Share

BALAS DENDAM PRIA PENUH CINTA
BALAS DENDAM PRIA PENUH CINTA
Author: ArgaNov

Hari Ini Akan Ada Badai

“Untuk para pengendara motor dan mobil, waspadai hujan petir yang sedang berlangsung ya! Hindari pepohonan saat melintasi jalan utama ....!”

Wyatt mematikan radio mobilnya segera. Hujan lebat yang turun tiba-tiba sejak sore itu menganggunya. Petir juga memutus jaringan telepon untuk sementara sehingga ia terlambat mendapatkan kabar. Kalau saja ibunya Anna tidak datang ke rumah dalam dan memaksa masuk dalam keadaan basa kuyup, Wyatt tidak akan tahu apa yang dilakukan Anna.

“Sebenarnya apa yang kamu pikirkan Anna?” tanya Wyatt tidak paham.

Memang apa kurangnya cinta Wyatt sampai jadi seperti ini.

Anna menginginkan kehidupan yang layak, calon yang mapan, dan tampan. Wyatt memiliki semuanya sekarang. Ia menjadi pewaris satu-satunya sejak lama, mengembangkan usaha retail kakeknya dan telah melamar Anna sebanyak 10 kali sejak lulus SMA. Ia masih tidak tahu apa yang salah sampai sekarang.

TEEEEEET!!!

Wyatt menekan klakson mobil saat akan berbelok. Seorang pria yang memakai seragam penjaga datang mengunakan jas hujan yang terbuat dari palstik.

“Cari siapa, Dek?” tanya si penjaga pada Wyatt setelah ia menurunkan kaca mobilnya sedikit.

Wyatt perlu berteriak pada si Penjaga supaya suaranya terdengar, seperti halnya orang itu. “Tuan Dominic! Dia ada di dalam bukan?”

“Ya,” jawab sipenjaga sambil menilai Wyatt dari wajahnya, mobilnya juga.

“Anda siapa? Apa sudah ada janji?”

“Saya temannya! Tentu saja sudah!” teriak Wyatt supaya bisa diizinkan masuk.

Walau masih cuirga, si penjaga berlari ke pintu, mendorong pagar besi sekuat tenaga di tengah guyuran hujan. Kemudian menunggu sampai Wyatt dan mobilnya lewat kemudian menutup kembali.

Pintu utama terbuka, sama sekali tidak ada seorang pun di sana. Ke mana para pelayan yang biasanya selalu berkeliaran di rumah Dominic ini?

“Dominic?!” Wyatt memanggil di depan pintu.

Jangankan sahutan, pelayan yang seharusnya memeriksa tidak datang. Wyatt tidak punya pilihan lain selain masuk ke dalam dan menemui Dominic segera. Ia kemudian melangkahkan kaki dengan tergesa-gesa.

Masih sore, pukul lima. Dominic mungkin di ruang kerja atau di ruang makan. Dari pintu masuk, ruang makan yang paling dekat. Maka Wyatt ke sana. Tetapi, belum sampai ke ruang makan ia terhenti karena suara.

“Ini anakmu!”

Wyatt berbelok, ke samping, pintu menuju teras. Ternyata para pelayan ada di sana, berkumpul di pintu. Lalu, suara yang didengar Wyatt adalah milik Anna.

Wyatt sampai di belakang para pelayan. Ia cukup tinggi untuk bisa melihat Anna dan juga Dominic berdiri saling berhadapan di teras, terlindung dari hujan, dan tampak sedang dalam pembicaaan serius.

“Ann ...!”

“Aku tidak akan ke sini jika tidak yakin kalau ini anakmu, Dominic!”

Petir menyambar di kepala Wyatt bukan di udara. Tubuhnya mengigil bahkan tanpa harus dihempas hujan dan angin kencang di luar sana.

“Anna, apa kamu tahu kenapa aku membiarkanmu berkeliaran di sekitarku?” Dominic bicara dengan suara yang tenang, tetapi juga tegas.

“Aku tidak peduli!”

“Karena kamu temannya Esme, tunanganku, tidak lebih dan tidak kurang! Tetapi, kamu menganggapnya terlalu berlebihan. Makanya aku katakan padamu Anna, aku tidak tertarik padamu!”

Anna mulai mengaruk-garung dadanya, tampak tidak terima dan terguncang dengan yang baru saja dikatakan Dominic padanya.

Sementara Wyatt menarik beberapa pelayan yang ada di depannya, membuat sebuah jalan untuk bisa sampai di depan.

Para pelayan itu bahkan beranjak saat mendapati Wyatt muncul di sana. Ini memang bukan yang pertama kalinya Wyatt ada di sini.

“Ini anakmu, aku tidak berbohong padamu!” kata Anna.

Wanita itu lekas melangkah dengan cepat, berusaha mendekati Dominic yang berdiri tegak bagai gunung tinggi di depan sana. Ia menarik lengan Dominic yang menjadi pelindung untuk pelukan Anna.

“Anna!” Wyatt memanggil Anna keras, membuat Anna dan juga Dominic menoleh padanya.

Dominic memandangnya dengan tatapan kasihan.

Wyatt tidak membutuhkan rasa kasihan seperti itu. Ia melangkah, menekan bahu Anna dan menarik wanita itu menjauh dari Dominic.

“Bawa dia pergi, Wyatt! Tampaknya kehamilan membuatnya terguncang! Itu pun kalau benar dia memang hamil.” Kata-kata Dominic terkesan tenang, tetapi berisi ejekan yang menyakitkan hati Wyatt.

Bukti kegagalannya dalam memnangkan hati Anna sampai membuat wanita yang dicintainya menjadi seperti ini karena cinta yang salah.

“Kamu ... mengatakan aku berbohong! Aku memang hamil! Ini anakmu!”

“Anna, aku sudah bilang tidak tertarik padamu! Lalu, bagaimana bisa aku menyentuhmu jika tidak tertarik.” Lalu pandangan Dominic kembali pada Wyatt. “Bawa dia pergi Wyatt, tunanganku akan datang sebentar lagi. Aku tidak mau dia mendengar hal ini!”

Wyatt meremas bahu Anna pelan, menghentikan wanita yang dicintainya untuk bicara kembali. Kemudian digenggamnya tangan Anna erat-erat.

“Ayo kita pulang Anna! Ayo kita pulang!” ajak Wyatt seperti mengajak anak kecil.

Anna menoleh padanya. Wajah yang penuh air mata, puncak hidung yang memerah. “Aku  tidak boleh, Wyatt, ini anak Dominic. Aku memang hamil.”

Wyatt mengangguk, memaksa dirinya tersenyum. Merasa sakit dan setengah gila saat mendengar kenyataan yang diucapkan Anna. Namun, ia tak tahu harus melakukan hal yang benar sekarang. Bagaimana mungkin hal buruk seperti ini terjadi pada orang yang dicintainya.

Wyatt menuntun Anna  ke dalam, melewati pra pelayan berbisik. Lalu Dominic yang sedang mengatur tempat untuk bertemu tunangannya.

Anna tertahan selama beberapa detik di sana. Ia menatap Dominic dengan banyak cinta.

Wyatt jelas tahu rasanya, ia selalu menatap Anna dengan cara yang sama. “Anna!” Disentaknya tangan Anna, supaya wanita itu berjalan kembali. Setelah sampai di mobil, memastikan kalau sabuk pengaman telah terpasang, dan sebelum menutup pintu, Wyatt berkata pada Anna. “Aku akan kembali sebentar lagi, jangan ke mana-mana.”

Wyatt melangkah masuk lagi. “Dominic!” teriaknya memanggil.

Ia tidak seakrab itu dengan Dominic sehingga bisa berteriak-teriak, tetapi Wyatt memang punya pilihan lain.

“Ada apa lagi?” Dominic tampak kesal. Esme, tunangan Dominic pasti telah begitu dekat dari sini.

“Brengsek! Apa yang sudah kamu lakukan pada Anna!” Wyatt geram, tangannya terkepal, tetapi ia berhasil mengendalikan diri untuk tidak memukul Dominic.

“Aku tidak melakukan hal buruk padanya jika itu yang kamu tanyakan. Aku sudah punya tunangan Wyatt, kamu mengenalnya!”

“Ada banyak pria brengsek yang punya tunangan. Kenapa aku tidak boleh curiga kalau kamu adalah salah satunya?”

Dominic tertawa. “Bahkan jika dia telanjang di depanku, aku tidak akan tertarik dengannya! Seperti itu aku menganggapnya!”

Otak Wyatt dengan cepat menafsirkan kalimat Dominic dan sebelum ia sadar, sebuah pukulan telah mendarat di wajah pria yang dicintai Anna itu.

“Wyatt! Apa yang kamu lakukan!”

Wyatt menoleh, menemukan tunangan Dominic yang sedikit basah di sana menatap dengan marah. Lalu Wyatt memalingkan wajah. “Aku hanya memberi hadiah untuk pria brengsek.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status