Share

Bab 18

Malam menyapa dan aku baru saja selesai sarapan bersama Tuan Edbert. Entah apa alasannya pada Nyonya Aluma sehingga bisa leluasa tinggal di rumah ini.

Ya, rumah bak istana yang sudah didekorasi sejak pagi hingga sore tadi. Mewah bahkan lebih dari kata itu.

Aku yang seharian tadi berada dalam kamar—melakukan berbagai perawatan—hanya bisa menatap takjub.

"Apa kamu suka dekorasi ini, Tyas?" tanya Tuan Edbert.

"Tentu, Tuan. Dekorasinya sangat indah dan elegant." Aku menjawab jujur.

Mereka pasti menyangka aku sedang bahagia untuk pernikahan besok karena senyuman tidak pernah alpa terukir di bibirku yang ranum.

Padahal ada hati yang berkecamuk mencoba marah kepada takdir atau mungkin pada dunia yang sedamg tertawa mengejek. Aku menghela napas panjang mencoba menahan bulir bening.

"Apa kamu mau melihat kamar pengantin kita atau besok saja biar menjadi surprize?"

"Besok saja, Tuan. Malam ini kata Maria aku harus kembali luluran agar besok bisa terlihat semakin cantik."

"Oh, benar. Aku sampai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status