Share

TANDA CEMBURU

Butiran-butiran kristal embun jatuh di dedaunan. Mentari tersenyum hangat pada permukaan bumi.  Burung kenari bertengger di dahan-dahan pohon. Menimbulkan suara merdu yang saling bersahutan satu sama lain. Sisa hawa dingin masih membekas. Seorang gadis keluar dari kamar, sambil merapatkan jaket tebal miliknya.

Mata besar itu semakin melebar. Mencari Sang Nenek yang lebih dulu bangun. Mata Ayuna sedikit bengkak, tadi malam gadis itu tak bisa tidur Nyenyak.  Kasur kapuk itu sangat keras di tambah selimut tipis yang tak bisa meredam rasa dingin.

Gadis itu berdiri tepat di depan kamar tempat Eugene tidur, Bejo keluar menyimbahkan kain yang berfungsi sebagai pintu, “Giman Nyenyak tadi tidurnya?”

“Iya,” dusta Ayuna gadis itu.

“Mau ikut?”

“Kamana ?”

“Mancing.”

“Yuna pengen macing.”

“Baiklah kau tunggu di sini aku mau mengambil alat pancing.”

Ayuna pun  menunggu di kursi kayu ruang tamu. Mata gadis itu berkali-kali mencuri

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status