Share

57. Ibu Lia

Suhu tubuh Zea kian meningkat. Ini sudah bukan lagi hangat, tetapi panas. Anak itu tertidur di gendongan Ijah dengan bibir yang terus merintih.

Ijah prihatin melihat anak kecil itu. Dia membaringkan tubuh Zea perlahan di ranjangnya. Penasaran dengan suhu tubuh anak itu, Ijah mengambil termometer digital pada wadah obat.

Ijah menjempitkan alat tersebut pada ketiak Zea. Sembari menunggu, tangannya terus mengelus rambut anak itu. Beberapa menit kemudian, alat pengukur suhu tubuh itu berbunyi.

Ijah gegas mengambilnya. Mata perempuan yang hari ini mengenakan bergo hitam itu membelalak. Suhu tubuh Zea menunjukkan angka tiga puluh sembilan koma delapan.

“Aku harus telpon Bapak,” putus Ijah menaruh alat tersebut kembali ke tempatnya.

Perempuan itu merogoh saku dasterny

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status