Share

Bab 8: Sebuah Nama

Di antara bentangan sawah, Kiara tersenyum simpul membaca penggalan puisi dari Alkena. Perempuan itu pun seketika membalas chat tersebut dengan kalimat yang tak kalah puitis.

[ Ada rindu yang tak utuh ketika bunga mekar di bawah langit jingga. Juga ada rindu yang sembunyi saat semilir angin bawa kesejukan. Aku masih menatapmu dari sudut sepi berharap temu meski dalam mimpi.]

Amelia menghampiri sang ibu, bertanya tentang kenapa ada kaleng yang digantung. Kiara menjelaskannya dengan sabar, putri kecilnya memang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Namun, Kiara selalu memenuhi rasa ingin tahu anaknya.

***

Dirga masih berjibaku dengan pekerjaannya. Semenjak Vita membeli beberapa unit mobil darinya, Dirga dipercaya menjadi kepala cabang. Hal itu juga membuat pundi-pundi yang dihasilkannya semakin meningkat.

"Sibuk, Bang?" sapa seorang wanita cantik.

Dirga terkejut akan kehadirannya. "Kok bisa masuk?"

Wanita itu hanya tersenyum. Dia duduk di hadapan Dirga. Bibirnya yang merona, membuat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status