Share

Masuk Jurang

Suasana di restoran sudah ramai, teman dan juga beberapa kerabat yang di undang oleh Atmaja sudah berkumpul di restoran yang telah didekor dengan apik.

Ada beberapa kolega Atmaja yang sengaja datang untuk memberikan doa kepada putrinya. Mereka semua menunggu hingga pukul 9 malam dan tidak ada tanda-tanda jika tuan Atmaja akan datang.

Keluarga Wijaya yang memang sudah dekat dengan keluarga Atmaja meminta para tamu untuk menikmati hidangan yang sudah dipersiapkan sembari menunggu kedatangan Atmaja.

"Hadirin semua, saya sebagai perwakilan dari keluarga Wijaya meminta maaf atas keterlambatan tuan Atmaja. Kalian semua bisa menikmati hidangan yang telah disediakan sambil menunggu kedatangan tuan Atmaja."

Semua orang pergi berpisah, ada yang pergi untuk mencicipi aneka kue, dan ada juga yang mengambil makan.

Reza, Rama dan juga Rabithah merasa heran dengan keterlambatan papanya Aini, mereka bertiga berspekulasi jika Aini masih mengambek dengan papanya sehingga membuat mereka terlambat.

"Tumben Om Atmaja belum sampai?" Tanya Reza pada kedua temannya.

"Iya, tidak biasanya Om Atmaja terlamabat," sambung Rama menimpali.

"Mungkin Aini masih marah dengan papanya," ucap Rabithah positif.

"Tetapi ini tidak seperti biasanya, bahkan mereka telat hampir dua jam," lanjut Reza.

"Kok perasaan gue nggak enak ya!"

"Husstt, jangan berpikir yang macam-macam," kata Rabithah memarahi Reza.

Tepat pukul 10 malam, tuan Atmaja dan juga keluarganya masih belum datang. Bisma yang sudah sampai sejak tadi juga merasa heran atas keterlambatan ayah asuhnya.

Bisma segera menelpon tuan Atmaja, tetapi sebelum ia menelpon ada panggilan masuk dari nomer yang tidak ia kenali.

Bisma menjawab panggilan itu, 'Halo.'

'apa benar ini dengan keluarga bapak atmaja.'

'iya, saya putranya'

'jika dilihat dari keadaan sekitar, bapak Atmaja mengalami kecelakaan tunggal dan membuat mereka terperosok kedalam jurang.'

Duarrrr

Bagai dihantam badai, Bisma tidak percaya jika papanya mengalami kecelakaan. Ia sangat paham jika papanya tidak pernah berkendara dengan kencang.

Handphone yang dipegangnya terjatuh, ia merosot lemah setelah mendengar penjelasan dari seberang telepon.

"Ada apa Bisma?" Tanya tuan Wijaya.

"Papa Om," ucapnya sendu

"Apa yang terjadi dengan tuan Atmaja?" Tanya Reza, Rama dan juga Rabithah bersamaan.

Tidak hanya ketiga teman Aini, karena semua tamu yang ada disana pada menghampiri Bisma untuk mencari tahu kebenarannya.

"Papa kecelakaan,"

"Bagaimana bisa? Mas Atmaja jika berkendara selalu santai, ia tidak mungkin mengalami hal seperti ini," ucap tuan Wijaya.

"Saya juga tidak tahu Om, sekarang kalian semua bisa meninggalkan pesta ini. Saya akan pergi ketempat kejadian," kata Bisma membubarkan para tamu yang hadir di pesta ulangtahun adiknya.

Semua tamu undangan mulai meninggalkan tempatnya, banyak di antara mereka yang tidak percaya akan kejadian ini. Berbeda dengan seseorang yang merasa bahagia atas terjadinya kecelakaan yang menimpa keluarga Atmaja.

'Rencanaku berhasil,' batinnya.

Wijaya dan Bisma pergi menuju lokasi kejadian, sudah banyak polisi yang berada di tempat tragedi tersebut. Beberapa polisi juga mengamankan jalan agar orang-orang dapat lewat dan tidak terjadi kemacetan.

"Bagaimana bisa papa saya kecelakaan?" tanya Bisma pada salah satu anggota polisi.

"Dilihat dari beberapa jejak mobil, sepertinya tuan Atmaja berkendara sangat kencang sehingga membuat mobil mereka oleng dan masuk kedalam jurang," jelas polisi itu.

"Tidak mungkin, pak! Saya sangat mengenal Mas Atmaja, ia tidak pernah berkendara dengan kencang," ucap Wijaya menimpali.

"Bapak bisa melihat jejak ban mobil ini yang dipaksa berhenti agar tidak masuk kedalam jurang, jika bapak Atmaja berkendara dengan lambat hal ini tidak akan terjadi."

Polisi yang mereka tanyain pergi meninggalkan mereka berdua, saat ini Bisma menuju ketempat evakuasi. Mereka mengevakuasi mobil yang masuk kedalam jurang.

Harapan Bisma sangat tipis setelah melihat beberapa body mobil yang hancur dan juga pembatas jalan yang hancur. Bukannya tidak ingin berpikir positif, hanya saja keadaan sudah menjelaskan semuanya.

Butuh waktu berjam-jam untuk bisa menaikkan mobil yang terperosok, akibat hari sudah malam dan juga keadaan jalan yang sangat sempit membuat kontraktor kesusahan.

"Pak, bisakah kita menyelamatkan orang yang di dalam terlebih dahulu? Lebih baik kita mengevakuasi orangnya dibandingkan mobilnya," beritahu Bisma.

Mendengar masukan dari Bisma, beberapa polisi dan tim SAR turun kebawah untuk mengevakuasi orang yang ada di dalam mobil. Mereka kesusahan karena minimnya cahaya dibawah, tetapi mereka tidak putus asa.

Hingga akhirnya satu orang berhasil mereka evakuasi, yaitu Aini yang mana wajahnya hancur akibat beberapa kaca yang mengenai wajahnya.

"Disini, ia masih hidup, hanya saja denyut nadinya sangat lemah," teriak salah seorang dari tim SAR.

Dengan cekatan para medis yang berada disana sejak tadi ikut turun untuk membantu seseorang yang dikatakan selamat dalam kecelakaan ini.

Bisma akhirnya bisa bernafas lega, karena pada akhirnya mereka masih selamat. Ia tidak tahu siapa yang selamat, walaupun begitu harapan dia tidak menjadi pupus.

Aini berhasil mereka naikan keatas dan segera dilakukan pertolongan pertama oleh beberapa tim medis. Bisma menghampiri mobil ambulans yang dimana ada Aini didalamnya.

Melihat kondisi Aini yang kritis membuat mobil ambulans segera menuju rumah sakit, tetapi Bisma bimbang ia harus ikut kerumah sakit atau menunggu kabar baik dari orngtua asuhnya.

"Sebaiknya kamu ikut kedalam ambulans itu, agar Aini tidak kesepian. Saya yang akan menunggu kabar baik dari Mas Atmaja," kata Wijaya memberi tahu Bisma.

Bisma bergegas masuk kedalam mobil ambulans, sebelum itu ia mengucapkan terima kasih kepada Wijaya, "terimakasih, Om! Segera kabari saya jika papa dan mama sudah dievakuasi."

Bisma senantiasa menunggu Aini di dalam mobil, "kamu kuat dek, kakak tahu kamu kuat. Kakak mohon kamu bertahan ya!" Ucap Bisma sendu.

Ia tidak tahu harus berbuat apa, yang bisa ia lakukan hanya menggenggam erat tangan Aini dan mengucapkan kata-kata motivasi agar adiknya bisa bangun kembali.

"Sus, apakah adik saya bisa bangun," tanya Bisma kepada perawat itu.

"Saya tidak tahu tuan, semua bergantung pada sang pencipta," jawab perawat itu.

'Ya Allah selamatkanlah adik hamba, hamba tidak ingin kehilangan dirinya,' batin Bisma.

Mobil ambulans yang ditumpangi oleh Bisma sudah sampai kerumah sakit, para perawat menurunkan Aini dan memindahkannya ke brangkar yang di bawah keluar oleh beberapa perawat. Para perawat membawanya ke ruang Operasi, karena jika dilihat banyak kaca yang menancap di wajah Aini dan mereka harus segera mencabut kaca-kaca tersebut.

Bisma dilarang masuk, ia harus menunggu adiknya di luar ruangan. Sesak yang ia rasakan ketika melihat keadaan adiknya, wajah cantik sang adik hancur akibat beberapa kaca yang menancap pada wajahnya.

Tidak berselang lama handphone Bisma berdering, disana tertulis nama Wijaya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status