di hadapan Hana dan Cantika, Seno menatap tajam mereka berdua satu persatu. "Andai saja kalian berdua seorang pria, nasib kalian akan sama dengan Jeffry!" seru Seno dengan gigi gemeretak sembari menunjuk ke arah orang yang baru saja disebutkan. Hana buru-buru mengondisikan diri dan memberanikan balik menatap Seno. "B-beraninya kamu mengancam kami..., " ucap Hana yang berusaha bicara setenang mungkin seraya menuding muka Seno. Tapi tak bisa dipungkiri jika wanita itu terlihat tak kuasa menahan takut. "Lihat saja nanti kamu, Seno. Kamu akan mendapatkan balasan dari kami!" ucap Cantika menambahi Hana. Walau ia juga berusaha menunjukan sikap tenang, tapi tetap saja suaranya bergetar saat berbicara. Tentu saja, Hana dan Cantika sudah tidak seberani beberapa saat yang lalu. Nyali mereka berdua mendadak ciut setelah menyaksikan bagaimana Seno memberi pelajaran kepada Jeffry dan dua bodyguard. Dengan mendengus, Seno berujar, "Kuberitahu kalian berdua kalau sekarang aku sudah berub

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 63

    Sebuah tamparan terdengar sangat keras. Setelah Seno menampar Jeffry, ia menendangnya yang membuat tubuh pria itu terpental dan menabrak dinding depan rumah. Seketika semua orang terbelalak, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Apalagi saat menyaksikan dengan kepala mata mereka sendiri bahwa Seno yang dianggap menantu sampah itu yang melakukannya. Sementara itu, Shinta yang tengah merasa sedih sekaligus sakit hati sebab dikatai sebagai anak pungut, mendadak teralihkan. Seno langsung menghajar orang yang barusan mengatainya? Kini, Jeffry yang masih tergeletak di lantai meringis kesakitan seraya memegangi pipinya yang memerah. Kemudian, ia memandang Seno dengan tatapan rasa takut dan marah. "Berengsek! Berani-beraninya menantu sampah sepertimu menampar dan menendangku?!" teriaknya tak kalap. "Sekarang, kau dalam masalah besar bajingan!" Akan tetapi, Seno tidak peduli dengan ancaman Jeffry. Pria tampan itu malah mendongakan dagu tinggi-tinggi. Menandakan jika tidak takut.

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 62

    Tak perlu waktu lama, Seno, Shinta dan Felicia pun sampai di rumahnya Nenek Herlambang. Begitu turun dari mobil, Seno dan Shinta langsung menggandeng tangan Felicia dan lalu ketiganya berjalan bersama menuju ke arah rumah mewah tersebut. Akan tetapi, mereka bertiga harus menghentikan langkah tatkala dua bodyguard yang menjaga area depan rumah tiba-tiba menghadangnya. "Kalian tidak diijinkan masuk ke dalam dan mengikuti pesta ulang tahun Nyonya Besar Herlambang!" ucap salah satu bodyguard itu dengan nada dingin juga tegas. Sontak, Shinta dan Seno terbeliak kaget! Apa-apaan ini? Kenapa mereka tidak diperbolehkan masuk? "Bagaimana mungkin kami tidak diijinkan masuk?!" protes Shinta tak terima. Kemudian, ia menambahkan, "Kami adalah anggota keluarga besar Herlambang, jadi kami berhak mengikuti pesta ulang tahun Nenek!" Tatapan kedua bodyguard itu beralih kepada Shinta. "Kami tahu jika kalian termasuk anggota keluarga besar Herlambang," jawab satu bodyguardnya lagi sambil menatap S

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 61

    Sontak, Seno gelagapan, tidak langsung menjawab. Ia benar-benar tidak menyangka Zulfikar akan menawarkan putrinya padanya! Apa yang tengah merasuki pria itu? Sehingga berpikir demikian? Ratna sendiri tengah melotot. "Apa yang Ayah lakukan?! Seno sudah punya istri dan anak! M-mana bisa!" Zulfikar menoleh ke arah anak perempuannya. Lalu, pandangannya memicing. "Kalau seandainya belum, apa kamu mau Ratna?" Kini giliran Ratna yang gelagapan. Mendadak, ia kehilangan kata-kata. Tidak tahu harus menjawab apa. Sementara itu, Marchel dan Indah saling pandang seakan menyamakan frequensi atas perkataan kepala keluarga mereka barusan. Apakah Zulfikar serius? Selagi semua orang terkejut sekaligus kebingungan, Zulfikar tertawa, "Aku hanya bercanda, jangan dibuat serius!" Zulfikar berkata sambil melambaikan tangan. Ucapan Zulfikar membuat semua orang terhenyak sebelum kemudian geleng-geleng kepala. Pasti tidak akan serius bukan? Di sisi lain, mereka boleh merasa lega sebab Zulfikar sudah bi

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 60

    "Apa yang anda katakan kepada saya sebelumnya, Bu Farida?!" seru Zulfikar dengan wajah mengeras. "Anda mengatakan kalau rumah sakit ini adalah rumah sakit terbaik dan dokter-dokternya juga hebat. Tapi, nyatanya apa, hah?!" suaranya meninggi saat ia melanjutkan, "Operasi saya gagal dan Dokter itu nyaris saja membuat saya kehilangan nyawa!" "S-saya–" Mendengus dingin, Zulfikar lanjut bicara sambil sesekali menoleh ke arah Seno. "Kalau saja tidak ada Seno! Mungkin, saya tidak akan selamat!" Untuk menutupi rasa keterkejutan dan menyembunyikan niat jahatnya, Farida buru-buru berjalan ke arah ranjang dan mengatakan sesuatu yang sudah sepantasnya kepada Zulfikar dengan nada semanis mungkin. Daripada ia ketangkap basah sekarang dan tidak bisa melancarkan aksi jahatnya di lain waktu, maka ia pun memutuskan menekan kekesalan dan kemarahannya saat ini dalam-dalam. "Saya turut senang dan lega karena Pak Walikota akhirnya bisa diselamatkan," ucap Farida dengan jurus lidah menjilat. "Saya tid

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 59

    Seno menatap anggota keluarga Zulfikar di hadapannya secara bergantian yang kini tengah menatapnya tak sabar. Lalu, ia tersenyum kecil dan berkata, "Seperti janjiku pada kalian sebelum aku masuk ke dalam ruang operasi kalau aku tidak akan mengecewakan kalian," Menghela napas, Seno melanjutkan, "Aku berhasil menyelamatkan Pak Zulfikar," Mendengar itu, semua orang tercengang! Selagi semua orang membeku tengah mencerna perkataan Seno, suara Seno kembali terdengar, "Kalian sudah boleh masuk untuk melihat kondisi Pak Zulfikar di dalam. Saat ini, Pak Walikota sudah sadar!" Semua orang pun bergegas melangkahkan kaki menuju ruang operasi dan masuk ke dalam dan tiba-tiba... Semua orang mendadak menghentikan langkah begitu tiba di dalam, kembali mematung di tempat masing-masing dengan pandangan lurus ke arah Zulfikar yang tengah duduk tegak di atas ranjang. Walikota itu jelas dalam keadaan baik-baik saja. Malahan, terlihat membaik daripada sebelumnya. Benar apa kata Seno barusan... Seket

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status