Share

6. Kembali Bertemu

last update Last Updated: 2022-03-25 20:43:32

Tetesan embun di pagi hari menyambut hadirnya sang mentari yang mulai menampakan sinarnya, seorang gadis berjalan menaiki tangga dengan tergesa-gesa dengan langkah kaki mungilnya dia terus mendaki setiap inci undakan anak tangga. Hingga tiba di depan ruangan bernuansa putih gadis itu berjalan mendekati pintu meraih handel pintu kemudian memutarnya, setelah pintu terbuka Aisyah segera masuk dan tidak lupa menutup pintu kembali, Aisyah meletakan tas beserta alat Stetoskop yang melingkar di leher ke atas meja.

Hari ini begitu melelahkan bagi Aisyah bukan karena pasien yang datang silih berganti, tetapi karena dia yang harus berangkat dan pulang dari rumah sampai rumah sakit setiap hari, sebenarnya Aisyah ingin menyewa rumah yang dekat dengan rumah sakit tetapi orang tua nya tidak mengijinkan bahkan Gani sang Papa rela antar dan jemput Aisyah, untuk memastikan keselamatan Aisyah.

Matahari mulai naik ke atas permukaan, suasana rumah sakit mulai sedikit renggang karena waktu jam istirahat makan siang. Aisyah menutup berkas-berkas yang ada di atas meja kemudian menyimpannya di rak buku, kemudian Aisyah keluar untuk makan siang di kantin yang ada di rumah sakit.

"Halo! kakak ipar?"

"Widia! kok, kamu ada disini?" tanya Aisyah. Widia yang berbeda di samping Aisyah langsung duduk di bangku yang sama dengan Aisyah.

"Ini kan rumah sakit umum, jadi wajar dong kalau aku berada di sini," ucap Widia santai sambil mengambil alih gelas yang berisi jus mangga dan meminumnya.

"Haus, Neng?"

"Hu um, banget."

"Ya udah, pesen sana," sungut Aisyah, mengambil kembali minuman yang hampir habis dari tangan Widia.

"Pelit banget, sih!" kesal Widia.

"Lagian, punya orang main comot aja," kesal Aisyah.

"Bagi dikit kenapa, sih?"

"Kan kamu bisa pesen sendiri, kenapa harus minum minuman, aku?" tanya Aisyah.

"Ga afdol, kalau ga gangguin kamu."

"Emang, aku punya salah apa sama, kamu?"

"Salah kamu, itu banyak banget," ucap Widia. Kembali mengambil jus dari tangan Aisyah dan meminum habis isinya.

"Keterlaluan kamu, Wid!"

"Biarin, lagian sama temen pelit," ucap Widia tanpa dosa.

"Ngeselin banget, sih!"

"Kamu tuh, yang ngeselin!" ucap Widia. "Tiba-tiba pergi tanpa kabar, hilang bagai di telan bumi?" sambung Widia.

"Maaf, soal itu."

"Kamu, bisa jelasin?" tanya Widia.

"Saat itu, aku mendapat informasi dari salah satu dosen, yang mengatakan telah di buka pendaftaran calon Dokter dengan jalur beasiswa." terang Aisyah. "Jadi, aku coba untuk mendaftar, dan diterima," lanjut Aisyah.

"Terus, kamu pergi gitu aja?"

"Bukan gitu, Wid," ucap Aisyah. "Aku buru-buru, jadi ga sempat pamit sama, kamu," sambung Aisyah.

***

Dalam ruangan bernuansa putih tercium aroma khas obat-obatan rumah sakit, pria yang duduk di atas kursi memandangi gadis cantik yang berada tak jauh dari hadapannya. Krisna melangkah menghampiri Aisyah yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya, melihat sikap Aisyah yang selalu menghindar.

"Kenapa, kamu terus menghindar?" tanya Krisna.

"Aku, tidak menghindari, Kakak,!" jawab Aisyah.

"Terus, kenapa kamu tidak mau melihatku?" ucap Krisna meraih dagu Aisyah dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah Aisyah. Aisyah menelan ludah saat menatap manik mata elang milik Krisna, jantung Aisyah serasa ingin loncat keluar ketika Krisna mengusap lembut pipi merona Aisyah.

"Kamu tau, aku selalu menunggu kehadiranmu?" ucap Krisna.

"Kenapa?"

"Karena kamu, telah mengambil hidupku."

Deg!

Seketika tubuh Aisyah menegang saat Krisna mencium lembut bibir Aisyah, Krisna tersenyum menatap Aisyah yang terkejut atas perbuatannya.

"Kamu, akan menjadi milikku," Krisna mengusap bibir ranum Aisyah menggunakan ibu jari.

"Itu, tidak mungkin, Kak," ucap Aisyah.

"Tidak ada yang bisa menolak aku termasuk, kamu," Krisna tersenyum penuh arti.

"Sudahlah Kak, aku mau pulang."

"Biar aku antar kamu pulang," ucap Krisna menarik tangan Aisyah dan menuntunnya keluar.

Kini mereka telah sampai di tempat parkir melangkah menuju mobil SUV putih milik Krisna, Krisna membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Aisyah masuk.

"Kamu, tinggal di mana?" tanya Krisna.

"Di rumah," jawab Aisyah singkat.

"Iya, maksudnya kamu tinggal di daerah mana?" tanya Krisna lagi.

"Aku, masih tinggal bersama orang tua," jawab Aisyah. Sejenak Krisna terdiam kemudian menyalakan mesin dan melaju meninggalkan perkarangan rumah sakit.

Dalam perjalanan pulang Aisyah hanya diam seribu bahasa, Krisna melihat Aisyah dari sudut matanya kemudian tersenyum, pandangan matanya masih fokus menatap jalanan yang masih ramai dengan sengaja Krisna menyentuh tangan Aisyah dan membawa ke pangkuan.

"Aisyah, jangan pernah pergi lagi dariku?" tanya Krisna mencium tangan Aisyah.

"Aku, tidak bisa berjanji, Kak," balas Aisyah menatap Krisna.

"Kenapa?"

"Aku, tidak bisa jelaskan," jawab Aisyah.

"Apa ada pria lain?" tanya Krisna memutar kepala menatap Aisyah sebentar kemudian kembali fokus mengemudi.

"Tidak!"

"Lalu?"

"Kak, aku gak bisa."

"Kenapa?"

"Aku, gak pantes buat, Kakak," ucap Aisyah.

Krisna tiba-tiba meminggirkan mobilnya kemudian berhenti, Krisna menatap dalam Aisyah meraih kedua tangan dan menggenggam erat.

"Aku, tidak peduli dengan apa yang orang katakan tentang kita," ucap Krisna. Aisyah menggeleng kemudian berkata.

"Kak, kita di takdirkan tidak untuk bersama," kata Aisyah menatap manik mata elang milik Krisna.

"Aku, akan membuktikan bahwa kamu adalah takdir yang di berikan Tuhan untuk aku," ucap Krisna menangkup wajah Aisyah dan mencium kening gadis manis itu.

***

Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an terdengar merdu menggema, gemerlap bintang bertaburan di langit malam dengan indah, sinar rembulan menerangi malam yang gelap, suara angin yang menerpa pepohonan dengan begitu kencang.

Aisyah menyisir rambut panjang hitamnya membiarkan helaian rambut terurai menggantung dengan indahnya, Aisyah menatap dirinya dari pantulan cermin seulas senyum manis terbit di bibir mungil Aisyah.

Malam ini adalah malam Minggu yang kata orang malam yang panjang tapi itu bagi orang yang memiliki pasangan sedangkan Aisyah jangan kan pasangan lelaki yang dekat dengan dia pun tak ada, Aisyah mengusap pelan bibir mungilnya yang masih terasa sisa bibir Krisna yang beraroma mint tea terasa dingin di mulut, wajah Aisyah berubah merah bila mengingat kejadian itu sungguh Krisna telah merebut ciuman pertamanya, walaupun mereka pernah berpacaran tetapi mereka tidak pernah melakukannya. Ternyata cantik saja tidak cukup untuk memikat hati pria kalau harta benda tak punya, begitupun dengan pria percuma tampan kalau tak punya harta bagaikan sayur tanpa garam alias hambar. Tapi bagi aku mau tampan atau tidak, mau kaya atau sederhana sama saja yang terpenting SJS (Setia, Jujur, Sayang) walaupun tanpa di pungkiri harta juga sangat penting untuk melanjutkan kehidupan tetapi kita bisa mencari itu bersama susah senang bersama karena dengan begitu kita bisa sama-sama saling mengerti dan menghargai.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   35. Memasak

    "Apa! Dia kabur. Dasar tidak becus jagain satu perempuan saja tidak bisa," hardik Imelda. "Pokoknya saya tidak mau tau, bagaimana pun caranya saya mau kalian membawa perempuan itu di hadapan saya. Kalau tidak kalian tau sendiri akibatnya," ancam Imelda. "Gimana?" "Bos marah bro," jawabnya setelah memasukan ponselnya kedalam saku bajunya "Kita harus secepatnya menemukan perempuan itu," sambungnya lagi "Ya udah, ayo kita pergi ke rumah sakit," ajak temannya "Rumah sakit, ngapain?" tanyanya bingung "Periksa gigi. Ya nungguin itu dokter cantik lah, katanya mau nyulik dia gimana sih," kesal temannya "Hehe, kirain mau periksa beneran," ucapnya cengengesan. mereka bertiga pun langsung pergi menuju rumah sakit.*** "Kakak ipar ga kenapa-kenapa kan?" tanya Widia panik karena mendengar kabar dari kakaknya. "Terus keadaannya gimana sekarang?" tanya Widia lagi "Syukur lah kalau baik-baik saja, aku sangat khawatir kak, pantas saja tadi perasaan aku tidak enak. Ya sudah kalau ada apa-apa

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   34. Berhasil Kabur

    "Aisyah, kamu di dalam kan?" panggil Widia lagi. Dari luar Widia tampak bingung dan khawatir bila terjadi sesuatu terhadap Aisyah di dalam karena tak biasanya Aisyah mengunci ruangannya. Widia ingin meminta bantuan tetapi lorong koridor sepi, Widia celingak-celinguk mencari sesuatu untuk membuka pintu. Widia terus berusaha menggedor-gedor pintu tetapi tetap tidak ada jawaban dari dalam. Widia mencari sesuatu di dalam tasnya yang bisa digunakan untuk membuka pintu. "Mudah-mudahan bisa," ucap Widia saat menemukan sebuah jepit rambut lalu memasukkannya ke dalam lubang kunci. Dia terus mencoba memutar kunci agar terbuka. "Eeemmm... eeemmm," Aisyah menggeleng agar Widia berhenti, tetapi percuma karena Widia tidak dapat melihat Aisyah.Click Pintu berhasil di buka Widia dan meraih kenop pintu lalu memutarnya. Pria di belakang pintu mengambil sebilah pisau lipat dari sakunya bersiap-siap untuk menikam. Aisyah yang melihat Widia dalam bahanya mencoba menyeret kursinya hingga depan pintu.Kr

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   33. Siapa Dia

    Cup Bibir hangat Krisna mendarat di kening mulus Aisyah memberi kecupan mesra sebelum pergi menjalankan tugas negara. "Aku pergi dulu ya sayang," ucap Krisna. "Iya, hati-hati jangan ngebut bawa motornya," pesan Aisyah. "Siap sayangku," goda Krisna memberi hormat lalu mengecup kembali pipi Aisyah. "Kakak, malu tau kalau di lihat orang," kesal Aisyah mencubit lengan Krisna. "Kenapa? Kita kan sudah sah. Kalau pun kita mau mesra-mesraan juga tidak apa-apa," ucap Krisna. "Ya sudah sana, katanya mau dinas." "Oh jadi ngusir nih ceritanya." "Enggak bukan gitu, nanti Kakak telat lagi sampai kantor." "Ya sudah aku pergi dulu, Assalamualaikum," pamit Krisna. "Kak," panggil Aisyah. "Ya," yang di panggil pun berhenti dan menoleh ke arah belakang. Aisyah berjalan menghampiri Krisna lalu meraih tangan kanannya dan menciumnya dengan takzim. "Ada yang lupa," ucap Aisyah tersenyum setelah mencium punggung tangan Krisna. Krisna tertawa mendengar alasan Aisyah memanggilnya itu. "Kok malah ke

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   32. Rencana Yang Gagal

    "Kalian semua dengar baik-baik tugas dari saya," kata Bagas serius menatap keluar jendela. "Saya mau kalian hancurkan pernikahan Krisna. Kalian bikin keributan bahkan kalau perlu kalian bakar rumah beserta orang-orang yang hadir disana," perintah Bagas tersenyum licik. Niluh bergetar mendengar rencana buruk suaminya, ia tak sengaja melewati ruang kerja Bagas yang selalu terkunci meski ada Bagas di dalamnya tetapi tidak ada yang berani masuk. Niluh yang sedari tadi mendengar percakapan antara suami dan ajudannya seketika mundur perlahan takut jika mereka mendengar. "Baik, bos." "Kami akan melaksanakan perintah bos besar," sambung pemimpin preman bayaran yang di beli jasanya untuk membunuh atau menyakiti seseorang tanpa pandang bulu. "Bagus, laksanakan." Semua ajudan Bagas memberi hormat lalu pergi meninggalkan ruangan Bagas. "Widia," panggil Niluh yang masuk kamar Widia tanpa permisi. "Ada apa, Ma?" tanya Widia yang heran dengan tingkah Niluh. "Nak, cepat kamu hubungi Kakak k

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   31. Mendadak Menikah

    "Bu, ini taruh dimana?" tanya wanita yang membawa nampan berisi aneka macam kue yang sudah tertata rapih. "Oh itu taruh saja di sana," tunjuk Mariam mengarahkan ke meja yang penuh berisi makanan. Sementara Mariam masih terus memantau persiapan untuk sang putri tercinta, Mariam tidak mau acara penting Aisyah berantakan hanya karena kurang persiapan dan para tamu kecewa. Ya hari ini adalah hari menjelang pernikahan Aisyah dan Krisna, meski sederhana tetapi keduanya sangat bahagia yang terpenting adalah mereka sah di mata agama dan negara. Mariam sangat sibuk bersama para tetangga dan kerabat saling membantu menata berbagai macam hidangan makanan dan minuman yang akan di sajikan untuk para tamu undangan, sementara Gani dan para pria sibuk menata tempat yang akan menjadi berlangsungnya acara resepsi pernikahan Aisyah dan Krisna. Semua orang tampak sibuk dengan tugas masing-masing, sementara Aisyah berada di dalam kamar karena Mariam melarang Aisyah untuk membantu. Aisyah sungguh bosan

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   30. Pisang Goreng

    Ditengah guyuran hujan Krisna membawa laju motor KLX ya memecah hujan menuju rumah Aisyah. Sekian menit lamanya Krisna berkendara di bawah guyuran hujan, akhirnya tiba di rumah pujaan hati. Tanpa menunggu lama Krisna berlari meninggalkan motor menuju teras Aisyah pun yang mendengar suara motor Krisna segera berlari keluar kamar menuju ruang tamu, walaupun hujan deras tetapi Aisyah bisa mendengar dengan jelas suara motor Krisna. mungkin suara ikatan batin mereka yang sangat kuat. Aisyah membuka pintu dan alangkah bahagianya Aisyah ternyata benar Krisna pujaan hatinya berada di hadapannya saat ini. Krisna menepati janjinya tak perduli hujan badai angin ribut halilintar, dia akan menerjang semua halang rintang yang ada di depannya demi sang pujaan hati Aisyah seorang.Krisna melepas jas hujan yang menempel di tubuhnya, lalu duduk di sofa ruang tamu. sementara Aisyah sedang membuat teh hangat untuk Krisna dan pisang goreng. "Ini, kak di minum dulu biar anget badannya." "Makasih sayang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status