แชร์

BAB 115

ผู้เขียน: jasheline
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-11-04 22:32:08

Di dalam rumah, Enzy duduk di sudut tempat tidur, memeluk kedua lututnya. Gaun rumahannya berantakan, air mata membasahi wajahnya yang lelah. Ia tidak lagi peduli dengan Renald yang sudah lari tunggang-langgang.

“Setelah apa yang aku korbankan untukmu, ini balasannya, Mas?” Pikiran Enzy kini hanya dipenuhi oleh kekosongan yang membekap.

Enzy sebetulnya telah memenangkan pertempuran fisik, tetapi perang batinnya baru saja dimulai. Tangisnya pecah, suara isak tangis yang dalam, bukan hanya karena amarah, tetapi juga karena rasa sakit yang kini menembus jauh ke dalam jiwanya. Ia menangis bukan hanya karena kekalahan Renald, tetapi karena kehancuran yang ia rasakan.

Sementara, diam-diam, dua orang anaknya, si sulung dan si bungsu hanya mengintip dengan takut lewat celah pintu kamar yang terbuka. Mata kecil mereka yang polos memantulkan bayangan ibu mereka yang meringkuk di sudut, menangis sendirian. Kengerian kini tertanam dalam otak polos mereka, bagaikan cap yang tak akan pernah bisa
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • BANGKITNYA ISTRI YANG TERTINDAS   BAB 115

    Di dalam rumah, Enzy duduk di sudut tempat tidur, memeluk kedua lututnya. Gaun rumahannya berantakan, air mata membasahi wajahnya yang lelah. Ia tidak lagi peduli dengan Renald yang sudah lari tunggang-langgang. “Setelah apa yang aku korbankan untukmu, ini balasannya, Mas?” Pikiran Enzy kini hanya dipenuhi oleh kekosongan yang membekap. Enzy sebetulnya telah memenangkan pertempuran fisik, tetapi perang batinnya baru saja dimulai. Tangisnya pecah, suara isak tangis yang dalam, bukan hanya karena amarah, tetapi juga karena rasa sakit yang kini menembus jauh ke dalam jiwanya. Ia menangis bukan hanya karena kekalahan Renald, tetapi karena kehancuran yang ia rasakan.Sementara, diam-diam, dua orang anaknya, si sulung dan si bungsu hanya mengintip dengan takut lewat celah pintu kamar yang terbuka. Mata kecil mereka yang polos memantulkan bayangan ibu mereka yang meringkuk di sudut, menangis sendirian. Kengerian kini tertanam dalam otak polos mereka, bagaikan cap yang tak akan pernah bisa

  • BANGKITNYA ISTRI YANG TERTINDAS   BAB 114

    Ruangan yang tadinya hanya diisi oleh suara desisan setrika dan percakapan dingin, kini pecah oleh amarah yang menggelegak. Setelah Enzy meludahinya dan menantang harga dirinya, Renald tidak bisa menahan diri lagi. Rasa terhina itu jauh lebih menyakitkan daripada tamparan. Ia merasa semua kendali atas Enzy, yang ia yakini sebagai haknya sebagai suami, kini lepas."Grep!"Tangan Renald bergerak cepat, menjambak rambut sang istri tanpa rasa kasihan. Rambut panjang Enzy, Enzy meringis menahan sakit. “Aww, lepasin Mas!” Enzy hampir berteriak. Kulit kepalanya benar-benar perih, bagai hendak lepas dari tulang tengkoraknya. Setiap helaian rambut terasa seperti ditarik paksa, matanya terpejam."Istri seperti kamu memang harus diberi pelajaran, Zy!" ujar Renald sambil menggeram marah. Wajahnya memerah, urat-urat di lehernya menonjol. Ia menarik rambut Enzy lebih keras lagi, membuat tubuh Enzy terangkat sedikit dari lantai."Lepas, Mas!" kata Enzy sambil memukul-mukul tangan Renald dengan tinj

  • BANGKITNYA ISTRI YANG TERTINDAS   BAB 113

    Senja langit ikut meredup, memantulkan warna abu-abu ke dalam ruangan yang pengap dan dipenuhi ketegangan. Di sebuah rumah kecil, di balik gang-gang sempit yang saling melilit seperti urat nadi kota, Enzo berdiri terpaku. Wajahnya yang biasanya teduh kini pias, beradu pandang dengan sorot mata Vanya yang menyala-nyala, seolah ada api yang membakar di sana."Kenapa? Kamu nggak mau?" tanya Vanya, suaranya menusuk seperti belati. Ekspresi wajahnya berubah, dari yang tadinya terlihat manis menjadi galak, bibirnya tertarik ke bawah, menciptakan kerutan-kerutan tajam di sekitar matanya. Ia melipat kedua tangannya di dada.Enzo, yang tadinya menunduk, mengangkat kepalanya. Bola matanya membesar karena terkejut. "Mana mungkin aku jadi pengemis, Va! Kalau sampai ada yang mengenali wajahku, bagaimana? Bisa malu, aku!" Suaranya bergetar, memohon, seolah-olah sedang menghadapi vonis mati. Bayangan tentang bagaimana teman-teman lamanya akan menatapnya, bagaimana mantan rekan kerjanya akan bergosi

  • BANGKITNYA ISTRI YANG TERTINDAS   BAB 112

    Bugh!Suara itu menggema, menusuk keheningan sore yang tadinya tenang. Bukan suara yang berasal dari perkelahian serius, melainkan suara benda tumpul yang mendarat tepat di sasaran. “Aduh ibu-ibu sialan itu lagi!” umpat Enzo dalam hati. Mata Enzo terbelalak, bukan karena pukulan fisik yang dahsyat, melainkan karena pukulan mental yang lebih menyakitkan. Ia merasakan sensasi perih dan panas di atas kepalanya. Sensasi itu menjalar ke seluruh wajahnya, membuat matanya berair. Enzo menoleh ke belakang, melihat segerombolan ibu-ibu yang sebelumnya sudah pergi, kini kembali dengan wajah yang lebih murka dari sebelumnya. Mereka tertawa, tawa yang terdengar seperti genderang kemenangan."Dasar penipu! Bisa-bisanya, kamu memanfaatkan kami untuk mencemarkan nama baik Mbak Amora!" Salah satu dari mereka berteriak, suaranya melengking dan penuh amarah. Kata-kata itu berulang, bergema di gang sempit, seolah-olah seluruh alam semesta ingin Enzo mendengar betapa hinanya ia. “Ayo cepat Enzo, cepa

  • BANGKITNYA ISTRI YANG TERTINDAS   BAB 111

    Suara melengking itu, bak genderang perang yang ditabuh di tengah kesunyian, membelah sore. "Nah, Mas Enzo sudah di sini! Ayo, Mas! Klarifikasi! Apa benar, kalau Mas Enzo dan Mbak Amora sudah bercerai dari beberapa bulan yang lalu?"Pertanyaan itu kini dilontarkan dengan lantang oleh seorang ibu berkerudung besar motif polkadot. Di hadapan puluhan pasang mata yang menuntut jawaban, pertanyaan itu terasa seperti pisau yang dihunus.Enzo, yang duduk tak berdaya di kursi rodanya, merasa jantungnya mencelos, tenggelam ke dasar perut. Wajahnya yang sebelumnya tampak tegar dan penuh kepura-puraan di depan orang banyak, kini mendadak berubah pucat pasi. Ia menatap Amora, mantan istrinya, yang berdiri di sampingnya dengan wajah tenang yang aneh."A-anu... Itu..." Enzo tergagap, suaranya tercekat di tenggorokan, terasa seperti dicekik oleh tangan tak kasat mata. Lidahnya terasa kelu, dan setiap kata yang ingin ia ucapkan terasa seperti batu yang berat, sulit untuk didorong keluar. Ia mengutuk

  • BANGKITNYA ISTRI YANG TERTINDAS   BAB 110

    "Pak Ndiman!! Pak!?" teriak Jericho dengan suara keras, memecah keheningan yang tegang. Suaranya penuh otoritas, kontras dengan kegaduhan yang diciptakan Enzo sebelumnya. Jericho tidak berteriak karena emosi, melainkan karena ia ingin mengakhiri drama ini secepatnya.Tak lama, security yang dipanggil namanya langsung tergopoh-gopoh datang menghampiri, nafasnya terengah-engah. Ia adalah seorang pria paruh baya dengan seragam yang rapi, wajahnya menunjukkan kebingungan sekaligus kesigapan."Ada apa, Den?" tanyanya, melirik Enzo dan kursi rodanya yang berada di tengah-tengah ruang tamu. Ia tahu ada sesuatu yang tidak beres, tetapi ia belum tahu duduk permasalahannya."Usir orang gila ini dari rumah calon istri saya!" titah Jericho, suaranya dingin, tak ada sedikit pun keraguan. Mata Enzo langsung melotot. Dia tak terima jika dirinya harus diusir oleh orang lain. Harga dirinya, yang sudah terkikis habis, kini seolah-olah diinjak-injak oleh orang asing. "Ayo, saya antar keluar, Mas!" kata

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status