Share

Bab 69

Penulis: Ahong
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-15 12:48:39

Cing!

Terlihat ada kilatan cahaya melintas. Di dalam bingkisan terdapat patung giok naga!

Saking terkejutnya, Jeffry sampai terhuyung sebelum kemudian ia buru-buru menyeimbangkan tubuhnya.

Dengan tubuh gemetaran hebat, tatapan tidak percaya, Jeffry menaruh patung giok naga itu dengan sangat hati-hati di atas meja.

Sementara semua orang tengah terpana, bukan kah patung giok naga itu ...

Tidak salah lagi. Itu adalah patung giok naga yang berasal dari giok termahal jenis jedeite, berwarna hijau imperial, milik keluarga Aliando Aryaprasaja yang didapatkan dari balai lelang beberapa tahun lalu dengan harga mencapai 100 miliar!

Menjadikannya sebagai salah satu giok termahal yang pernah diperdagangkan di negara ini.

Seantero negara pernah digegerkan oleh patung giok naga tersebut. Bisa dibilang, hampir seluruh orang tahu.

Seharusnya patung yang sangat berharga itu ada di rumahnya Aliando Aryaprasaja saat ini.

Tapi, kenapa sekarang ada di sini? Dan yang membawanya adalah Seno? Sebaga
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 87

    "Kau mau tau siapa dia sebenarnya..., " ucap Tuan Besar Naga Merah dengan gigi gemeretak sambil menunjuk ke arah Seno. Tatapannya tak berpaling sedikit pun dari wajah ketua mafia itu. "Dia adalah Tuan Muda Liam. Tuan Muda keluarga Aliando Aryaprasaja!" Sontak, tanah di bawah para pasukan mafia itu seakan hancur. Mereka serasa mau jatuh. Mereka tahu bahwa keluarga Aliando Aryaprasaja adalah keluarga kaya raya dan pemimpin kelompok mafia paling kuat dan berpengaruh. Dengan kekuasaannya dalam dunia bisnis dan dunia bawah, keluarga itu beserta para anggotanya sangat ditakuti semua orang. Bahkan, organisasi mafia Naga Merah yang notabene organisasi paling kuat saja tunduk pada keluarga tersebut. Dan pria ini adalah Tuan Muda sekaligus anaknya Aliando Aryaprasaja, kepala keluarga itu? Lalu, kepala-kepala pun tertoleh ke arah Seno dan mengamati penampilan pria itu. Kini, wajah mereka tengah menunjukan keterkejutan sekaligus ketakutan. Selagi hening tengah terjadi, Tuan Besar Naga Merah

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 86

    Tiba-tiba... "Berhenti kalian semua!!!" Terdengar seruan seorang pria yang begitu menggelegar. DOR! DOR! DOR! Di saat yang sama, terdengar suara tembakan pistol yang diarahkan ke langit-langit pabrik. Hal tersebut membuat pasukan mafia yang hendak menyerbu Seno langsung berhenti, lantas secara serentak menoleh ke arah sumber suara. Tampak sosok pria garang yang auranya menakutkan dengan dikawal oleh sepertinya anak buahnya yang memegang senjata tengah bergegas ke arah mereka. Seketika semua pasukan mafia terbelalak. Begitu pula dengan ketua mereka yang saat ini masih terkapar di lantai. Berusaha mati-matian melihat ke arah ketiga orang itu. Begitu mengenali siapa sosok tersebut, wajah-wajah berubah pucat pasi. Menyiratkan keterkejutan sekaligus ketakutan. Bagaimana tidak, pria itu adalah Tuan Besar organisasi mafia bernama Naga Merah. Organisasi mafia terbesar di kota Eldoria. Organisasi mafia yang menguasai seluruh Eldoria. Pun Tuan Besar Naga merah sendiri adalah seseora

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 85

    Beberapa detik kemudian, keadaan terbalik. Selain Seno yang ternyata sulit disentuh, selalu dapat mengelak dan menghindar, Seno juga tiba-tiba memiliki kesempatan balas menyerang. Hingga akhirnya... BUGH! Tinju Seno berhasil menghantam wajah lawan. Alhasil, ketua mafia itu terbanting dua langkah ke belakang, tapi masih dalam keadaan posisi berdiri. Mendapatkan hal itu, sang ketua mafia terbeliak kaget diikuti tatapan tak percaya semua orang. Bagaimana mungkin boss mereka yang malah terdesak? Terkena pukulan? Bukan kah seharusnya... Sementara itu, Seno menghentikan serangan sejenak. Sebab ia yang masih mengulur waktu, ia akan mengajaknya bicara. Tentu, untuk membahas apa yang barusan ia lakukan. "Kukira akan sangat sulit memukulmu," ujar Seno sambil tergelak. Kemudian, ia memicingkan pandangan saat melanjutkan, "Tapi ternyata, cukup mudah. Ckck. Bagaimana bisa kau dipercaya oleh Tuan Besarmu? Kemampuanmu saja hanya sebatas ini..., " Sontak, perkataan Seno membuat ketua mafia

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 84

    Seketika wajah ketua itu menggelap begitu mendengar perkataan Seno yang terdengar menjengkelkan di telinga sekaligus merendahkan. Aura buas tak terkira terpancar. Pun anak buahnya yang tadi tengah duduk-duduk kompak berdiri, yang tadi juga tampak santai, kini wajah-wajah itu berubah mengeras sebab marah. Mereka segera bersiap, menunggu intruksi dari sang ketua yang pasti akan menyuruh mereka untuk segera menghabisi perwakilan dari keluarga Herlambang tersebut. "Mau kupenggal kepalamu dan kuhidangkan pada makan malam anggota keluargamu, hah?!" tiba-tiba, sang ketua berseru. Suaranya menggelegar. Mendadak, atmosfer dalam pabrik itu berubah tegang. Meski dibawah tatapan mematikan, barusan mendapatkan ancaman yang begitu mengerikan, tak membuat Seno gentar. "Bagaimana jika kita bertarung dulu?" Sebelah alis Seno terangkat. "Aku ingin bertarung denganmu untuk mengetahui kemampuanmu. Juga mengukur kemampuanku sendiri." "Jika aku kalah, aku akan segera memberikan uang yang kalian mint

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 83

    Terlihat gesekan yang terjadi antara petugas keamanan dengan anggota mafia. Jumlah yang timpang, membuat petugas keamanan pabrik, harus babak belur. Kini, beberapa satpam masih berdiri dan berusaha untuk menjalankan tugasnya. Meski pun wajahnya telah berlumuran darah, tapi mereka masih berusaha menahan para anggota mafia. Semua pandangan langsung tertuju ke arah Seno tatkala pria itu tengah berjalan dengan tenang ke arah mereka. Dalam hati, mereka bertanya-tanya. Siapa pria itu? Namun, sepertinya dia bukan Presdir perusahaan keluarga Herlambang yang sedang mereka tunggu-tunggu kedatangannya! Seno menghentikan langkah di hadapan dua diantara mereka dengan tatapan dingin. Hal tersebut membuat wajah dua anggota mafia itu berubah, lantas balik menatap Seno dengan tak kalah tajamnya, sarat akan permusuhan! Sebelum mereka berdua angkat bicara, suara Seno lebih dulu terdengar. "Yang mana ketua kalian?" "Siapa kau berani menanyakan siapa ketua kami?!" salah satu diantara mereka ber

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 82

    Bondan dan Darius tiba di pabrik terlebih dahulu. Mereka berdua masuk melalui pintu belakang dengan arahan dari General Manager pabrik. Sehingga, para mafia yang ada di depan tidak mengetahui kedatangan mereka berdua. "Apakah kau sudah menemui mereka lagi dan katakan kalau aku akan datang? Berhasil menahan mereka untuk tidak membuat keributan makin besar?!" Bondan langsung mencecar General Manager pabrik dengan pertanyaan begitu tiba di ruangan itu. Di dalam sana, banyak managemen pabrik yang berkumpul untuk bersembunyi dari pasukan mafia. General Manager pabrik mengangguk. "Untungnya mereka menurut, Presdir dan katanya akan menunggu kedatangan anda." Sebenarnya, dia sendiri takut bukan main tadi saat menemui para mafia itu sebab taruhannya adalah nyawa! Apalagi saat melihat beberapa orang yang mencoba menentang sekaligus mengusir malah berakhir dipukuli. Sedangkan Bondan dan Darius yang mendengar hal itu sedikit lega. Setidaknya mereka bisa berpikir untuk menentukan langkah a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status