BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI

BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI

Oleh:  Wiks_elsakkakini   Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
9.5
5 Peringkat
35Bab
12.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Menceritakan tentang Aisyah, yang memilih untuk mundur dari posisinya sebagai istri, karena suaminya yang telah membohonginya, menjalin hubungan dengan wanita masa lalunya, hingga hamil. Aisyah memilih pergi dengan membawa kedua anaknya, dan juga janin dalam rahimnya, yang belum sempat ia beritahukan kepada suaminya. Bagaimana kisah selanjutnya? baca sampai selesai yaaa...

Lihat lebih banyak
BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Nita Mei
ceritanya bagus..
2024-01-29 13:05:32
0
user avatar
Harsa Amerta Nawasena
Aku jarang menemukan novel yang Islami seperti ini
2024-01-27 13:12:46
0
user avatar
Harsa Amerta Nawasena
Super banget ceritanya kakak, next cerita Islami selanjutnya
2024-01-27 12:57:45
0
user avatar
Narisah Na
cerita ny bagus,ringkas dan pendek tp padat ..sy suka...
2023-11-03 22:32:52
1
user avatar
Dita Sintiya
kenapa ceritanya hanya sedikit? tamatnya cepet padahal sangat menarik
2023-10-27 12:49:15
2
35 Bab
Bab 1
"Pergilah Mas, kejar saja kebahagiaan mu.." tutur perempuan berkerudung lebar itu, tanpa menatap wajah suaminya sama sekali, saat sang suami meminta izin kepadanya, untuk menikahi wanita yang telah menjadi cinta pertamanya dulu."Tapi aku ingin, kamu tetap disini Aisyah.." ucap lelaki tampan bertubuh tegap itu, menyentuh pundak istrinya pelan, yang berdiri membelakanginya, menyembunyikan sebak di wajahnya."Aku ingin kamu dan juga anak-anak, tetap disini, tetaplah menjadi istriku Aisyah, Gendis bersedia menjadi yang kedua, dan aku berjanji, akan tetap berlaku adil kepada kalian." ucap Farhan, tak mau di cap sebagai lelaki yang menelantarkan anak istri, karena kedatangan wanita yang lain, selain itu, sebenarnya ia juga tidak mau kehilangan anak dan istrinya, walau terpaksa harus menyakiti hati Aisyah seperti ini.Gendis, wanita yang selama ini telah terpatri di hatinya, kisah cinta lama yang belum usai di antara keduanya, membuatnya kini nekat meminta izin kepada wanita cantik bernama
Baca selengkapnya
Bab 2
"Maafkan anak Mama ya Sayang!" ucap Ambar malam itu, sambil menangis, memeluk menantu kesayanganya itu.Drajat Papa Farhan juga hanya dapat menghela nafasnya kasar, sambil menatap iba, ke arah Aisyah, menantunya."Farhan benar-benar keterlaluan, dia bahkan tak mendengarkan nasihat Papa dan Mama. Dia ngotot akan tetap menikahi Gendis." raung Ambar, merasa kecewa dengan keputusan putra sulungnya."Aisyah tidak apa-apa kok Ma.." jawab Aisyah berusaha tidak menangis di depan mertuanya.Ia ingin bersikap tegar, dengan masalah yang sedang ia hadapi."Mama benar-benar malu kepada Abah dan Umi kamu, Nak. Juga keluarga besar kamu yang lain, apa yang akan mereka katakan, jika tahu dengan masalah ini?!" ucap Ambar, masih berderai air mata."Padahal dulu Mama yang ngotot untuk menjodohkan kalian kepada Ummi Salma, tapi sekarang? Ya Allah.. mereka pasti sangat kecewa kepada kami Nak.." ucap Ambar lagi, menggenggam kedua tangan sang menantu.Aisyah hanya dapat tersenyum getir mendengar itu.Ia mem
Baca selengkapnya
Bab 3
"Sayang, tolong siapkan baju untuk tiga hari ya.." pinta Farhan, kepada Aisyah.Semalam Gendis menghubunginya, dan menyuruh lelaki itu untuk menginap bersama nya selama 3 malam, di rumah mereka yang baru."Memangnya Abi mau kemana?" tanya Aisyah merasa heran."Abi mau ke luar kota Sayang, ada urusan pekerjaan di sana. Pihak kantor mengutus Abi untuk menyelesaikannya." Jawab Farhan, jelas berbohong.Aisyah mengangguk, kemudian melakukan permintaan suaminya itu."Oh iya Bi, kapan rencananya Abi akan menikahi perempuan itu?" tanya Aisyah, di sela kesibukannya melipat pakaian sang suami, dan memasukkannya dalam koper kecil.Farhan terlihat gugup dengan pertanyaan istrinya itu."Ooh, Gendis minta bulan depan untuk melakukan resepsi." Jawab Farhan, menoleh sekilas istrinya, dan segera memasang kancing kemejanya dengan sedikit gugup."Ooh..." jawab Aisyah pendek."Jangan khawatir Sayang, Abi pasti akan bersikap adil kok, kepada kalian." Farhan mendekati istrinya, kemudian mencium puncak kepa
Baca selengkapnya
Bab 4
Hampir menjelang Dzuhur, Aisyah membiarkan kedua anaknya bermain di wahana favorit anak-anak itu.Ia sendiri hanya duduk menemani, dari food court yang tak jauh dari situ.Untuk urusan belanja bulanan, ia tadi sudah menyerahkan catatannya kepada Mbok Jum, yang memang sudah biasa ia ajak untuk belanja.Aisyah merasakan sedikit pusing dan mual, makanya ia malas berkeliling untuk belanja.Perempuan bertubuh langsing, dan mempunyai tinggi rata-rata wanita Asia itu, mengusap perutnya yang masih datar."Sehat-sehat dan selalu kuat di dalam sana ya Nak.. walaupun nantinya, tak akan ada lagi Abi yang menemani kita.." gumamnya, segera mengusap netranya, yang sudah mulai basah.Tak terasa, adzan Dzuhur terdengar berkumandang di ponsel nya."Ah, sudah Dzuhur rupanya.." Aisyah segera beranjak, untuk mengajak dua anaknya menyudahi permainan mereka."Sayang, sudah dulu yuk mainnya .." ajak Aisyah, segera membimbing tangan kedua putranya, untuk keluar."Mbok Jum mana Ummi?" tanya Arash, mengedarkan
Baca selengkapnya
Bab 5
"Jadi, kalian diam-diam sudah menikah di belakang ku, Bi?" tanya Aisyah menatap wajah suaminya, yang tampak tertunduk tak berani menjawab."Kapan? semenjak kapan sebenarnya kalian berbuat curang di belakang ku Bi?" tanya Aisyah lagi, dengan sudut mata yang tampak mengembun, menahan bulir-bulir air matanya yang siap jatuh.Pandangan Farhan menerawang, teringat dengan perjumpaan pertamanya dengan Gendis, setelah berpisah tanpa kabar, lebih dari 10 tahun lamanya.Tepatnya 3 bulan yang lalu, saat Gendis di pindah tugaskan ke tempat Farhan bekerja.Farhan sungguh terkejut dengan pertemuannya itu, begitupun dengan Gendis, yang tetap terlihat cantik, setelah lama tak bertemu.Awalnya Farhan bersikap dingin terhadap wanita yang telah menorehkan luka yang begitu dalam di hatinya itu, dulu.Tapi sungguh tak dapat ia pungkiri, rasa cintanya terhadap Gendis, masih tetap sebesar dulu.Hingga pada suatu malam, saat ia pulang lembur dari kantor, ia melihat Gendis tengah berteduh karena kebetulan ma
Baca selengkapnya
Bab 6
Aisyah menangis di kamarnya, meratapi nasibnya, dan juga anak-anak nya.Dia sungguh tidak menyangka, lelaki yang selama 10 tahun terakhir ini menjadi panutannya, menjadi tempat dia bersandar, dan menggantungkan harapan, baik itu di dunia maupun di akhirat, nyatanya adalah seorang pendosa besar, yang berani melakukan dosa zina, hingga membuat wanita itu hamil.Ia elus perlahan, perutnya yang masih datar, sembari berbisik sedih."Maafkan lah ummi mu ini, Nak. Ummi tidak bisa menjaga Abi, agar selalu bisa bersama-sama dengan kita." bisiknya pelan."Semoga dosa yang telah di perbuat oleh Abi, tidak akan berpengaruh apapun terhadap anak-anak. Jagalah anak-anak hamba ya Allah, semoga mereka tidak mengikuti jejak salah, Abi mereka.." bisiknya lagi.Di dalam kamarnya itu, Aisyah berpikir untuk pergi jauh dari suaminya itu, tapi kemana?Ia tidak mau pulang ke rumah kedua orangtuanya, dengan keadaan seperti ini. Ia tak mau membebani pikiran kedua orangtuanya, yang sudah mulai sakit-sakitan.Sea
Baca selengkapnya
Bab 7
"Mbok! Aisyah dan anak-anak mana?" tanya Farhan begitu sampai di rumahnya, dan menemukan rumah dalam keadaan sepi, hanya ada Mbok Jum yang terlihat sedang membersihkan dapur, dan mengepelnya.Mbok Jum yang sudah tahu dengan permasalahan majikannya itu, menatap penuh benci ke arah Farhan.Mbok Jum begitu menyayangi Aisyah dan anak-anak, karena perlakuan Aisyah yang begitu baik kepadanya.Bahkan tadi sebelum pergi, Aisyah masih sempat memberikannya uang yang cukup banyak, dan sebuah gelang emas, sebagai kenang-kenangan, katanya."Maafkan Aisyah ya Mbok, Aisyah tidak bisa memperkerjakan Mbok lagi, karena kami akan pergi." ucapnya tadi, sekitar 1 jam yang lalu."Tapi kenapa Mbak Aisyah? Mbok harus kerja dimana kalau Mbak Aisyah sudah tidak disini lagi?" tanya Mbok Jum, sangat sedih."Mbok bisa bilang ke Mas Farhan dan istri barunya nanti, buat tetap lanjutin kerja disini." ucap Aisyah tersenyum getir.Mbok Jum langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat."Gak Mbak! Mbok jadi sangat benci s
Baca selengkapnya
Bab 8
Farhan berkali-kali mencoba menghubungi nomor istrinya, untuk menanyakan posisinya sekarang."Bagaimana Farhan? bisa di hubungi tidak istrimu itu?" tanya Ambar, yang langsung meluncur bersama suaminya ke rumah dinas putranya.Farhan tampak menggeleng dengan lemah."Nomornya tidak bisa di hubungi Mah.." jawab lelaki berhidung mancung itu, juga terlihat sangat khawatir."Dia ada tinggalkan surat atau pesan gitu, sama kamu?" tanya Drajat, yang juga terlihat panik.Karena bagaimanapun, selain sebagai menantu, Aisyah juga adalah putri dari sahabatnya.Jika sampai terjadi apa-apa kepada Aisyah, apa yang akan dia katakan nanti, kepada mereka."Iya, Aisyah tidak meninggalkan pesan?" Ambar menatap putranya."Tidak ada Mah, bahkan tadi Mbok Jum yang biasa bantu-bantu disini juga tidak tahu, Aisyah mau pergi kemana." jawab Farhan.Ambar terduduk di kursi sofa ruang tengah, dan tampak begitu terpukul dengan kepergian menantunya itu."Aisyah pasti kecewa kepada Mama sekarang ini. Pasti dia pikir,
Baca selengkapnya
Bab 9
"Tapi Aisyah.. bukan aku bermaksud menggurui, sebaiknya kamu berterus terang saja kepada Abah dan Ummi mu di rumah. Aku dari tadi jadi kepikiran lo, bagaimana kalau keluarga suami kamu pergi ke rumah Abah dan Ummi mu, terus menanyakan keberadaan kamu?Bukankah mereka akan semakin kepikiran, jika tahu kamu sedang ada masalah, dan tidak tahu keberadaan kamu dan anak-anak ada di mana?" ucap Aminah, yang merasa tak setuju jika Aisyah sama sekali tidak mengabari kondisinya, kepada keluarga besarnya, terutama kedua orangtuanya.Aisyah terdiam mendengar itu. Apa yang di katakan oleh sahabatnya itu benar.Kenapa dia bisa melupakan itu?Dia terlalu terburu-buru memutuskan sesuatu, hampir saja dia malah membuat kedua orangtuanya cemas, dengan bertingkah seperti ini."Baiklah, aku akan telepon Abah dan Ummi dulu." jawab Aisyah mengangguk setuju."Terimakasih Aminah, untung saja kamu mengingatkan aku.." "Sama-sama Aisyah, itulah salah satu fungsi sahabat, saling mengingatkan, dan saling bantu, y
Baca selengkapnya
Bab 10
Waktu terus berlalu, Farhan yang kebingungan setelah Aisyah pergi bersama anak-anaknya, masih tetap tak berhenti mencari keberadaan istrinya itu."Sudah 7 bulan Farhan, seharusnya sekarang kita sedang mengadakan syukuran untuk kehamilan Aisyah." ucap Ambar malam itu, masih duduk di teras bersama suami, dan putranya.Sedangkan Gendis ada di rumah dinas milik Farhan sekarang, menggantikan posisi Aisyah, yang hingga sekarang belum juga memberikan kabar.Farhan terdiam mendengar ucapan Mamanya, hatinya sedih dan juga sangat rindu, setiap kali memikirkan Aisyah dan anak-anaknya.Apalagi sekarang Aisyah juga sedang mengandung buah hati nya."Satu bulan lalu kita telah mengadakan 7 bulanan untuk anak dalam perut Gendis, dan Minggu depan, Mama akan adakan 7 bulanan untuk Aisyah, meskipun dia tidak ada disini. Setidaknya doa tulus yang kita kirimkan, bisa sampai kepadanya " Ucap Ambar lagi."Iya Ma, Farhan setuju. Mama bilang saja nanti, butuh uang berapa untuk biayanya, biarkan Farhan yang me
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status