Dengan susah payah Darto terus melaksanakan Sholat dengan sungguh-sungguh, dia mengingat pesan pak Ustad tadi, tubuhnya bergetar dan doyong ke kiri dan ke kanan, kadang terhuyung ke belakang dan juga kadang hampir tersungkur ke kedepan, kepalanya oleng-oleng, lidahnya seperti diplintir-plitntir, dengan pengucapan yang seperti anak cedal, tapi dia tahu, Tuhan juga tahu, bukan maksud dia melecehkan bacaan sholat, tapi karena kondisi yang dia sendiri tidak tahu kenapa terjadi seperti itu, dengan Teguh Darto bertahan, tubuhnya begitu terasa kesakitan, seperti ada bulu-bulu tubuh di cabuti, Bahkan ada sedikit pikiran terlintas bahwa ini hari terakhir dia hidup di Dunia, tekadnya dia harus menyelesaikan Sholatnya, Dia beartekad menjadi Imam yang terbaik bagi Istrinya bila diberikan panjang umur, saat sujutd dan hendak bangun, kepalanya sperti tertindih sesuatu yang berat_sangat berat, dahi rasanya kena lem pada lantai, tidak bisa di angkat kepalanya, ada sebersit pikiran terlintas u
Ninik sangat terkejut, Ternyata Darto meminumnya tanpa memerikasa suhunya, sehingga masih panas langsung di sosor saja, akhirnya disemburkan, lidahnya terasa kebas dan tebal, Ninik hendak menolong Darto, tapi justru aksinya mengejutkan Darto dan tumpahlah Minuman Wedang Jahe ke pangkuan Darto, Darto berlompatan karena kepanasan, sarung bagian Depan basah, dengan cepat dia angka-angkat dan kibas-kibaskan sarungnya, menjauh dari kulitnya karena merasa panas oleh suhunya, juga panas Jahenya mulai terasa dikulit, kalau dibiarkan bisa melepuh kulitnya, apalagi menyangkut area masa depannya, Darto spontan melepas Sarungnya, maksud hati mengurangi efek panas, “Aaaaaa” Ninik menutup matanya dengan kedua telapak tangannya, hatinya berdentum tak karuan Darto juga kaget dengan teriakan Ninik, dia akhirnya sadar bahwa dia melepas sarung di hadapan Ninik, dia segera berlari kearah kamar mandi, dan segera membasuh pahanya dan area yang terkena tumpahan, agar efek panas berku
Wajah Darto semakin mendekat, Ninik semakin gemetar, semakin dekat...semakin dekat... Nafas Darto sudah terasa menyapu wajah Ninik, Ninik terpaku diam, matanya terpejam, dia pasrah menunggu apa yang akan dilakukan SuaminyaNafas Darto sudah memburu, dia terus merangsek mendekat pada Ninik, saat bibirnya sudah menempel di bibir Ninik“Tunggu Dulu!!” teriak NinikDarto yang Gai***nya sudah diubun-ubun kaget oleh teriakan Ninik, mata yang tadi sayu terbuka lebar, dia bengong dengan aksi Ninik, tapi Ninik tersenyum manis, ekspresi apa itu, Darto mengernyit,“Mas...Mas belum berdoa...”DEGGMeski suara Ninik yang lembut, membuat Darto kaget juga,“Oh_eh_ya, memang pakai Doa apa Dek?” tanaya Darto,Tentu saja dia bingung, dia kan tidak pernah mondok seperti Ninik, dan ngajipun Cuma ngaji di tetangga kampung ibunya tinggal, jadi tidak sampai mendalami syariat yang mendalamNinik Terseny
Semua keluarga berkeliling lesehan di Ruang keluarga, ada aneka hidangan untuk sarapan, Ayah, Ibu dan juga kakak-kaka Ninik bersama pasangannya, juga keponakan-keponakan sudah berkumpul untuk sarapan, suaranya sangat riuh, bersenda gurau, mumpung lagi kumpul, mereka semua menikmati makan bersama keluarga besar, Ayah Ibu Ninik terlihat bahagia, melihat tingkah polah cucu-cucunyaSementara di dapur masih banyak orang yang bantu-bantu membersihkan sisa-sisa pesta kemarin, juga mengepak-ngepak barang-barang yang hendak dikemabalikan ke gudang milik kampung, karena barang-barang itu milik Kas Kampung, di pergunakan untuk keperluan warga termasuk hajatan seperti saat ini.Sura gaduh besi ditumpuk-tumpuk datang dari luar halaman, di mana beberapa orang sedang membongkar tenda,“Buk, Ninik dan suaminya kog belum keluar yah?” Kak Ayu nyeletuk ditengah mengunyah makanan,“Huss!” kamu kan juga begitu waktu kemantin baru,” sahut ib
POV DARTO Aku sedikit kaget dengan kata-kata Kang Mansur, aku jadi tertarik juga mengamati Kucing itu, benar juga, kucing itu memandangku tajam, seperti ada sinyal atau gelombang yang tidak bisa dilihat tapi aku merasaka sesuatu itu, sejenak aku terpana dengan tingkah Kucing itu, Kucing Hitam, dengan matanya berkilau terkena cahaya lampu, ekornya naik tinggi, Kulihat Kang Mansur masih setia mengamati kucing itu, “Mas Darto, aku kog merinding ya, melihat Tingkah Kucing itu, memang ada apa dengan diri Mas, kog segitunya melihat sampean, lihat dia tidak bergeming” Kang Mansur berbisik padaku Aku memandang Kang Mansur, ekspresinya sedikit merasa seram “Iya kang aku, aku tidak tahu mengapa, aku juga jadi merinding Kang” Jaka yang sedari tadi fokus dengan Hand Phonnya, tapi juga mendengar kasak-kusuk dua pria di depannya ini, jadi ikutan penasaran, dia mengamati Kucing Hitam itu, benar juga, Kucing itu memandang tajam satu arah, tidak berked
POV DARTO“Humairah aku hanya pergi sebentar, memeriksa Bengkel, kalau saja kamu boleh ikut, maka ikut saja” Ninik menggeleng manja dalam dekapanku“Cepat pulang yang Bi... kalau perkerjaanya sudah selesai,” tutur Ninik manja, tak disangka sisi lain dari seorang Ninik, manja sekali, tapi aku suka,Kalau sudah berdua begini serasa Dunia milik berdua yang lain Kontrak, hihihihiAku juga sangat candu dengan bau tubuh Ninik, rasanya ingin selalu menempel begini, apa memang yang pernah diceritakan anak-anak (Karyawan) benar adanya, masih kemantin baru mah gitu, tak mau pisah barang secentipun, entar kalau sudah punya anak, ceritanya akan beda... itu kan cerita anak-anak, kalau bagiku sendiri sih akan menyayangi Ninik dan ingin romantisan begini sampai maut memisahkan. Kueratkan dekapanku, terasa nyaman“Ayo Mas, sarapan dulu, ditunggu yang lain” Ninik tersadar, Ninik masih juga kadang memanggil Mas, dia masuk kamar ta
POV DARTOAku terdiam dengan usulan Mayang, bagaimanapun rasa sayang juga kepada Mayang, dia telah membersamaiku selam satu tahun, masak aku setega itu mengusirnya, tapi kalau dibiarkan di rumah ini bagaimana dengan Istriku yang kini benar-benar menguasai seluruh cintaku, sedang dengan Mayang itu hanya sebatas hubungan simbiosis mutualisme, yaitu hubungan saling menguntungkan, walau ada sedikit rasa sayang, itu tak lebih karena seringnya bersama-sama, tapi sungguh aku hanya ingin menghabiskan hidupku dengan damai sampai ajal menjemput hanya dengan Ninik, tapi sungguh ada setitik juga di hati tempat untuk Mayang, makanya aku jadi bimbang,<Bang, aku kan nggak terlihat, aku rasa tidak mengapa istrimu tidak akan tahu keberadaanku, aku mohon Bang,>“Baiklah Mayang, aku setuju, tapi ku peringatkan dirimu, jangan sekali-kali buat ulah dan mengganggunya, aku akan tegas padamu atau siapapun yang mengganggunya akan berhadapan denganku, bagaimanapun dia Istrik
“Mas,” Seru Mbok Nah, pemilik warung sebelah, memang di sekitaran Bengkel banyak warung berjejer, daerah sini disamping dekat dengan Masjid, juga dekat dengan pabrik Garmen, sehingga sangat ramai, kalau pada saat makan Siang, “Ya Mbok” jawabku kepada mbok Nah yang kini berdiri dihadapanku, nampak nafasnya masih ngos-ngosan, “Aduh Mas, Nikah gak undang-undang, Mbok kan juga pingin lihat Mas Dasrto Menikah toh...” tutur Mbok Nak masih dengan suara tersengal “Ah Mbok, maaf, mbok, bukannya tidak ingin menjak Mbok, tapi kan resepsinya di rumah Mertua, nggak enak kalau ngakakin orang terlalu banyak, maaf Mbok ya?” “Oh gitu, nggak apa-apa Mas, Oh ya...mana istrinya,?” tanya mbok Nah “Tidak ikut Mbok, dia belum boleh keluar rumah kata mertua” “eh, itu benar Mas, Kemantin baru itu dilarang keluyuran nanti di makan grandong” Aku hanya tersenyum, tidak menanggapi ocehan mbok Nah lagi, keburu sore nanti, “Maf Mbok, saya pamit, mau
POV AuthorDarto terkaget, dia segera berlari ke arah suara, suaranya di bawah jendela kamar sepertinya, dia mendekat, dililhatnya dua Kucing gelut, dia jengkel sekali, mengagetkan saja, Kucing kalau mau kawin memang bikin bising, yang Betina sok-sokkan nggak mau, yang Jantan maksa, Kalau yang Jantan putus asa meninggalkan Betinanya, eeeh Betinanya yang gantaian ngejar si Jantan, aaaah dasar Kucing... Darto menggerutu sendirianHUS_HUSDarto menggesah kedua Kucing itu, dia tidak ingin tidur istrinya terganggu, nampaknya kedua Kucing itu tidak bergeming, bahkan kini saling berhadap-hadapan, dengan suara khas Kucing Honry, ““waduh rayuan si Jantan sudah mengena nih, wah jangan sampai kawin disini deh... emang Hotel... “ Darto memercikkan air, dan efektif, kedua Kucing itu lari,“Berdosa nggak yah, memutus tali silaturohmi begitu” terlintas dipikiran Darto begitu, hihihi dia terkekeh sendiri dengan pemikirann