Share

BAB 10: Sebuah Foto

Suara gemerisik dedaunan menemani Kiara yang duduk di teras rumah. Dia baru saja menerima chat berupa kata-kata puitis dari Alkena.

[Biarlah aku tetap melukis namamu dalam tubuh rindu. Hujan sore itu pun tidak pernah benar-benar menghanyutkan kenangan akanmu]

Perempuan itu tersipu malu, seakan sajak itu khusus tercipta untuknya. Dengan segera Kiara membalasnya

[Belum jelaga masa menghanguskan kisah. Rekam segala hari yang tidak pernah suram, bersamamu]

Kiara masih bercengkrama dengan smartphone-nya, bahkan dia tidak mendengar ketika Retno memanggilnya.

"Ada apa, sih. Kok senyum-senyum sendiri?" tanya wanita paruh baya itu.

"Gak kenapa-kenapa, Ma. Baru ngobrol sama Mas Dirga," jelas Kiara.

"Yakin, Nak?"

"Mama kok tanya begitu?" Kiara penasaran.

"Nak, kehidupan rumah tangga itu akan selalu menemui banyak goncangan. Kamu harus bijak dalam menyikapinya. Sekarang, kamu adalah seorang istri, mama harap kamu bisa membatasi pertemananmu dengan lawan jenis." Retno menasehati putrinya.

Kiara
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status