Lily mendekat, melihat Dean sedang berbicara dengan Jack membuatnya tidak tenang.“Dean!” panggil Lily dengan lembut.Dean menoleh, mengulas senyum.“Kau memiliki putra yang pintar Nyonya Lily.” Jack berujar, tersenyum tipis.Lily memegang tangan Dean. “Ayo Dean! Ucapkan terima kasih dan—““Apa aku boleh duduk di sini sebentar dengan Paman Jack, Bu?”Lily menoleh kaget, tak menyangkan Dean akan berkata begitu.“Ayahnya Emily pasti sibuk. Ia mungkin saja akan pergi bekerja setelah ini. Kau tidak boleh seperti itu.”“Aku tidak masalah. Aku bisa meluangkan waktu selama satu jam ke depan.”“Benarkah?” Wajah Dean berbinar, melihat ke arah Lily yang kehabisan kata-kata.Matanya menatap kesal pada Jack, menahan amarah berusaha untuk tidak terpancing.“Ibu bilang tidak berarti tidak. Deantidak bisa begitu saja akrab dengan orang asing dan menyusahkan orang itu, Dean. Ibu tidak pernah mengajarimu seperti itu!” Lily berkata tenang, tetapi penuh penekanan.Dean yang bisa melihat kemarahan ibunya
Lily turun dari mobil setelah Arios menepikan mobil di depan rumahnya.Lily berlari menghampri Rose yang sudah menunggu di depan rumah.“Bagaimana bisa Dean tidak ada di rumah? Tadi ia sendiri yang bilang mau pulang mengerjakan PR.” Lily tampak cemas, memegang tangan Rose.“Aku tidak menemukan Dean di mana-mana. Bahkan sepedanya ada di sini.”Lily hampir terhuyung, Arios dengan sigap memegangnya.“Apa yang harus kulakukan?”“Kita lapor polisi saja!” usul Rose.“Polisi akan memproses itu ketika sudah lebih dari 24 jam untuk dikatakan sebagai orang hilang,” tanggap Arios.Lily menoleh kaget. “Bagaimana bisa polisi melakukan itu? Apa mereka menunggu terjadi sesuatu dulu baru dicari. Begitu?”“Itulah prosedurnya—““Aku akan mencarinya!” potong Lily, melepaskan diri dari pegangan Arios.“Aku akan membantu. Apa ada cctv yang terpasang di depan rumahmu?”Lily menunjuk ke arah tiang listrik. Arios melihat ke sekitar, ada beberapa rumah yang juga memakai cctv.“Mari kita lihat rekaman terakhir
Jack menerima panggilan kembali dari Bram, segera ia menjawab dengan cepat.“Bagaimana? Kau menemukannya?”“Anak yang Tuan cari ada di taman kota. Aku melihatnya berada di sana.”“Kerja bagus!”Jack menginjak pedal gas segera menuju ke sana.Tak butuh waktu lama mobil Jack memasuki taman kota. Segera ia menepikan mobilnya lalu turun dari mobil.Mengedarkan pandangan Jack mencari keberadaan Dean. Langkahnya terhenti. Ia menemukannya.Jack berlari cepat ke arahnya dengan perasaan yang lega. Ia sedang duduk di bangku seorang diri.“Dean!”Jack lantas memeluknya dengan erat. Seolah rasa khawatir itu lenyap begitu saja setelah merasakan hangatnya tubuh Dean.Dean yang merasa bingung dengan sikap Jack, menatap diam saat melihat Jack melepaskan pelukannya.“Mengapa kamu membuatku dan ibumu cemas? Apa yang kaulakukan di sini?”“Aku ingin pergi ke toko buku di depan sana, Paman. Tetapi toko buku itu tutup. Makanya aku duduk di sini sebentar. Apa ibu mencariku?”Jack mendesah pelan. “Ibumu sang
Arios memasuki ruang kerja Jack setelah sebelumnya ia menyusul ke perusahaan lelaki itu.“Jelaskan padaku dan jangan melewatkan apapun!” tuntut Arios dengan wajah seriusnya.Jack mendongak, menatap Arios dengan sorot mata dingin. “Kau lupa siapa aku?”“Aku tahu kau siapa. Maka itu aku ingin penjelasan yang masuk akal.”Jack mendorong punggungnya pada sandaran kursi. “Lily wanita yang aku ceritakan padamu. Wanita yang mengalihkan seluruh duniaku padanya.”Arios mengembuskan napas pelan, merasa cukup frustasi mendengar itu.“Maaf. Aku sungguh tidak tahu jika Lily adalah wanita yang ingin kamu temukan sejak lama. Kau bahkan tidak pernah menunjukkan fotonya.”“Karena satu-satunya ponselku yang menyimpan foto Lily terjatuh saat aku mengejar si brengsek Edgar itu. Mengingat ia berhasil lolos kala itu membuatku ingin sekali menemukannya lalu menghabisi pria itu.”“Lalu, apa yang akan kaulakukan? Apa Selena tahu?”“Selena tidak tahu. Aku tidak akan pernah memberitahukan padanya.”“Kamu tida
Senyum Jack merekah saat membaca pesan Lily. Tanpa berlama-lama, ia berdiri dari duduknya.“Mau ke mana?”“Mau menemui Lily!”Arios terdiam, ia menghela napas berat menatap punggung Jack yang sudah menjauh dari pandangan.“Beruntung aku masih sebatas mengagumi, bisa hilang kepalaku jika benar-benar jatuh cinta pada wanitanya!” Arios bergidik sendiri mengatakan itu.Mobil yang dikemudikan Jack baru saja melewati gerbang. Ia dengan penuh antusias tak sabar menemui Lily.Sementara Lily sudah menuju ke taman yang tak jauh dari tempat tinggalnya, menunggu Jack di sana.Tak butuh waktu lama bagi Jack, ia sudah menepikan mobil di bahu jalan.Sambil merapikan pakaiannya, senyum Jack terukir lebar seiring langkah kaki menemui Lily yang duduk di bawah pohon rindang.“Maaf lama menunggu!” kata Jack sambil tersenyum.Lily membalikkan badan, tak ada ada ekspresi, hanya sorot mata dingin yang menyambut lelaki itu.“Apa yang ingin kamu bicarakan?” tanya Jack tak sabar.Lily menatap marah. “Apa kamu
“Oh ….” Suara erangan Jack menggema di langit-langit ruangan.Lily James, kekasihnya itu sedang melakukan gerakan naik turun dengan tempo cepat. Belum sampai ke titik puncak, Jack mengganti posisi Lily berada di bawahnya.Kali ini Jack bermain dengan liar menjejaki area leher dan pucuk kembar ranum milik Lily membuatnya bergerak seperti ulat bulu.“Oh… Jack!”“Mendesah, Sayang! Aku ingin mendengarnya.” Jack berbisik lirih, menjilat telinga Lily dengan rakus.Lily tak kuasa menahan diri, saat milik Jack beradu dengan miliknya di bawah sana.“Damn, Jack! Kau luar biasa. Oh…. Oh ....” Lily mencakar punggung Jack, memejamkan mata merasakan sensasi kenikmatan di bawah sana. Basah.Jack menyunggingkan senyum, ia mendongak memejamkan mata sambil mengerang dengan suara khas percintaan mencapai puncak kenikmatan bersama Lily.Lelaki itu tumbang di sisi kiri Lily, dengan napas terengah-engah.“Aku kelelahan Jack! Kau memang selalu membuatku tidak pernah mengeluh.”Jack memeluk Liliy, erat hingga
“Selamat pagi, Tuan!” Daniel menyapa setelah melihat Jack keluar dari apartemennya.“Apa kau sudah mengurus kontrak dengan Jeremy?” Jack berjalan dengan penuh wibawa menuju mobil yang sudah menunggu.“Sudah, Tuan! Apa tidak perlu mengkonfirmasi pada sekretaris Anda—““Tidak perlu! Kauambil alih.”“Kemarin Nona Lily menanyakan Anda.”Jack menahan langkah, ia meniup napas ke udara lalu membalikkan badan.“Berita tentang pelakasanaan pertunanganmu sudah tersebar di bulletin perusahaan.”Ekspresi di wajah jack berubah serius. “Pastikan saja acara pertunanganku dan Selena berjalan lancar.”“Anda tidak mau bertemu dengan Nona Lily?”“Tidak untuk saat ini. Aku harus menyelesaikan ini secepatnya.”Daniel mengangguk. “Baik, Tuan.”Jack melepas satu kancing jas sebelum naik ke dalam mobil.Daniel yang duduk di samping kursi kemudi, kembali menoleh setelah mobil yang dikemudikan sopir Jack melaju meninggalkan parkiran apartemen.“Aku baru saja mendapat pesan dari asisten pribadi Nona Selena, Nona
Ruang pertemuan di JG Global Ventures dipenuhi dengan beberapa kru media yang hadir di sana, termasuk dari News City yang dimiliki oleh ayah Selena, Richard Holland.Hari ini adalah hari penting bagi Jack dan perusahaannya. Seluruh media telah diundang untuk meliput kerjasama antara JG Global Ventures dan Jeremy Corporation, juga kabar pernikahan antara Jack dan Selena.Dari jauh, Lily melihat dengan hati yang terluka, seperti ada belati yang menusuk tepat di jantungnya.Lily berbalik, kini dia hanya bisa menyusun kepingan luka yang masih berbekas di hatinya sembari melangkah menjauh dari sana, meninggalkan semua miliknya dan tak ingin lagi menoleh ke belakang.Hingga satu jam lamanya, akhirnya Jack bisa kembali ke ruangannya dan duduk di kursi kebesaran miliknya.Suara ketukan pintu terdengar, Daniel datang mendekat berdiri di depan meja.“Di mana Lily? Minta dia untuk ….”Daniel menyerahkan surat ke atas meja.“Apa ini?” Kedua alis Jack menyatu.“Lily menyerahkan surat pengunduran di