/ Romansa / BENALU / Bab 1

공유

BENALU
BENALU
작가: Naimatun Niqmah

Bab 1

last update 최신 업데이트: 2021-09-19 02:32:04

"Mas, Bi Ijah kemana ya? Aku cari-cari nggak ada?" tanyaku ke Mas Angga, suamiku. Badanku terasa lelah, ingin sekali minum teh hangat, biar perut dan badan terasa enakan. Tapi, aku tak melihat sosok Bi Ijah, ART yang sudah lama bekerja denganku.

 

"Sudah dipecat oleh Ibu," jawabnya santai. Aku terkejut.

 

"Apa? Bi Ijah kan aku yang gaji, nggak ada hak Ibu mecat Bi Ijah!" sahutku geram, sangat geram. Lagi-lagi Ibu seenaknya ikut campur rumah tanggaku.

 

"Kata Ibu, sayang duitnya, kamu sebagai istri yang harusnya ngerjain seluruh pekerjaan rumah!" lagi-lagi, Mas Angga menjawab dengan entengnya. Mataku mendelik.

 

"Aku ini capek Mas, kerja pagi pulang sore, lagian untuk bayar Bi Ijah duitku sendiri, bukan duitmu atau duit Ibu!" jawabku kasar. Nafasku memburu. Semenjak Ibu ikut tinggal dirumahku, semuanya berantakan.

 

"Kamu kok malah hitung-hitungan gitu sih? Harusnya kamu bangunnya lebih pagi, menyiapkan makanan dan menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah, baru berangkat kerja! Gitu aja kok minta di ajarin!" terasa teriris hatiku mendengar jawabannya. Nafasku memburu tak karuan. Rasanya ingin makan orang.

 

"Aku kerja, semua pekerjaan rumah aku yang ngerjain, terus kamu ngapain, mana tugasmu sebagai suami?" tanpa memikirkan perasaannya aku jawab sesukaku. Karena selama ini dia tak bekerja. Begitu juga dengan ibunya. Hanya numpang enak di rumahku. Iya, ini rumahku, karena Mas Angga hanya bermodalkan cinta menikahiku.

 

"Kok malah ungkit-ungkit tugasku, sih? Kamu kan tahu sendiri, aku juga udah kesan kesini ngelamar kerjaan!"

 

"Iya tapi zonk kan?" Bentakku.

 

"Sebelum nikahkan kamu juga tahu aku belum punya kerjaan," jawabnya. Lagi-lagi aku berdebat dengan Mas Angga gara-gara Ibu.

 

"Ok, karena kamu masih nganggur, kamu yang gantiin tugas, Bi Ijah. Atau Ibumu terserah!" dengusku kesal. Dia mendelik mendengar ucapanku.

 

"Kamu jangan kurang ajar, Dewi!" sahut Ibu ikut bergabung. Ibu mertuaku yang kolotnya minta ampun.

 

"Pekerjaan rumah itu tugas istri bukan suami apalagi mertua!" Bentak Ibu lagi. Di sabar-sabarin semakin merasa bos di rumah ini. Aku menyeringai sinis.

 

"Aku ini capek, pulang kerja malah diajak ribut! Ini rumah saya! Tak suka dengan peraturan saya, silahkan keluar dari rumah saya!" tandasku geram, dengan tanganku menunjuk pintu keluar.

 

"Eh, Dek, kamu kok ngomong gitu sih? Kamu ngusir suamimu? Kamu nggak takut dosa?" jawab Mas Angga, seraya bertanya. Wajah angkuh Ibu sudah terlihat memucat.

 

"Dosa? Kamu ngomong dosa? Kamu mikir nggak, sudah setahun pernikahan kamu belum pernah ngasih aku nafkah?" sanggahku seraya mendekat ke wajah Mas Angga. Nampak matanya bergoyang, bingung menjawab pertanyaan.

 

"Yang pentingkan kamu nggak kelaparan! Cuma gara-gara mecat Bi Ijah aja kok, sampe tengkar hebat kayak gini, sampai mau ngusir suami dan mertua, kualat kamu nanti!" sahut Ibu membantu anaknya. Lagi-lagi aku menyeringai sinis.

 

"Lagian hartamu itu juga ada hak Angga, kalian sudah terikat pernikahan, jadi harta bersama," Ibu menambahkan omongan. Membuat mulutku menganga. 'Dasar benalu! Susah untuk disingkirkan!' Gerutuku dalam hati.

 

"Terserah Ibu mau ngomong apa? Kalau masih mau tinggal disini, gantikan tugas, Bi Ijah! Kalau tidak mau saya akan sewa pengacara untuk urus semuanya!" ucapku geram, beranjak ke tangga menuju lantai dua, ke kamar. Mereka terlihat melongo mendengar ucapanku.

 

"Ibu itu niatnya baik, Dek! Biar kamu tau tugas istri, harusnya kamu berterima kasih dengan Ibu!" ucap Mas Angga, tak aku respon. Tetap berlalu menuju lantai dua. Dasar benalu, apakah aku salah memilih suami? Pikiranku terasa kacau. Semenjak kehadiran Ibu, aku sering bertengkar dengan Mas Angga. Padahal selama ini, aku tak mempermasalahkan dia nganggur. Bahkan tiap  bulan kirim duit ke ibunya, aku juga tak keberatan. Yang terpenting pernikahanku jauh dari kata ribut. Tapi kali ini? Entahlah.

 

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Uly Muliyani
trus tugas dia sebagai suami..apa??????
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • BENALU   Bab 102 (Season Dua)

    Benalu part 102POV 3“Pi, motor Angga di bawa kabur mereka,” ucap Angga, dia masih sangat menyayangkan motornya yang belum lunas. Masih kredit.“Biar, Ga! motor bisa di beli lagi. Yang penting nyawa kamu selamat,” jawab Pak Faris bijak.Angga mendesah. ‘Untung nggak mau membawa mobil Papi, kalau sampai memenuhi keinginan Ibu untuk meminjam motor Papi, yang hilang mungkin mobil Papi. Harus dengan cara apa untuk menggantinya?’ lirih Angga dalam hati. Walau kondisinya sudah babak belur begitu, tapi dia masih bersyukur, karena bukan mobil mertuanya yang dia bawa.“Bagaimana keadaan sebenarnya, Ga? kok, kamu bisa sampai seperti ini?” tanya Pak Faris kepada menantunya.“Permisi,” Pak Faris dan Angga mengarah ke asal suara. Ternyata ada dokter dan Martina berjalan mendekat.“Saya periksa dulu, ya?” ucap dokter laki-laki paruh baya itu ramah. “Silahkan dok,” jawab Pak Faris mempersilahkan. Dokter itu menjalankan tugasnya. Memeriksa detak jantung dan yang lainnya. “Kepala saya pusing banget

  • BENALU   Bab 101 (Season Dua)

    Benalu part 101POV 3“Yaudah Om, Tante, Mita, kami pulang dulu. Kalau ada apa-apa langsung hubungi Romi,” pamit Romi kepada semuanya.“Iya, Rom, pasti, kamu juga hati-hati di jalan,” balas Om Heru. Kemudian mereka beranjak dan keluar dari kamar Mita.Romi dan Dewi melewati lorong Rumah Sakit seraya bergandengan tangan. Dewi mengedarkan pandang. Matanya melihat sosok laki-laki yang menggunakan masker, kacamata hitam dan jaket, berjalan seraya tolah toleh. Mata Dewi menyipit. Langkah kakinya penuh curiga.“Mas, laki-laki itu, kok, jalannya ngendap-ngendap, ya?” tanya Dewi lirih dengan mata masih memperhatikan laki-laki itu. Romi akhirnya juga ikut menoleh ke arah yang di pandang Dewi.“Iya, mau ngapain, ya? tapi dia ke lorong sana?” sahut Romi lirih. Mata mereka masih fokus dengan laki-laki berjaket itu.“Iya, apa kita ikuti?” tanya Dewi kepada suaminya.Dreettt dreeerrrttt dreetttt gawai Dewi bergetar di dalam tasnya. Tak berselang lama berbunyi. Nada panggilan masuk. Dengan cepat De

  • BENALU   Bab 100 (Season Dua)

    Benalu part 100POV 3Ya, di sini, Rizka berpelukkan manja dengan Ibu mertuanya. Dan Rama berpelukkan haru dengan Ibu mertuanya. “Doakan, ya, Bu. semoga Rumah Tangga kami sakinnah ma waaddah wa rohmah,” pinta Rama kepada mertuanya.“Pasti, Nak. Pasti. Tanpa kalian minta, ibu pasti mendoakan kalian,” ucap Bu Sumi. Rama kemudian melepaskan pelukannya.“Pa, kapan Mama Dewi pulang?” tanya Mila tiba-tiba. Membuat Rama tidak bisa menjawabnya. Rama dan mertuanya saling beradu pandang. Rama menarik nafasnya kuat-kuat dan melepaskannya perlahan.“Papa juga nggak tahu, Sayang,” jawab Rama. Membuat bibir Mila cemberut.“Katanya Mama Dewi nggak lama-lama. Tapi, kok nggak pulang-pulang?” sahut Mila seraya bertanya.Mila memang sangat merindukan Dewi. Menunggu Dewi pulang terasa sangat lama baginya. Selalu menunggu hari esok, dengan harapan hari esok mama Dewinya pulang. “Urusan Mama Dewi belum selesai Sayang, makanya Mama Dewi belum bisa pulang,” jawab Rama santai, dengan selalu menyunggingkan s

  • BENALU   Bab 99 (Season Dua)

    Benalu part 99POV 3Anga sudah di periksa oleh dokter. Dia juga belum sadar. Martina dan orang tuanya menunggu di luar. Karena belum di ijinkan masuk. Karena Angga masih dalam penanganan.Martina masih terus menangis. Dia mondar mandir dengan hati yang cemas. Berkali-kali melirik ke pintu kamar di mana Angga di rawat. Berharap pintu itu segera di buka dan dokter segera menyampaikan kabar tentang kondisi suaminya.Yusuf sudah tenang. Dia tidur di pelukkan neneknya. Bu Intan juga nggak kalah paniknya. Hatinya juga berdegub nggak jelas. Selalu berdoa untuk kebaikan anaknya.“Dokternya kok, nggak keluar-keluar, ya?” celetuk Bu Intan. Dia juga nggak sabar menunggu dokter keluar.Bu Intan menyesal sekali, menyuruh anaknya membelikan dia makanan. Lebih tepatnya dia memaksa Angga untuk membelikan makan. Padahal waktu itu, kerjaan rumah di besannya masih banyak dan rumah juga masih berantakan. Makanan juga banyak. Hanya demi ingin pamer baju baru dan naik mobil besannya dia memaksa. Ternyata

  • BENALU   Bab 98 (Season Dua)

    Benlau part 98POV 3“Ma, tapi Mama dan Papa setujukan Mita nikah sama Gio?” tanya Mita kepada mamanya. membuat mamanya bingung menjawabnya. Langkah kaki Dewi langsung terhenti. Dari kemarin-kemarin dia cuma membayangkan saja, kalau Mita akan menikah dengan Pak Galih. Dan itu sudah membuatnya mual. Tapi, hari ini telinganya mendengar sendiri kalau adiknya ingin menikah dengan laki-laki yang selalu mual jika namanya di sebut. Kemudian Dewi berbalik badan, tak jadi keluar tapi malah menuju ke toilet yang ada di kamar rawat inap Mita. Membuat Tante Tika cemas juga dengan kondisi Dewi. Kemudian menyusul Dewi ke toilet. Memijit tengkuknya. Agar terasa enakkan.“Kamu masih sering muntah, Wi?” tanya Tante Tika dengan nada cemas. Walau dia sering melihat Dewi seperti itu, tapi tetap saja dia cemas dengan kondisi keponakannya.“Iya, Tante,” jawab Dewi dengan nada lemas. Dia sudah duduk di sofa ruang kamar Mita di rawat.“Ibu hami itu memang macam-macam, ada yang cuma trimester pertama, ada y

  • BENALU   Bab 97 (Season Dua)

    Benalu part 97POV 3Hati Martina semakin berdegub kencang saat kakinya melangkah menuju rumah Pak Agung. Dia sangat penasaran dengan keadaan suaminya, dan apa yang terjadi sebenarnya. Terus foto yang di berikan Haris itu, apa maksudnya? Dari mana dia mendapatkan foto itu? Semuanya masih menjadi tanya besar di benak Martina. dan sebentar lagi akan terjawab. ‘Mas Angga aku sudah dekat denganmu,’ lirih Tina lagi dalam hati.“Silahkan langsung ke kamar saja semuanya. Karena yang punya hape ini masih di dalam kamar dan belum sadar,” ucap Pak Agung. Semakin membuat hati Tina bergemuruh. Pintu kamar di buka oleh pemiliknya. Bu Intan juga berdebar hatinya, ingin segera melihat kondisi anaknya. Begitu juga dengan Jeng Sella dan Pak Faris. Tak kalah berdebar walau hanya anak mantu. Tapi, mereka benar-benar cemas. Martina masuk lebih di dalam kamar itu. Tak sabar rasanya, ingin melihat suaminya. “Itu, Mbak pemilik hape ini,” jawab Pak Agung seraya menunjuk ke ranjang. Di sana terbaring seso

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status