Bab 6

Lily membalikkan badan, menepis tangan Jack dengan kasar.

“Jangan lancang! Dean putraku dengan kekasihku. Aku tidak perlu menjelaskan masalah pribadiku padamu!” Tatapan tajam Lily menegaskan ucapannya.

Dalam hati wanita itu mati-matian menjaga sikap di depan Jack agar tetap tenang.

“Kamu berbohong! Aku tahu betul kalau kamu berbohong, kamu akan merasa gugup!” Jack masih bersikeras. Ia tidak akan menyerah mendapat jawaban pasti dari Lily.

“Tolong jangan melewati batasmu, Jack! Aku sudah selesai dengan masa lalu kita jadi jangan membuatku seperti wanita tidak bermoral yang tampak dekat dengan suami orang.”

Suara Jack tercekat di tenggorokan, tak bisa berkata apapun—menatap Lily yang sudah naik ke atas motor lalu melaju pergi dengan cepat.

Dalam hati Lily merasa sangat lega, bisa berhasil menghindari Jack. Tapi, apa berikutnya Lily akan menjauh dengan aman?!

Sepanjang perjalanan, Lily merasa gelisah dan tidak tenang. Dia sungguh berharap Jack tidak memperpanjang masalah.

Setelah sampai di toko kue, Lily memarkirkan motornya. Langkahnya gelisah, makin di pikirkan, makin membuatnya tidak tenang.

“Lily!” panggil Rose, melebarkan senyum dengan merentangkan kedua tangan.

Lily menghela napas berat. Rose datang di waktu yang tepat. Dia menyambut pelukan Rose dengan senyum kaku.

Melihat itu memantik atensi Rose.

“Ada apa dengan wajah kusut itu? Aku ikut senang penjualan kue kamu meningkat.”

Lily menarik tangan Rose, membawanya masuk ke ruangan khusus.

“Ada apa?”

Lily menghela napas, duduk di sofa panjang bersama Rose yang menatap bingung.

“Aku bertemu dengan Jack!”

Rose mendelik ringan, memegang pungung tangan Lily.

“Bertemu di mana?”

“Di sekolahnya Dean. Anaknya Jack berteman dengan Dean. Jack bahkan menanyakan Dean anak siapa. Aku harus apa, Rose?” Lily tampak gusar, menyugar rambutnya ke belakang.

Rose menghela napas kaget, bereaksi sama dengan Lily.

“Takdir mempertemukan kalian di waktu yang sudah ditentukan. Tapi satu hal yang belum aku kasih tahu karena kita sudah komitmen tidak membahas Jack.”

Lily menoleh. “Apa?”

“Anak yang kamu lihat itu bukan anak kandung Jack. Mereka mengadopsinya. Dari yang kudengar, Selena tidak mau melahirkan anak karena tak ingin merusak tubuhnya. Tidak di saat dia sibuk dengan segala pekerjaannya. Dia tidak ingin melakukan itu sekarang.”

Lily berdecak. “Itu bukan urusanku. Aku hanya tak ingin Jack masuk ke kehidupanku lagi. Bagaimana bisa mereka bisa satu sekolah padahal aku sudah pindah jauh darinya?!”

Rose mengembuskan napas pelan, menatap simpatik.

“Kamu tidak bisa selamanya menghindar. Jack memang belum lama ini pindah ke LA karena istrinya yang menginginkan itu. Aku mendengar itu dari mulut ke mulut.”

“Apa aku pindah saja?”

Rose menggeleng. “Menjauh darinya akan membuat Jack yakin, Dean adalah putranya.”

“Aku tidak bisa membuat Dean tahu Jack adalah ayahnya. Dean tahu ayahnya sudah tiada. Apa yang harus kukatakan jika ayahnya masih hidup dan ternyata ayah dari temannya?”

Rose menepuk bahu Lily, mencoba membuatnya tenang. “Kamu juga tidak bisa menyembunyikan selamanya dari Dean. Mungkin nanti kamu bisa berikan pengertian padanya. Tidak ada mantan anak, meski sesakit apapun masa lalumu. Dean berhak tahu siapa ayahnya. Putramu sangat cerdas, ia pasti akan mengerti.”

Lily tampak frustasi, ingin rasanya dia berteriak melepas beban yang kini seakan memikul kedua gunung saking beratnya.

“Aku takut Dean akan membenci ayahnya. Aku takut Dean mempertanyakan alasan ayahnya tidak menunjukkan diri selama ini sampai aku harus berbohong tentang kematiannya.”

“Kamu harus kuat menghadapi ini. Jack bukan tipe orang yang mudah menyerah dan ia akan terus mengejarmu. Kamu hanya harus mempertegas sikapmu dan mengatakan apa yang kamu rasakan.”

Lily mengangguk. “Aku akan meminta Jack menjauhiku. Aku sungguh tidak ingin berhubungan lagi dengannya apalagi melihat wajahnya. Melihat Jack hanya membuatku teringat dengan pengkhianatan yang membuatku terluka.”

Rose merangkul pundak Lily. “Aku akan selalu ada di sampingmu. Aku yakin kamu bisa melaluinya!”

Lily beranjak dari duduknya. “Aku sudah siapkan pesanan kuemu. Ayo kita lihat!”

Lily hendak keluar dari ruangan, lantas terperanjat kaget ketika membuka pintu, melihat Jack sudah berdiri di sana.

Pijakan Lily hampir terkulai, Rose dengan sigap menahannya.

Tatapan Jack yang tak terbaca membuat Lily tampak kaget.

Jack beralih pandang pada Rose seakan meminta wanita itu meninggalkan mereka berdua.

“Aku akan membiarkan kalian bicara!”

Lily tak bisa bergerak dari posisinya, melihat Jack datang mendekat tanpa basa-basi lalu memeluknya dengan wajah bahagia.

“Sudah kuduga Dean adalah putraku!”

Bersamaan dengan itu, tamparan keras baru saja mendarat di pipi kiri Jack.

***