Share

18. Cucu Juragan

"

Nggih, insya Allah, Gan." Kakek mengangguk, "kalo begitu kami permisi dulu."

"Oh ya ya. Biar nanti si Parjo tak suruh ngantar kalian."

Juragan Ngarso menepati janjinya. Pria itu menyuruh sopirnya untuk mengantar kami. Saat itu untuk pertama kalinya aku merasakan naik mobil. Bukan kendaraan umum seperti bus atau colt pick up. Seperti orang kampung kebanyakan lainnya, baik aku dan Kakek terkena mabuk.

Kakek bahkan langsung muntah begitu kami turun dari mobil. Aku sendiri merasakan sakit kepala yang lumayan berat. Beruntung ada Arif yang menolong. Dia baru saja pulang sekolah bersama Sarita.

"Kamu tolong Embah saja, Rif," suruhku saat Arif menggandeng.

"Oh iya." Arif sigap menuntun Kakek.

"Rif, kita jadi belajar kelompoknya kan?" Sarita mengingatkan.

"Maaf, Sar, hari ini aku lagi malas ngajari kamu," jawab Arif tanpa tedeng aling-aling.

"Ish ... kamu!" Sarita cemberut. Gadis itu menghentakkan kakinya. Dia berlalu, tetapi tidak menuju motornya. Melainkan rumah Arif.

"Arif, Marini lagi k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status