“Aaaaarrrrgggggghhhhhhhh...............!!!!! “ Suara Teriakan Anita Memecah Keheningan Malam Itu Diiringi Suara Tangisan Bayi Yang Malang... Ditempat Tidur Sederhana, dengan alas seadanya, Tampak Anita Terbaring Lemah Setelah Berhasil Mengantarkan Satu Kelahiran Pertama Seorang Manusia Dimuka Bumi Ini.”Kau benar-benar akan menjaganya ka?”(Suara Anita Pada Kakaknya Dinda,Seraya Menahan Rasa Sakitnya Pasca Melahirkan)“Tentu saja, akan kurawat bayimu seperti anakku sendiri, dengan satu syarat.” Perkataan Dinda membuat anita terhenyak, apa yang sebenarnya direncanakan dinda hingga menyetujui untuk mengadopsi bayi adiknya, karena bayi itu lahir tanpa ayah.“Syarat? Oh ayolah ka, aku sudah berniat baik memberikan anakku padamu, kau menyatakan syarat?” tegas Anita tidak ingin apa yang diontarkan kakanya membuat Anta harus menelan banyak pil pahit.“Tidak aku yang telah menolongmu. Sadarlah Nita kau ini masih duduk di bangku SMA dan sekarang kau melahirkan tanpa suami? Ini anak haram, kau b
“WOY”….teriak seseorang membuyarkan lamunan Anita, Anita yang kini tampil dengan pakaian sederhana, dengan lap pel dan sederhana, dengan lap pel dan ember air kotor.“untung kagak jantungan gue san, jatuh kan ni air, tanggung jawab lo” anita berkata ketus pada santi, yang memang teman seprofesinya.“lo yakin lagi ngepel, liat tuh” Anita melihat lantai, dan ternyata lantai itu hanya satu meter yang dipel sisanya sangat kotor dan berdebu, Anita tersenyum malu sendiri“sorry san,ga liat gue, “ tebas anita menutupi kemaluannya terhadap apa yang dilakukannya itu.“lo mikirin apa sih Ta, dari kemarin , gue perhatiin ngelamun terus, lagi jatuh cinta apa pegi mana sih?”cerocos santi pada Anita yan tampak cengengesan karena malu.“lagi inget masa lalu san, gue ngerasa kangeun sama kaka gue Dinda, cuman masalahnya gue ga tau ka Dinda dimana. Meskipun gue tahu Kak Dinda sebetulnya ga berharap atas kehadiran Gue, tapi cuma dia satu-satunya saudara yang gue punya” Sanggah Anita pada santi sambil me
BAB III“enak ya jadi Bos, “ sahut santi, saat aku tiba-tiba terdiam memandangi beberapa orang dengan pakaian rapih, jas dan setelan lengkap, ia terdiam ingat andai saja santi memiliki biaya untuk menyelesaikan sekolahnya , Ia pasti bisa kuliah dan menjadi pegawai kantoran bukan seorang cleaning service seperti sekarang ini."ga enak san, percaya deh, banyak yang kelihatannya indah, tapi kalau sudah masuk ga seindak itu" jawab Anita santai pada santi."minimal duitnya banyak Ta, kamu apa ga kepingin segera menikah, minimal sama salah satu orang yang pakai baju jas itu, duda juga gapapa Ta, toh kita kan udah tua juga, aku aja udah punya anak tiga, udah mau punya cucu Lo Ta, jadi mending kamu cari tuh calon pendamping hidup, minimal ada gitu yang jagain kalau kita nanti sakit, selama ini kan kamu kalau ada apa2 pasti nelpon aku, bukan gamau cuman ga selamanya kan aku ini siap terus""Gue ga kepikiran san kaya gini lebih enak, ga ada yang ngatur, ga ada yang larang, dan pastinya ga.....e
Hujan sangat lebat, Anita berlari-lari kecil menghindari guyuran hujan , Ia yang masih mengenakan baju SMA berlarian takut diterkam Hujan.“Anita, anita, anitaaa.... ikut yuk daripada lari-larian nanti kamu sakit“ seorang pemuda memanggil anita yang tampak masih dengan pendiriannya berlari kala hujan.“kamu siapa? “ tanya Anita pada pemuda itu“Andre, aku anak STM Mandiri satu, kamu Anita kan, udah lama aku liat kamu lari-larian, ayo cepet naik nit, nanti sakit kamu“ ajak Andre, anita mengangguk dan Andre segera meminta Anita memakai jas hujan yang ia berikan pada Anita. Anita sontak menaiki sepeda motor itu ia lalu menyusur wajahnya yang penuh dengan air hujan. perjalanan dimotor itu tampak sepi tidak ada yang bercerita di jalan, Andre mengantarkan Anita dengan hati yang cukup riang."dingin ya, sebentar lagi nyampe" tanya Andre yang mendengar Anita menggigil dibelakangnya."kamu tahu rumah aku,kamu stalkerin aku?" tanya Anita yang duduk dibelakang dengan muka yang mulai menekuk.An
“dasar pelacur, gila kamu….“ tiga bulan pasca kejadian itu Anita mengetahui bahwa dirinya tengah hamil, Ia memeriksa tes kehamilan ditangannya garisnya memang dua, Dinda menangis dan menyalahkan Anita atas kehamilannya, dia menganggap aib yang selama ini selalu dijaga olehnya, kini harus dibuat oleh adik semata wayangnya itu.“aku minta maaf ka…. (hiks) Andre bilang dia akan menikahiku, dan akan bertanggungjawab sepenuhnya, orangtuanya cukup berada punya Ruko yang bisa kami tempati untuk memulai usaha, dia anak yang baik ka, dia pasti akan membahagiakanku“ rengek Anita dengan meyakinkan kakanya kalau perbuatannya itu akan dipertanggung jawabkannya. “dasar pelacur murahan kamu, kamu pikir dosa yang kamu tanam ini hanya selesai dengan begitu. Taubat nita, perempuan ga bener kamu, nyesel mba biayayain sekolah kamu. kamu tau mba selama ini anti pacaran, mba menjauhi segala hal yang berhubungan dengan hal nista semacam ini, mba ga pernah lebih kecewa dari ini semua dan lihat apa yang kamu
“Jam berapa ini Nita, kenapa Andre belum juga muncul, sudah habis kesabaran Kaka nunggu dia“ Dinda tiba-tiba masuk ke dalam kamar Anita, anita yang tertidur akibat kelelahan tersentak, ia melirik jam disudut kamarnya sudah empat jam berlalu, harusnya hanya tiga puluh menitan saja perjalanan dari rumah Andre kenapa selama ini belum ada kabar, Anita meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Andre, namun tidak pernah berhasil, Ia terus mencoba menelpon namun semunya nihil. Hatinya mulai gusar, ada gurat ketakutan kalau andre akan lari dari tanggungjawab untuk menikahinya, namun ia yakin bahwa Andre sangat mencintainya dan tidak mungkin melakukan hal tersebut. beberapa pikiran buruk muncul, akankah Andre sudah mengatakan kejadian kehamilannya pada kedua orangtuanya dan orangtua Andre tidak menyetujui mereka, sehingga Andre harus lari dari semua ini, atau hal buruk terjadi padanya dan membuat Andre tidak bisa sampai kerumahnya, semua pikiran negatif itu muncul begitu saja membuatnya gusar t
Anita sudah tiba dirumahnya Dinda memapahnya ke dalam kamar, rumah peninggalan ayahnya memang tidak terlalu besar tapi nyaman untuk ditempati, sejak ayah Anita dan Dinda meninggal rumah itu ditempati oleh Anita, karena Dinda sudah memiliki rumah bersama suaminya Heru. Heru dan Dinda hidup berkecukupan, dindalah yang menanggung biaya pengobatan ayahnya dulu dan juga sekolah Anita."kak, apa Kaka sudah tahu apa yang sekarang bisa kita lakukan""sudah, kamu sudah siap mendengar rencana Kaka?"Anita mengangguk tanda setuju dengan Dinda."Anita, Kaka punya rencana besar, ini satu-satunya cara agar kamu bisa terhindar dari aib mengerikan itu, dengarkan baik-baik" "Kaka, akan pura-pura hamil pada Mas Heru, usia kehamilan akan mba kurangi satu bulan, jadi nanti ketika mba lahiran, mas Heru gak akan curiga, dia mengira satu bulan lagi kaka melahirkan, jadi Kaka akan mensetting seolah, Kaka tidak sengaja dan melahirkan anak tidak sesuai Hari perkiraan Lahir, kakak sudah pikirkan ini dengan mat
kibasan bayangan masa lalu terus menghantuiku aku merunut setiap kejadian perih yang aku alami, banyak luka dan duka yang terus mempermainkan nasibku yang sangat Malang ini, aku kadang tersiksa, kadang menangis, kadang tertawa semua seakan menjadi warna yang sedang aku jalani, kini aku yakini hidupku baik-baik saja, apalagi dengan banyaknya kehidupan baik yang aku jalani sekarang aku cukup tenang, tidak ada yang tahu aku, masa laluku atau kesakitan ku, semuanya aku nikmati, noda yang aku toreh tidak pernah menunjukkan bentuknya lagi ,sejak aku menjadi seorang cleaning servis disini."Nit, bagus Lo padahal baju-baju bikinan kamu, kamu sejak kapan bisa jahit toh?" tanya Santi padaku saat aku memberikan baju pesanannya untuk dipakai di kondangan adiknya Minggu depan."Waktu itu aku sempat dilarang keluar rumah sama Kak Dinda, seharian aku bete, jadi aku iseng-iseng bongkar lemari dan Jahitin baju-baju, eh taunya aku merasa senang dan bisa bikin banyak banget baju, bikin baju jadi kesehar