Share

5. Kembali

Lima Tahun Kemudian

Sebuah mobil SUV putih tiba-tiba berhenti di tengah jalan, pengemudi keluar dari dalam mobil dengan kondisi jalan yang sepi dan jauh dari pemukiman warga.

"Sial!" kesal pria berahang tegas menendang bagian ban mobil yang kempes.

Tak ada satupun warga atau kendaraan yang melintas melewati jalan tersebut, pria tersebut memutar badan melangkah menuju bagasi mobil, mengeluarkan ban cadangan yang selalu dia bawa dalam bagasi.

Setelah sekian menit berlalu akhirnya ban telah terpasang sempurna, pria itu segera membereskan peralatan yang digunakan kembali ke dalam bagasi mobil bersama dengan ban yang kempes, setelah selesai pria itu kembali ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan.

Tidak butuh waktu lama mobil SUV putih sampai di depan sebuah gedung, dengan langkah tergesa-gesa pria itu memasuki gedung sambil melihat kanan dan kiri mencari sesuatu, hingga tiba di sebuah ruangan segera pria itu menggapai gagang pintu dan melangkah masuk.

"Permisi!" sapa pria tampan yang baru tiba, segera mengambil tempat duduk yang masih kosong.

"Baik, karena semua sudah berkumpul, saya akan memberikan tugas kepada kalian," ucap pria paruh baya yang memimpin rapat. "Saya, akan membagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok pertama yang di pimpin oleh Dani, kelompok kedua oleh Adit, dan kelompok ketiga oleh Krisna," ucap Komandan.

"Siap! Komandan!" ucap mereka bersamaan.

Setelah pembagian anggota yang akan menjalankan misi, masing-masing kelompok memiliki lima anggota dan tugas yang berbeda dari kelompok lain. Krisna yang mendapat tugas untuk mengamankan para pembalap liar yang sering meresahkan masyarakat. Krisna membagi tugas kepada setiap anggota, mereka berpencar mencari di titik-titik biasanya sering di adakan balap liar.

Hari makin gelap Krisna beserta timnya bergerak maju menelusuri jalan raya, tampak dari kejauhan terlihat segerombolan anak muda yang sedang memacu kendaraan roda dua dengan kecepatan di atas rata-rata dengan suara kenalpot yang sudah di modifikasi, para pengendara yang mengetahui keberadaan tim Krisna segera melarikan diri memutar arah, terjadi aksi saling kejar-kejaran antara si pengendara dengan aparat kepolisian.

Para pembalap terus menghindar dan semakin ugal-ugalan di jalan, Krisna semakin geram dibuatnya tanpa pikir panjang Krisna segera memepet pengendara hingga tersungkur di aspal. Sementara pengendara lain sudah berpencar memasuki lorong pemukiman penduduk.

Seorang gadis cantik keluar dari dalam mobil Sedan warna putih, gadis tersebut melangkah maju meninggalkan mobilnya menuju halaman rumah yang ada di depannya, saat kaki hendak melangkah tiba-tiba dari arah samping ada sebuah motor yang melaju dengan kecepatan tinggi menuju kearahnya, seketika gadis cantik itu terjatuh tertabrak karena tak sempat menghindar, sementara si pengendara sepeda motor terus melaju tanpa menoleh kebelakang.

Jalan yang sepi dan gelap hanya terdapat sorotan cahaya dari lampu mobil yang melintas, pria tinggi berbadan kekar melintasi jalan dengan mengendarai kuda besi dengan gagah saat asik berkendara, dari jauh tampak ada sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan yang sepi apa lagi tidak ada warga yang terlihat karena rasa penasaran, pria itu mendekati mobil dan melihat apakah ada orang atau tidak.

Saat pria itu akan pergi meninggalkan mobil karena tak berpenghuni ketika hendak melangkah menuju motor tak sengaja sudut matanya melihat ada sesuatu dari arah belakang mobil, tanpa berpikir panjang pria itu memutar tumit melangkah menuju belakang mobil.

"Astaga!"

Gadis yang menjadi korban tabrak lari itu pingsan, pria itu membalikkan badan si gadis malang tersebut tangan pria memindahkan helaian rambut yang menutupi wajahnya.

"Aisyah! Apa yang telah terjadi?"

Pria tersebut membawa Aisyah ke Klinik terdekat untuk memberi pertolongan pertama, Krisna tak tahu apa yang terjadi paga gadis itu hingga tergeletak di jalan, pikiran buruk terus terbayang di benak Krisna apalagi jalan itu sangat sepi walaupun terdapat banyak rumah warga tetapi saat malam hari kawasan itu menjadi sepi bahkan tempat itu sering terjadi aksi begal dan juga perampokan.

Krisna terus Mondar-mandir di depan ruangan serba putih tak henti-hentinya berdoa dalam hati tentang keselamatan Aisyah, dia tak bisa tenang sebelum melihat gadis itu baik-baik saja, pintu ruangan terbuka dan seorang wanita keluar dari dalam.

"Bagaimana, keadaan Aisyah, Dek? tanya Krisna.

"Aisyah, baik-baik saja, Kak," jawab Widia. Krisna sedikit lega mendengar bahwa tidak terjadi hal buruk mengenai Aisyah, sungguh Krisna tidak sanggup bila pemilik hatinya terluka.

"Kakak, boleh masuk?"

"Iya."

Krisna segera melangkah masuk kedalam ruangan dimana Aisyah di rawat, tak jauh dari tempat Krisna berdiri gadis cantik berambut hitam sebahu duduk menyandar memegangi kening mulusnya yang di perban.

"Apa, terasa sakit?" tanya Krisna khawatir.

"Alhamdulillah, sudah mendingan, Kak," jawab Aisyah.

"Sedang apa, kamu di tempat itu?" tanya Krisna menyelidik.

"Aku, tadinya mau menginap di rumah teman, tetapi saat aku mau menyebrang jalan tiba-tiba ada motor, aku ga sempat menghindar dan akhirnya aku tertabrak dan pingsan," terang Aisyah.

"Lain kali, kamu harus hati-hati," ucap Krisna.

"Iya, makasih sudah bawa aku kesini, aku ga tau apa jadinya kalau bukan Kakak yang nolongin aku," ucap Aisyah membayangkan jika yang menolong dia orang-orang jahat.

"Sudahlah, aku senang bisa bertemu denganmu lagi," ucap Krisna tersenyum manis.

"Aku juga, sangat-sangat senang bisa bertemu dengan Kakak lagi," kata Aisyah pelan hampir tak terdengar, tetapi tidak dengan Krisna karena dia tepat berada di dekat wajah Aisyah, Aisyah yang menyadari ucapannya segera menutup mulutnya. Hal itu membuat Krisna tersenyum, pipi Aisyah berubah menjadi merah merona dengan jarak yang begitu dekat dengan Krisna, Aisyah segera mengalihkan pandangan ke arah lain tak kuat menahan debaran jantungnya.

"Permisi! maaf ganggu?" tanya Widia, yang tiba-tiba muncul Krisna memutar bola mata kecewa karena Widia mengganggu kebersamaan dia dan Aisyah. Tetapi tidak dengan Aisyah, Aisyah justru senang karena bisa terbebas dari rasa gugupnya.

"Apaan sih, ganggu orang seneng aja," protes Krisna, Widia hanya tertawa melihat ekspresi Kakaknya yang kecewa.

Widia datang membawa obat di atas nampan beserta air putih dalam gelas yang akan di berikan kepada Aisyah, saat Kakaknya datang membawa Aisyah ke Klinik, Widia sangat khawatir dengan kondisi Aisyah. Setelah lima tahun tidak bertemu dengan sahabatnya itu, kini mereka bisa bersama dalam satu ruangan, Widia duduk di kursi samping Aisyah.

"Nih, minum obat dulu," ucap Widia memberi nampan beserta isinya.

"Terima kasih, Ibu Dokter yang cantik."

"Sama-sama Ibu Dokter yang imut," ucap Aisyah, seketika mereka tertawa bersama menikmati kebersamaan yang sempat terputus.

Sejak kejadian malam itu, Aisyah tidak pernah bertemu dengan Krisna maupun Widia, Aisyah terus menghindar bila melihat Krisna.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status