Share

5. Kembali

last update Huling Na-update: 2022-03-24 12:20:41

Lima Tahun Kemudian

Sebuah mobil SUV putih tiba-tiba berhenti di tengah jalan, pengemudi keluar dari dalam mobil dengan kondisi jalan yang sepi dan jauh dari pemukiman warga.

"Sial!" kesal pria berahang tegas menendang bagian ban mobil yang kempes.

Tak ada satupun warga atau kendaraan yang melintas melewati jalan tersebut, pria tersebut memutar badan melangkah menuju bagasi mobil, mengeluarkan ban cadangan yang selalu dia bawa dalam bagasi.

Setelah sekian menit berlalu akhirnya ban telah terpasang sempurna, pria itu segera membereskan peralatan yang digunakan kembali ke dalam bagasi mobil bersama dengan ban yang kempes, setelah selesai pria itu kembali ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan.

Tidak butuh waktu lama mobil SUV putih sampai di depan sebuah gedung, dengan langkah tergesa-gesa pria itu memasuki gedung sambil melihat kanan dan kiri mencari sesuatu, hingga tiba di sebuah ruangan segera pria itu menggapai gagang pintu dan melangkah masuk.

"Permisi!" sapa pria tampan yang baru tiba, segera mengambil tempat duduk yang masih kosong.

"Baik, karena semua sudah berkumpul, saya akan memberikan tugas kepada kalian," ucap pria paruh baya yang memimpin rapat. "Saya, akan membagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok pertama yang di pimpin oleh Dani, kelompok kedua oleh Adit, dan kelompok ketiga oleh Krisna," ucap Komandan.

"Siap! Komandan!" ucap mereka bersamaan.

Setelah pembagian anggota yang akan menjalankan misi, masing-masing kelompok memiliki lima anggota dan tugas yang berbeda dari kelompok lain. Krisna yang mendapat tugas untuk mengamankan para pembalap liar yang sering meresahkan masyarakat. Krisna membagi tugas kepada setiap anggota, mereka berpencar mencari di titik-titik biasanya sering di adakan balap liar.

Hari makin gelap Krisna beserta timnya bergerak maju menelusuri jalan raya, tampak dari kejauhan terlihat segerombolan anak muda yang sedang memacu kendaraan roda dua dengan kecepatan di atas rata-rata dengan suara kenalpot yang sudah di modifikasi, para pengendara yang mengetahui keberadaan tim Krisna segera melarikan diri memutar arah, terjadi aksi saling kejar-kejaran antara si pengendara dengan aparat kepolisian.

Para pembalap terus menghindar dan semakin ugal-ugalan di jalan, Krisna semakin geram dibuatnya tanpa pikir panjang Krisna segera memepet pengendara hingga tersungkur di aspal. Sementara pengendara lain sudah berpencar memasuki lorong pemukiman penduduk.

Seorang gadis cantik keluar dari dalam mobil Sedan warna putih, gadis tersebut melangkah maju meninggalkan mobilnya menuju halaman rumah yang ada di depannya, saat kaki hendak melangkah tiba-tiba dari arah samping ada sebuah motor yang melaju dengan kecepatan tinggi menuju kearahnya, seketika gadis cantik itu terjatuh tertabrak karena tak sempat menghindar, sementara si pengendara sepeda motor terus melaju tanpa menoleh kebelakang.

Jalan yang sepi dan gelap hanya terdapat sorotan cahaya dari lampu mobil yang melintas, pria tinggi berbadan kekar melintasi jalan dengan mengendarai kuda besi dengan gagah saat asik berkendara, dari jauh tampak ada sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan yang sepi apa lagi tidak ada warga yang terlihat karena rasa penasaran, pria itu mendekati mobil dan melihat apakah ada orang atau tidak.

Saat pria itu akan pergi meninggalkan mobil karena tak berpenghuni ketika hendak melangkah menuju motor tak sengaja sudut matanya melihat ada sesuatu dari arah belakang mobil, tanpa berpikir panjang pria itu memutar tumit melangkah menuju belakang mobil.

"Astaga!"

Gadis yang menjadi korban tabrak lari itu pingsan, pria itu membalikkan badan si gadis malang tersebut tangan pria memindahkan helaian rambut yang menutupi wajahnya.

"Aisyah! Apa yang telah terjadi?"

Pria tersebut membawa Aisyah ke Klinik terdekat untuk memberi pertolongan pertama, Krisna tak tahu apa yang terjadi paga gadis itu hingga tergeletak di jalan, pikiran buruk terus terbayang di benak Krisna apalagi jalan itu sangat sepi walaupun terdapat banyak rumah warga tetapi saat malam hari kawasan itu menjadi sepi bahkan tempat itu sering terjadi aksi begal dan juga perampokan.

Krisna terus Mondar-mandir di depan ruangan serba putih tak henti-hentinya berdoa dalam hati tentang keselamatan Aisyah, dia tak bisa tenang sebelum melihat gadis itu baik-baik saja, pintu ruangan terbuka dan seorang wanita keluar dari dalam.

"Bagaimana, keadaan Aisyah, Dek? tanya Krisna.

"Aisyah, baik-baik saja, Kak," jawab Widia. Krisna sedikit lega mendengar bahwa tidak terjadi hal buruk mengenai Aisyah, sungguh Krisna tidak sanggup bila pemilik hatinya terluka.

"Kakak, boleh masuk?"

"Iya."

Krisna segera melangkah masuk kedalam ruangan dimana Aisyah di rawat, tak jauh dari tempat Krisna berdiri gadis cantik berambut hitam sebahu duduk menyandar memegangi kening mulusnya yang di perban.

"Apa, terasa sakit?" tanya Krisna khawatir.

"Alhamdulillah, sudah mendingan, Kak," jawab Aisyah.

"Sedang apa, kamu di tempat itu?" tanya Krisna menyelidik.

"Aku, tadinya mau menginap di rumah teman, tetapi saat aku mau menyebrang jalan tiba-tiba ada motor, aku ga sempat menghindar dan akhirnya aku tertabrak dan pingsan," terang Aisyah.

"Lain kali, kamu harus hati-hati," ucap Krisna.

"Iya, makasih sudah bawa aku kesini, aku ga tau apa jadinya kalau bukan Kakak yang nolongin aku," ucap Aisyah membayangkan jika yang menolong dia orang-orang jahat.

"Sudahlah, aku senang bisa bertemu denganmu lagi," ucap Krisna tersenyum manis.

"Aku juga, sangat-sangat senang bisa bertemu dengan Kakak lagi," kata Aisyah pelan hampir tak terdengar, tetapi tidak dengan Krisna karena dia tepat berada di dekat wajah Aisyah, Aisyah yang menyadari ucapannya segera menutup mulutnya. Hal itu membuat Krisna tersenyum, pipi Aisyah berubah menjadi merah merona dengan jarak yang begitu dekat dengan Krisna, Aisyah segera mengalihkan pandangan ke arah lain tak kuat menahan debaran jantungnya.

"Permisi! maaf ganggu?" tanya Widia, yang tiba-tiba muncul Krisna memutar bola mata kecewa karena Widia mengganggu kebersamaan dia dan Aisyah. Tetapi tidak dengan Aisyah, Aisyah justru senang karena bisa terbebas dari rasa gugupnya.

"Apaan sih, ganggu orang seneng aja," protes Krisna, Widia hanya tertawa melihat ekspresi Kakaknya yang kecewa.

Widia datang membawa obat di atas nampan beserta air putih dalam gelas yang akan di berikan kepada Aisyah, saat Kakaknya datang membawa Aisyah ke Klinik, Widia sangat khawatir dengan kondisi Aisyah. Setelah lima tahun tidak bertemu dengan sahabatnya itu, kini mereka bisa bersama dalam satu ruangan, Widia duduk di kursi samping Aisyah.

"Nih, minum obat dulu," ucap Widia memberi nampan beserta isinya.

"Terima kasih, Ibu Dokter yang cantik."

"Sama-sama Ibu Dokter yang imut," ucap Aisyah, seketika mereka tertawa bersama menikmati kebersamaan yang sempat terputus.

Sejak kejadian malam itu, Aisyah tidak pernah bertemu dengan Krisna maupun Widia, Aisyah terus menghindar bila melihat Krisna.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   35. Memasak

    "Apa! Dia kabur. Dasar tidak becus jagain satu perempuan saja tidak bisa," hardik Imelda. "Pokoknya saya tidak mau tau, bagaimana pun caranya saya mau kalian membawa perempuan itu di hadapan saya. Kalau tidak kalian tau sendiri akibatnya," ancam Imelda. "Gimana?" "Bos marah bro," jawabnya setelah memasukan ponselnya kedalam saku bajunya "Kita harus secepatnya menemukan perempuan itu," sambungnya lagi "Ya udah, ayo kita pergi ke rumah sakit," ajak temannya "Rumah sakit, ngapain?" tanyanya bingung "Periksa gigi. Ya nungguin itu dokter cantik lah, katanya mau nyulik dia gimana sih," kesal temannya "Hehe, kirain mau periksa beneran," ucapnya cengengesan. mereka bertiga pun langsung pergi menuju rumah sakit.*** "Kakak ipar ga kenapa-kenapa kan?" tanya Widia panik karena mendengar kabar dari kakaknya. "Terus keadaannya gimana sekarang?" tanya Widia lagi "Syukur lah kalau baik-baik saja, aku sangat khawatir kak, pantas saja tadi perasaan aku tidak enak. Ya sudah kalau ada apa-apa

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   34. Berhasil Kabur

    "Aisyah, kamu di dalam kan?" panggil Widia lagi. Dari luar Widia tampak bingung dan khawatir bila terjadi sesuatu terhadap Aisyah di dalam karena tak biasanya Aisyah mengunci ruangannya. Widia ingin meminta bantuan tetapi lorong koridor sepi, Widia celingak-celinguk mencari sesuatu untuk membuka pintu. Widia terus berusaha menggedor-gedor pintu tetapi tetap tidak ada jawaban dari dalam. Widia mencari sesuatu di dalam tasnya yang bisa digunakan untuk membuka pintu. "Mudah-mudahan bisa," ucap Widia saat menemukan sebuah jepit rambut lalu memasukkannya ke dalam lubang kunci. Dia terus mencoba memutar kunci agar terbuka. "Eeemmm... eeemmm," Aisyah menggeleng agar Widia berhenti, tetapi percuma karena Widia tidak dapat melihat Aisyah.Click Pintu berhasil di buka Widia dan meraih kenop pintu lalu memutarnya. Pria di belakang pintu mengambil sebilah pisau lipat dari sakunya bersiap-siap untuk menikam. Aisyah yang melihat Widia dalam bahanya mencoba menyeret kursinya hingga depan pintu.Kr

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   33. Siapa Dia

    Cup Bibir hangat Krisna mendarat di kening mulus Aisyah memberi kecupan mesra sebelum pergi menjalankan tugas negara. "Aku pergi dulu ya sayang," ucap Krisna. "Iya, hati-hati jangan ngebut bawa motornya," pesan Aisyah. "Siap sayangku," goda Krisna memberi hormat lalu mengecup kembali pipi Aisyah. "Kakak, malu tau kalau di lihat orang," kesal Aisyah mencubit lengan Krisna. "Kenapa? Kita kan sudah sah. Kalau pun kita mau mesra-mesraan juga tidak apa-apa," ucap Krisna. "Ya sudah sana, katanya mau dinas." "Oh jadi ngusir nih ceritanya." "Enggak bukan gitu, nanti Kakak telat lagi sampai kantor." "Ya sudah aku pergi dulu, Assalamualaikum," pamit Krisna. "Kak," panggil Aisyah. "Ya," yang di panggil pun berhenti dan menoleh ke arah belakang. Aisyah berjalan menghampiri Krisna lalu meraih tangan kanannya dan menciumnya dengan takzim. "Ada yang lupa," ucap Aisyah tersenyum setelah mencium punggung tangan Krisna. Krisna tertawa mendengar alasan Aisyah memanggilnya itu. "Kok malah ke

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   32. Rencana Yang Gagal

    "Kalian semua dengar baik-baik tugas dari saya," kata Bagas serius menatap keluar jendela. "Saya mau kalian hancurkan pernikahan Krisna. Kalian bikin keributan bahkan kalau perlu kalian bakar rumah beserta orang-orang yang hadir disana," perintah Bagas tersenyum licik. Niluh bergetar mendengar rencana buruk suaminya, ia tak sengaja melewati ruang kerja Bagas yang selalu terkunci meski ada Bagas di dalamnya tetapi tidak ada yang berani masuk. Niluh yang sedari tadi mendengar percakapan antara suami dan ajudannya seketika mundur perlahan takut jika mereka mendengar. "Baik, bos." "Kami akan melaksanakan perintah bos besar," sambung pemimpin preman bayaran yang di beli jasanya untuk membunuh atau menyakiti seseorang tanpa pandang bulu. "Bagus, laksanakan." Semua ajudan Bagas memberi hormat lalu pergi meninggalkan ruangan Bagas. "Widia," panggil Niluh yang masuk kamar Widia tanpa permisi. "Ada apa, Ma?" tanya Widia yang heran dengan tingkah Niluh. "Nak, cepat kamu hubungi Kakak k

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   31. Mendadak Menikah

    "Bu, ini taruh dimana?" tanya wanita yang membawa nampan berisi aneka macam kue yang sudah tertata rapih. "Oh itu taruh saja di sana," tunjuk Mariam mengarahkan ke meja yang penuh berisi makanan. Sementara Mariam masih terus memantau persiapan untuk sang putri tercinta, Mariam tidak mau acara penting Aisyah berantakan hanya karena kurang persiapan dan para tamu kecewa. Ya hari ini adalah hari menjelang pernikahan Aisyah dan Krisna, meski sederhana tetapi keduanya sangat bahagia yang terpenting adalah mereka sah di mata agama dan negara. Mariam sangat sibuk bersama para tetangga dan kerabat saling membantu menata berbagai macam hidangan makanan dan minuman yang akan di sajikan untuk para tamu undangan, sementara Gani dan para pria sibuk menata tempat yang akan menjadi berlangsungnya acara resepsi pernikahan Aisyah dan Krisna. Semua orang tampak sibuk dengan tugas masing-masing, sementara Aisyah berada di dalam kamar karena Mariam melarang Aisyah untuk membantu. Aisyah sungguh bosan

  • Ayahmu Tidak Setuju Karena Aku Miskin   30. Pisang Goreng

    Ditengah guyuran hujan Krisna membawa laju motor KLX ya memecah hujan menuju rumah Aisyah. Sekian menit lamanya Krisna berkendara di bawah guyuran hujan, akhirnya tiba di rumah pujaan hati. Tanpa menunggu lama Krisna berlari meninggalkan motor menuju teras Aisyah pun yang mendengar suara motor Krisna segera berlari keluar kamar menuju ruang tamu, walaupun hujan deras tetapi Aisyah bisa mendengar dengan jelas suara motor Krisna. mungkin suara ikatan batin mereka yang sangat kuat. Aisyah membuka pintu dan alangkah bahagianya Aisyah ternyata benar Krisna pujaan hatinya berada di hadapannya saat ini. Krisna menepati janjinya tak perduli hujan badai angin ribut halilintar, dia akan menerjang semua halang rintang yang ada di depannya demi sang pujaan hati Aisyah seorang.Krisna melepas jas hujan yang menempel di tubuhnya, lalu duduk di sofa ruang tamu. sementara Aisyah sedang membuat teh hangat untuk Krisna dan pisang goreng. "Ini, kak di minum dulu biar anget badannya." "Makasih sayang

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status