Share

04. ~BCSI~

Author: Himawarin
last update Huling Na-update: 2023-12-18 12:35:57

"Lepas, Karan!"

Arcelia hendak memukul menggunakan siku, namun Karan menahan pergerakannya.

"Jangan mentang-mentang semalam kamu bisa membuatku pingsan, sekarang mau melumpuhkanku lagi? Tidak akan bisa, Arcelia. Aku tidak mungkin jatuh pada lubang yang sama, istriku." Karan semakin mempererat kunciannya.

Arcelia mendengus kesal. "Sepertinya kamu memang ingin menjadi gelandangan, sedikit saja berani menyentuhku. Aku pastikan nanti malam kamu akan tidur di jalanan!" bentaknya mengancam.

Tertawa keras, Karan malah justru mengecup pipi Arcelia dari belakang. "Maksudmu seperti ini?" tanyanya sengaja, menunjukkan jika ia tidak takut dengan ancaman Arcelia.

"Karan! Awas saja, aku benar-benar akan membuatmu tinggal di jalanan!"

Lagi-lagi, Karan mengecup pipi Arcelia. "Arcelia, poin-poin yang kamu tulis itu sangat lucu. Selucu dirimu. Mana ada suami yang tidak diizinkan menyentuh istrinya? Mau dibawa ke hukum pun, pasti kamu yang akan ditertawakan," jelas Karan.

"Berhenti menciumku, si*l*n!" 

"Baiklah, sekarang waktunya memberi hukuman untuk istriku yang sangat pandai ini. Semalaman kamu telah membuatku tidak bisa berjalan. Sekarang giliran aku yang akan membuatmu berbaring tidak bisa beranjak dari kasur."

Usai berucap, Karan mengangkat Arcelia layaknya karung beras. Tidak perduli dengan pukulan serta jambakkan yang Arcelia lakukan, Karan tetap melakukan apa yang dia inginkan.

"Kamu tidak akan bisa melakukannya, Karan," ucap Arcelia yakin sekali. Gadis itu sudah memakai celana serta baju berlapis. Mengingat semalam Karan dengan mudah merobek bajunya.

"Kau memang benar-benar pandai. Tapi ini tidak masalah bagiku. Kamu harus segera memberiku bayi, Arcelia. Bayi laki-laki akan lebih baik," ucapnya serius.

Sejenak Arcelia terdiam, wajah Karan begitu serius saat mengucapkan kata bayi. "Jadi ini alasan yang membuat kamu tiba-tiba memutuskan untuk menikahi aku?"

"Ya. Salah satunya." Karan mulai bergerak melepas satu persatu pakaian yang dikenakan Arcelia, namun tetap saja tidak ada habisnya.

"Kenapa tidak mengadopsi saja? Kau sangat jahat, Karan. Selain menghancurkan masa depanku, kamu juga menyeret aku ke dalam rumah yang tidak layak disebut rumah!" bentak Arcelia, gadis itu mendorong Karan sekuat tenaga hingga laki-laki itu tersungkur ke atas lantai.

"Akh!" Karan mengusap pan*a*nya yang terasa ngilu. Laki-laki itu segera bangkit dan kembali menerkam Arcelia yang hendak kabur.

"Kamu benar-benar jelmaan kucing, Arcelia," geramnya, menahan rasa sakit di bagian pinggang dan pan*a*nya. Belum apa-apa dia sudah nyaris dibuat babak belur. Pukulan yang membuatnya pingsan semalam saja masih terasa sakit.

"Makanya menjauhlah sebelum aku gigit!"

"Gigit saja aku tidak takut!" Karan menantang.

Pergulatan antara serangan dan pertahanan diri terjadi beberapa menit. Hingga Karan memenangkannya. Arcelia sudah berada dalam kendali Karan.

"Biar aku beri tahu. Menolak suami akan membuatmu berdosa jadi lebih baik lakukan saja dengan ikhlas," kata Karan menekan.

Menggelengkan kepala, Arcelia sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiran Karan. "Apa kamu tidak tahu, jika seorang suami membuat istrinya menangis, maka tujuh puluh ribu malaikat akan mendoakan keburukan untuk orang itu?"

"Ya ya ya, aku tau. Tapi ini hak milikku." Karan ngeyel.

Kedua mata Arcelia melirik jam. "Lakukan saja," katanya sembari tersenyum.

Karan pun tersenyum menang, laki-laki itu dengan semangat kembali membuka pakaian Arcelia yang masih berlapis. "Astaga, berapa baju yang kamu pakai, Arcelia!" Kesalnya.

"Banyak. Mengapa berhenti? Apa sudah menyerah?"

Karan terdiam, entah mengapa perutnya tiba-tiba terasa sakit dan mual. Laki-laki itu segera bangkit dan berlari ke kamar mandi.

Melihat reaksi itu, membuat Arcelia tertawa pelan, Arcelia bangun dari baringnya menatap sisa bayangan karan yang lari terbirit-birit ke dalam kamar mandi. "Binggo, udang itu sudah bekerja. Ternyata memakan waktu cukup lama, hampir saja aku habis," ucapnya lega.

Sebelumnya, Arcelia memasukkan udang cincang ke dalam nasi goreng. Udang merupakan makana terlarang bagi Karan. Laki-laki itu alergi terhadap udang.

"Aku selamat! Ayo, berpikir lagi supaya kedepannya tetap selamat," gumamnya sembari memijit pelipis.

Sudah beberapa menit berlalu, Karan belum juga keluar dari kamar mandi.

"Karan! Kamu tidak mati, kan? Apakah aku akan jadi janda?" Arcelia berteriak.

"Kau benar-benar istri durhaka, Arcelia!" Karan keluar dari kamar mandi, terlihat bibir laki-laki itu sedikit bengkak wajahnya pun sekarang pucat.

Karan berjalan menuju nakas, langkahnya terhuyung nyaris jatuh.

"Apa efeknya separah itu?" gumam Arcelia.

"Di mana ponselku?" Racaunya. Usai menemukan ponsel, Karan segera menghubungi seseorang, belum sempat berucap tubuh Karan sudah ambruk.

"Ya ampun, apa dia pingsan lagi?" Arcelia segera lari menghampiri Karan.

Karan tidak pingsan, laki-laki itu tidak bisa menahan rasa pusing serta lemas hingga kesulitan menopang tubuhnya sendiri.

"Hallo, Karan." Terdengar suara dari ponsel. 

"Gawat, ini gawat. Tidak lucu kalau ada kabar seorang istri membunuh suaminya. Aku tidak mau masuk penjara," Arcelia panik.

Mengambil ponsel milik Karan. Arcelia lantas berbicara pada orang itu, "Hallo, tolong. Tolong panggilkan dokter sekarang juga. Karan, dia ... dia pingsan setelah makan udang, tolong, aku takut dia mati. Cepat!" 

Arcelia, menepuk-nepuk pipi Karan, supaya laki-laki itu sadar. "Karan, bangun. Jangan mati dulu, setidaknya ceraikan aku lebih dulu supaya aku tidak jadi tersangka," celoteh Arcelia.

Beberapa menit berlalu dengan Arcelia yang terus berusaha untuk membuat Karan sadar.

"Karan!"

Arcelia menoleh ke arah pintu. Terlihat seseorang laki-laki yang mengenakan celana boxer dengan atasan singlet, namun membawa tas besar serta stetoskop di lehernya.

"Siapa kamu?" 

"Aku Noah, seorang dokter." Noah masuk begitu saja meski Arcelia belum mempersilahkannya.

"Dokter? Mengapa pakaiannya seperti ini, semua orang yang berkaitan dengan Karan benar-benar aneh," lirih Arcelia.

Noah segera melakukan pemeriksaan serta penanganan pertama. Usai melakukan itu, Noah membantu Karan naik ke atas kasur.

"Bagaimana kondisinya, Dokter?" tanya Arcelia.

"Untuk sekarang tidak apa-apa, aku sudah memberinya obat. Tapi jika nanti gejalanya berlanjut lebih baik dibawa ke rumah sakit. Karan sangat sensitif terhadap udang, sedikit saja lambat menanganinya, nyawanya bisa melayang." Noah menjelaskan sembari menggambarkan dengan tangan yang melayang.

Mendengar itu, kedua mata Arcelia membola. "Dia bisa mati?"

Noah mengangguk. "Yap."

"Terima kasih, Noah." Lirih Karan. Noah, merupakan teman dekat Karan yang berprofesi sebagai dokter. Kebetulan rumah mereka berdekatan.

"Karan! Kamu tidak apa-apa, Nak?" Semua pasang mata tertuju pada dua wanita yang masuk kedalam kamar. Satu Mona dan yang satu lagi Arcelia tidak mengenalinya.

"Untuk sekarang tidak apa-apa, Tan." Noah yang menjawab.

Mona lantas menatap tajam pada Arcelia. "Jadi pagi tadi kamu masak di dapur hanya untuk meracuni, Karan? Istri macam apa kamu!" Bentak Mona.

'Drama dimulai. Mari kita berakting.' Arcelia membatin.

"Maaf, Ma. Aku tidak tau kalau Karan alergi udang," balas Arcelia. Bohong, Arcelia sangat tau hal itu. Ia memang sengaja.

"Lihat, Karan. Gadis macam apa yang kamu nikahi. Sudah tidak sopan, ceroboh, sangat buruk! Sudah aku bilang, lebih baik, menikah dengan Fela. Dia baik dalam segala hal," katanya berapi-api.

Arcelia melirik gadis yang mengenakan mini dress, setiap lekuk tubuhnya sangat terlihat menonjol. Gadis itu lalu melirik Karan, yang malah tengah menatap dirinya.

Arcelia pun tersenyum tipis, seolah berkata, "Ayo, cepat ceraikan aku. Ibumu juga tidak suka padaku."

"Karan, mumpung masih belum terlanjur memiliki anak. Lebih baik kembalikan saja Arcelia pada orang tuanya," perintah Mona.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    68. BCSI

    Perkelahian sengit pun terjadi, Aarav benar-benar serius setiap melayangkan serangannya.Kedua laki-laki dewasa itu sudah mendapat lebab di masing-masing bagian tubuh.'Untuk orang yang sangat sibuk mengurus perusahaan raksasa, dia cukup tangguh,' batin Karan.Buk! Karan lengah, wajahnya terkena tinju keras oleh Aarav."CK. Lemah begini jadi suami Arcelia," ejek Aarav mulai menyerang mental Karan.Mulai mengurangi rasa sopan, Karan pun membalasnya, "Meski lemah. Setiap aku pernah menjadi penyelamat istriku." Ingat mental Karan tidak selemah itu."Cih. Sudah lemah, sombong pula. Kau memang menyelamatkannya, tetapi tetap saja akulah hidupnya," ucap Aarav semakin menjadi-jadi.'Sepertinya dia memang tidak beres. Mana ada seorang kakak mengatakan hal seperti itu. Baiklah akan aku buat sadar dengan pukulan ini.'Karan pun berhasil memukul wajah Aarav. "Jelas posisi kita berbeda. Kamu kakaknya, dan aku suaminya yang sekarang bertahta dihati Arcelia. Kamu memiliki batasan, sementara aku ti

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    67. BCSI

    Dahi Arcelia berkerut karena mendengar pertanyaan Karan. "Mengapa bertanya seperti itu?""Tidak apa-apa. Hm. Dia sangat positif, ya?"Arcelia terkekeh. "Apa kamu cemburu dengan kakak iparmu sendiri?""Sedikit, kamu terlihat sangat manja padanya."Arcelia tidak habis pikir dengan apa yang Karan katakan, Karan terlalu berlebihan. "Karan. Kak Aarav itu kakak kandungku, kamu memiliki aliran darah yang sama, begitu juga dengan Azka.""Aku lega mendengarnya. Tapi, apa kalian memang sedekat itu?"Arcelia lantas mengangguk. "Jangan berpikir macam-macam. Kami benaran kakak beradik. Kak Aarav adalah malaikat dalam hidupku, aku harap kamu juga bisa dekatnya, layaknya kakak adik."'Tatapanya saja seperti laser padaku. Aku tidak yakin bisa menjadi ipar yang rukun dengannya.' Karan membatin."Dia melarang untuk tidak menggangu waktu kalian. Apa itu tidak terlalu kejam? Aku kan suamimu.""Kami jarang sekali bertemu. Apa lagi semenjak aku pindah ke sini, aku dan kak Aarav bertemu hanya sekitar setah

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    66. ~BCSI

    Kini semuanya berkumpul, duduk di ruang keluarga termasuk Azka.Semua rasa penasaran Karan telah terjawab. Ethan satu circle dengan kakak Arcelia yang bernama Aarav. Dan Karan yakin masih ada lagi orang-orang luar biasa yang mengenal bahkan dekat dengan Arcelia mengingat seorang Aarav adalah kakaknya.Dengan rumah yang bisa dibilang sederhana untuk ukuran konglomerat seperti orang tua Arcelia, orang di luar sana pasti tidak akan menyangka jika keluarga yang berada di dalamnya adalah sultan. Bahkan Karan sendiri sempat menganggap Arcelia kalangan biasa.'Mereka sangat pandai menyembunyikan jati diri. Tidak aku sangka ternyata aku telah menikahi seorang putri.'"Kalian akan menginap, kan?" Tanya Abbas, ayah Arcelia.Arcelia lantas menoleh, ia belum membicarakan ini dengan Karan. "Jika Arcelia menginginkannya. Kami akan menginap, Ayah," jawab Karan.Arcelia mengangguk. "Kita menginap."Abbas tersenyum senang. "Karan, kamu belum mengenal putra pertamaku. Saat kalian menikah dia tidak bis

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    65. ~BCSI

    "Aku benar-benar merindukanmu," katanya kemudian kembali memeluk Arcelia setelah mencium pucuk kepala gadia itu."Bukankah kamu sangat sibuk? Suatu keajaiban kamu pulang," ucap Arcelia.Laki-laki itu memasang wajah sedih. "Dari kata-katamu sepertinya kamu tidak meringankan aku, ya." Arcelia terkekeh pelan, ia kemudian membalas pelukan laki-laki itu. "Mana mungkin aku tidak merindukanmu."Di tempatnya, Noah menahan Karan sekuat tenaga. Laki-laki itu selalu melontarkan kata mutiara supaya Karan tenang."Lihat! Gunakan otak cerdasmu. Kali ini Arcelia memeluknya!" Geram Noah.Karan terdiam membantu, ia seakan dalam mimpi, kebahagiaan yang baru terjadi kini seakan lenyap begitu saja dengan pemandangan yang mengerikan di depan sana.Arcelia mengurai pelukannya, ia tatap laki-laki di depannya dengan senyum yang begitu lebar. "Sekarang mana hadiah untukku?"Laki-laki itu mencibir, kemudian berpura-pura merajuk. "Apa kamu hanya mengharap hadiah dariku?""Tidak sih. Tapi sepertinya kurang leng

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    64. ~BCSI

    Dari balik kaca besar lantai dua, tepatnya di dalam kamar. Mona berdiri,. pandangannya menatap ke bawah di mana ada Arcelia yang tengah mengobrol dengan kakek."Sayang sekali wanita itu tidak berada dipihakku. Keberaniannya akan sangat menguntungkan jika saja Bryan tidak terlambat menjeratnya."Mona akui, sisi berani dan tegas Arcelia sangat cocok untuknya. Akan tetapi karena di kubu yang berbeda dan selalu membuat dirinya naik pitam membuat Mona saat ini begitu geram pada Arcelia."Sekarang kamu masih bisa tertawa dengan pak tua itu. Tunggu saja tanggal mainnya," gumamnya dengan tatapan sinis dan kebencian.Sementara itu di taman bunga.Arcelia tengah menemani kakek meminum teh."Terimakasih Arcelia," ucap Kakek."Untuk apa, Kek? Aku tidak melakukan apa pun," kata Arcelia bingung.Tersenyum tipis, mata tua kakek menatap bunga yang bermekaran di depan mereka. "Kamu telah membuat Karan berwarna dan segar seperti bunga-bunga itu."Terkekeh pelan, Arcelia menggeleng. Dirinya tidak merasa

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    63. ~BCSI

    Arcelia terdiam, dalam benaknya menghitung beberapa teman serta mengingat semua sikap prilaku mereka terhadap dirinya.Sementara itu, Karan menunggu dengan penuh harap."Sepertinya tidak ada yang berlebihan. Diantara mereka memang Bryan yang bersikap sangat perhatian," ucap Arcelia.Karan menghela napas kecewa. Ia pikir akan mendengar cerita tentang malaikat. 'Kalau seperti itu. Apa si malaikat ini orang yang terobsesi dengan Arcelia. Apa mungkin seperti yang Noah bilang kalau yang dimaksud nama malaikat, malaikat pencabut nyawa?'---Esok hari.Arcelia yang suka dengan kegiatan memasak, pagi ini hendak membuat bekal untuk Karan.Dari ambang pintu dapur, ia melihat Mona yang tengah memberi tahu para pekerja untuk memasak."Kalau dilihat sih kayak orang bener, nggak taunya monster," batin Arcelia.Ia mempertahatikan setiap pergerakan Mona, siapa tahu wanita itu akan menyisipkan bubuk aneh ke dalam bahan makanan, sejenis r4cvn, mungkin?"Jangan pakai itu. Bryan tidak suka." Terdengar su

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    62. ~BCSI

    Arcelia masih terdiam di tempatnya, sementara Bryan mulai melangkah masuk ke dapur dengan sepasang mata yang menatap lurus pada Arcelia.Melihat pergerakannya Bryan yang sudah melewati pintu, Arcelia lantas membuang pandangan kemudian melangkah menuju pintu.Saat keduanya hendak saling melewati, Bryan berucap, "Arche, boleh minta waktunya sebentar?"Arcelia berhenti, namun gadis itu diam saja.Bryan berbalik memposisikan diri di depan Arcelia. Reflek Arcelia sedikit melangkah mundur.Pergerakan Arcelia yang menjauh darinya membuat hati Bryan yang masih terluka bagai disiram air jeruk nipis, perih, panas dan sakit sekali.Meski hal yang Arcelia lakukan sangat wajar tetapi rasanya sungguh sangat menyakitkan.Untuk memberi ruang, Bryan mengambil satu langkah mundur. Bryan tersenyum kecut, laki-laki itu pun berucap, "Kamu tidak perlu takut, Arche. Aku hanya ingin meminta maaf untuk hal yang sangat tidak pantas yang telah aku lakukan."Arcelia mengangguk pelan, dirinya bingung harus mengat

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    61. BCSI

    Karan menggeleng sangat pelan, laki-laki itu kemudian berbisik, "Ikuti saja alurnya, percaya pada Arcelia, kamu dengar, kan kalau ini menyangkut nyawa. Kesehatan orang itu memang buruk, aku tahu karena pernah melakukan kerja sama dengan beliau.'Noah nyaris berdecih. 'Percaya katanya? Tadi saja jika aku tidak masuk tepat waktu dia akan memukuli laki-laki itu,' gerutu Noah dalam hati.Pertemuan mendadak itu pun berakhir usai mereka mengobrol beberapa menit. Orang tua Irena pamit lebih dulu untuk ke rumah sakit.Sementara Irena saat ini lagi-lagi bersimpuh, kali ini menghadap pada Noah. "Maaf dan terimakasih banyak. Mas dokter sungguh mulia, aku sangat berterima kasih," kata Irena."Kak Noah, maaf. Ini beneran urgent. Kebetulan Kak Noah jomblo, jadi tidak ada salahnya jika mencoba berkenalan dengan temanku ini," ucap Arcelia sedikit terdengar tidak tahu diri di telinga Noah.'Sepertinya dia tertular Karan.' Noah membatin.Noah memijit pelipisnya, ia memang menginginkan pasangan. Tetapi

  • BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN    60. ~BCSI

    Napas Karan memburu saat dari sudut pandangnya melihat seorang laki-laki tengah mencium tangan Arcelia.Usai mendorong Dewa, Karan menarik tangan Arcelia. Menaruh sang istri di belakangnya."Karan, kamu salah paham," ucap Arcelia seraya menyentuh lengan laki-laki itu."Salah paham apanya? Dia sudah kurang ajar berani menyentuhmu!" Tekan Karan menggeram. Sepasang mata sipitnya menatap tajam pada Dewa.Sedari malam ia sudah dihantui rasa takut akan kehilangan Arcelia. Setelah tadi Arcelia panik dan terburu-buru datang hanya untuk laki-laki lancang yang baru saja mencium tangan sang istri."Karan, dia-""Teman macam apa yang mencium tangan temanya, Arche?" Potong Karan. Raut wajah laki-laki itu sudah tidak bisa didefinisikan.Kombinasi marah, khawatir, ingin mengamuk menjadi satu.Dewa yang baru saja bangun dari jatuhnya lantas mendekat pada Karan. "Maaf. Anda benar-benar salah paham. Aku tadi tidak mencium tangan Arcelia, hanya sedang memohon-""Memohon agar mau denganmu?" Lagi-lagi Kar

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status