Share

9. BAHAGIA SEKALIGUS LUKA

"Subhanallah, jadi kalian ternyata lebih dulu bertemu," timpal Umi Aisyah.

"Lalu Zain?" tanya Abi. Tampak Zain berubah pias, tidak secerah tadi. Aku tak tahu apa yang terjadi sebenarnya. 

"Di-dia teman kuliah, Zain, Bi," jawab Zain terbata. 

Aku dan Rayyan saling berpandangan. Kalau hanya sebatas teman kuliah, tidak mungkin Zain berubah seperti ini. 

“Zafran?” tegur Abi saat melihatku sedari tadi mencoba menerka situasi ini. 

"Alhamdulillah kalau kalian sudah saling sama-sama kenal. Jadi tak perlu lagi perkenalannya," timpal Umi. 

Aku dan Zaira hanya melempar senyum. Bahagia terus kurasakan. Allah ternayata memberikan kejutan yang luar biasa. 

"Kalian itu sejak kecil sudah sama-sama kenal. Mungkin belum ingat, ya?" tanya Abi. 

“Waktu itu Zafira masih kecil. Ya, kan, Mba, Fatimah?” timpal Umi Aisyah. 

Aku dan Zaira masih diam menyimak obrolan kedua orang tua kami. 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status