Share

11

HP-ku kembali berdering nyaring. Masih dari penelepon yang sama. Tetanggaku. Aku menoleh ke kanan dan kiri sambil terus mengemudi dengan jantung mengentak kuat dan tubuh yang terasa kian mendingin dan sedikit gemetar. Segera kumatikan panggilan lantas menghubungi nomer Neni. Tampak di layar HP, Neni memandang dengan senyum antusias.

"Kamu jadi ke sini, kan?" tanyanya pelan.

"Iya, jadi!" sahutku gugup dengan jantung berdetak kencang. Hanya ke tempatnya yang menurutku aman untuk bersembunyi.

"Kenapa wajahmu cemas begitu?" Ia mengernyit. "Berjalan lancar kan rencana yang kamu katakan tadi, kan? Aset-aset sudah dia tandatangani belum?" Perempuan berhijab di layar HP menatapku semakin penasaran saja. Mata sipitnya sedikit menyipit.

"Sudah-sudah. Dan ini diluar rencanaku, En. Tetanggaku sepertinya sudah memergoki perbuatanku. Bagaimana ini?" tanyaku cemas. Aku menoleh ke belakang memperhatikan Farhan dan Caca yang sudah kembali tertidur.

"Tenang saja, Cin. Tak usah panik. Ikuti perkataanku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status