Share

Bab 26

"Kamu sudah siapkan maharnya kan, Nak?" tanya Umi Hanan, berbisik kepada putranya itu.

Hanan mengangguk cepat, jangankan mahar, ia bahkan sudah menyiapkan pakaian ganti, untuk menginap di rumah Aisyah.

"Syukurlah.." Jawab Umi Hanan, terlihat lega.

Hanan putranya memang terbilang sudah mapan dalam segi ekonomi. Dulu, saat istrinya belum meninggal, Hanan memang sudah merintis beberapa usaha warung makan, dan juga percetakan, yang sekarang sudah mulai berkembang.

Saat ia pergi untuk menuntut ilmu lagi di negeri orang, Hanan menitipkan semua usahanya itu, kepada alumni santri pesantrennya, yang sudah ia percaya.

Dan syukur Alhamdulillah, nyatanya usahanya sekarang semakin maju, dan berkembang.

Jadi untuk urusan nafkah, dan mahar, ia sudah tidak meminta lagi kepada kedua orangtuanya.

"Sebagai rasa hormat kami terhadap calon mempelai wanita, silahkan Nak Aisyah dan Hanan, untuk berembuk masalah mahar. Kira-kira Nak Aisyah mau minta mahar berapa, kepada calon suaminya." ucap Abah Ibrahim.

Ai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status