Share

20. Petuah Kolot II

Sebelum pergi, Ibu menyelipkan sebuah amplop pada Mak Iroh. Entah diisi berapa, akan kutanyakan nanti di rumah dan kuganti uangnya. Setelah dirasa Hanum dan Haura membaik-menurut Ibu dan Mak Iroh-akhirnya kami pamit pulang.

Puluhan nasihat Ibu lontarkan saat berada masih dalam mobil. Saat kudengar Ibu nyerocos, kata-katanya memang masuk telinga kananku, tetapi keluar lagi dari telinga kiri.

Di saat seperti ini, aku tak membutuhkan nasihat. Aku hanya ingin ditemani dan diberi semangat. Setiap dengan Ibu, memang selalu diberi solusi. Walaupun pendapatnya harus dipenuhi, tak pernah menimbang bagaimana menurutku sebagai ibu Haura dan Hanum, setidaknya aku bisa sedikit bernapas lega. Walaupun batin dan pikiranku tersiksa karena sikap Ibu, tetapi ragaku bisa sedikit beristirahat karena ada yang menggendong salah satu bayiku.

Satu hal yang membuatku kaget saat kami telah sampai rumah kembali, Ibu memberi saran yang membuatku naik darah.

"Makanya, kata Ib
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status