Share

BAB III ( ANAK MAGANG)

BAB III

“enak ya jadi Bos, “ sahut santi, saat aku tiba-tiba terdiam memandangi beberapa orang dengan pakaian rapih, jas dan setelan lengkap, ia terdiam ingat andai saja santi memiliki biaya untuk menyelesaikan sekolahnya , Ia pasti bisa kuliah dan menjadi pegawai kantoran bukan seorang cleaning service seperti sekarang ini.

"ga enak san, percaya deh, banyak yang kelihatannya indah, tapi kalau sudah masuk ga seindak itu" jawab Anita santai pada santi.

"minimal duitnya banyak Ta, kamu apa ga kepingin segera menikah, minimal sama salah satu orang yang pakai baju jas itu, duda juga gapapa Ta, toh kita kan udah tua juga, aku aja udah punya anak tiga, udah mau punya cucu Lo Ta, jadi mending kamu cari tuh calon pendamping hidup, minimal ada gitu yang jagain kalau kita nanti sakit, selama ini kan kamu kalau ada apa2 pasti nelpon aku, bukan gamau cuman ga selamanya kan aku ini siap terus"

"Gue ga kepikiran san kaya gini lebih enak, ga ada yang ngatur, ga ada yang larang, dan pastinya ga.....eh...."

“Aduhhh…..” brak tiba-tiba Anita menabrak sesosok tubuh, Ia lihat seorang pemuda yang masih sangat muda dan tampan yang menabraknya, Anita seketika sangat terpesona dengan ketampanan pemuda tersebut. alisnya yang tebal, wajahnya yang putih, hidung mancung dengan bibit tipis yang sangat mempesona, sungguh indahnya ciptaan Tuhan pada sosok pemuda ini

"Andre.." tiba-tiba Anita yang masih berada dipangkuan sang pemuda tampan itu mengucapkan satu nama yang membuat laki-laki itu mengerutkan dahinya sehingga bingung harus berkata apa.

“maaf pak, sayaa tidak sengaja, “ Anita meminta maaf segera pada laki-laki itu ia lalu mencoba berdiri tegap dan membereskan pakaiannya yang sedikit berantakan akibat kejadian tabrakan itu .

“oh santai saja mba, saya Cuma anak magang ko, kebetulan ini hari pertama saya kerja, dan saya tiba-tiba langsung diajak meeting, katanya sudah mau mulai jadi saya permisi ya“ pemuda tampan itu berpamitan dan berlalu dari Anita, Anita masih terpaku menatap wajah tampan pemuda itu, sungguh ia merasa ada perasaan yang campur aduk didadanya, Anita tampak sangat bahagia, namun Ia tidak tahu apa sebabnya, rasa yang bergejolak melihat laki-laki yang begitu mempesona dan pertama kalinya sejak 23 tahun yang lalu ia mencintai seseorang, entah apakah ada perasaan kagum pada pemuda tersebut. namun yang pasti Anita menyadari usianya tidak muda lagi, bagaimana mungkin pemuda sukses tampan dan terlihat mapan bisa melihatnya sebagai wanita tua yang miskin dengan masa lalu yang kelam. ia tahu bahwa perasaan yang tiba-tiba muncul hanya akan menjadi perasaan sesaat dan sudah pasti akan bertepuk sebelah tangan.

“mimpinya jangan ketinggian yok, bisa yok, bangunn“ cecar santi, yang langsung membuayarkan lamunan Anita seketika. Anita yang masih terpesona seketika langsung tersenyum malu dan wajahnya terlihat kemenrahan karena diolok Santi yang tiba-tiba Membuyarkan lamunannya.

“gila apa san, itu anak masih piyik banget, paling juga baru lulus kuliah katanya tadi anak magang gue cuman kagum sama anak muda kaya gitu, udah good looking pekerja keras lagi, dia juga wajahnya ngingetin saya sama seseorang, lagian gue apa san, cuman emak-emak cleaning service gini“

“cleaning service sih iya, tapi kamu belum emak-emak, kan belum nikah sama ngelahirin anak, nah masih perawan itu namanya, meskipun perawan tua ga kalah sama janda-janda ga ada sertifikat yang usiannya masih belasan tahun toh“ deg… perkataan santi seolah membuat hentakan yang lebar di dada Anita, entah kenapa Anita tiba-tiba teringat kembali momen Ia melahirkan anak dan menyerahkannya begitu saja pada Dinda, tanpa Ia tahu nama anak itu, sedang apa Ia sekarang, jika anak itu sudah dewasa mungkinkah anak itu akan memanggilnya ibu, akankah ia memaafkan perempuan seperti Anita yang membuatnya terlibat dalam drama besar yang menyakitkan. tak terasa air mata menetes dari pipi Anita. Anita benar-benar lemah bila ia mengingat anaknya yang dulu ia lahirkan, diberikan begitu saja, namun dipisahkan pula dengan keadaan. ia bahkan tidak tahu rupa anak itu sekarang.

“kenapa Ta, ko nangis, aku salah ngomong ya, maafin ya, aduh Santi mulutmu ini Lo, bikin orang mewek terus“ Santi tampak merasa bersalah dengan perkataanya. ia mulai merepek menyalahkan diri sendiri seolah tau apa yang ada dalam pikiran Anita.

“gapapa, san, ge cman sedih kenapa diusia gue yang udah tua gue belum juga dapet suami, terkadang ada rasa ingin punya pasangan, tapi selalu didalam hati berkata, gue belum siap “

“eh jangan gitu Ta, meskipun sudah berumur, kamu masih cantic ko, malah aku suka mikir kamu tuh udah tua ko masih kaya ABG 20an, sirik aku, la wong aku aja nih udah kaya emak-emak usia 50 toh, cuman aku Yo baik-baik aja semok juga nikmat, yang penting sudah teruji mesinnya paten, “ timpal santi sambil tertawa mencoba menenangkan Anita.

Anita hanya tersenyum, seolah, senang dengan ucapan Santi, padahal bukan itu poinntnya Anita sangat sedih karena Ia harus menghancurkan kehidupannya dulu, tapi ia tidak tahu apakah semuanya akan baik-baik saja andai dulu semua tidak terjadi. Kenapa sampai Ia berlaku bodoh dan Hamil diluar nikah saat itu. namun kenapa tuhan menuliskan scenario paling buruk untuk wanita seperti Anita yang sekali lagi tidak mengerti harus seperti apa menghadapi kejamnya kehidupan saat ini.

***

"Mba Anita" suara seorang lelaki membuyarkan Anita dan Santi yang sedang persiapan pulang di ruangan cleaning servis yang hanya dua kali dua meter persegi itu.

"loh,,, bapak anak magang yang tadi, kenapa, ada yang bisa saya bantu?" Anita terkejut dengan kedatangan laki-laki yang membuatnya terpesona dengan ketampanan yang dimiliknya itu.

"Eh iya, tadi saya tanya sama OB disana nama mba, saya tadi ga sengaja pas tabrakan kayanya ngejatuhin barang pribadi saya, barangkali mba Anita lihat, ada benda disana yang jatuh, cincin mba, kecil ukurannya, saya taruh di saku jas saya karena tadi saya habis wudhu" saya lupa pakai lagi karena tadi buru-buru dipanggil meeting. benda itu sangat penting buat saya" pemuda itu berkata tanpa henti pada Anita yang masih terpaku dan terpesona dengan pemuda tersebut.

"saya ga lihat Pa, kebetulan saya langsung pergi begitu saja tadi, tapi nanti saya cari ya, kalau perlu saya keliling kantor ini buat cari, saya minta maaf sekali ya" ucap Anita pada pemuda tampan itu.

"oh tidak apa-apa mba kalau mba ga lihat, saya saja nanti yang mencari, mungkin jatuhnya juga bukan pas tabrakan tadi, mungkin dimushola tadi, yasudah saya permisi kalau begitu mba Anita "

pemuda itu segera berlalu dari pandangan Anita. Anita masih tersenyum menatap pemuda itu dari belakang, ini sungguh pemandangan yang sempurna.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status