Share

15. Antara Aku, Arif, dan Sarita

"Rif, itu ada Sari."

Aku menunjuk gadis yang sedang melirik kami dengan judes itu. Sarita lalu bergegas melajukan kakinya ke rumah Arif yang letaknya persis di depan rumah kakekku.

Arif menengok sekilas. "Biar saja. Paling juga mau ketemu emakku," tanggapnya cuek.

Pemuda itu kembali menggambar pada kertas. Kami sedang bahu membahu membuat layang-layang untuk dijual. Hasilnya akan dibagi dua untuk tambahan uang jajan kami.

Namun, seringkali Arif memberikan lebih. Alasannya tidak lain karena aku sering kekurangan uang. Adikku ada dua masih kecil-kecil. Bapak harus mencukupi kebutuhan kami sekeluarga plus kakek nenek seorang diri

Padahal tugasku hanya membantu Arif saja. Karena di sini yang berbakat memang dia. Bahkan pemuda itu yang memodali usaha jualan layang-layang ini.

"Rif, kok tiap bagi hasil kamu selalu ngasih lebih ke aku, kenapa?" tegurku sembari memotong kertas-kertas yang sudah digambari itu.

Arif menghentikan gambarnya. Dia melemparkan senyum untukku. "Gak papa, kan kam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status