Beranda / Rumah Tangga / BOSSKU MANTAN SUAMIKU / 07. Tak Terkendalikan

Share

07. Tak Terkendalikan

Penulis: NindaTanjung
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-14 17:08:25

Setelah kejadian buruk yang membuatnya merasa hina, Lia tak bisa menuntut atau kabur dari masalah itu. Mungkin sekarang dia sudah sama buruknya dengan perempuan panggilan, tapi Lia tak berdaya. 

Melihat bagaimana Davin setelah sekian lama dan bagaimana pria itu sekarang, memang tak bisa dipungkiri membuat Lia sangat takut. Apalagi dengan ancaman dan kekuasaannya. Teringat akan keberadaan Raka, mungkin karena hal itu, Lia putuskan untuk menyembunyikannya saja. 

Tidak perduli dengan apa yang dialaminya sekarang, penderitaan dan siksaan yang tiada habisnya, tapi Lia tetap akan memastikan kalau anaknya akan baik-baik saja. Termasuk jika dia harus jadi jala-ngnya Davin. Dia mencoba untuk tak perduli itu, meski sangat menyakitkannya. 

"Apa kamu baik-baik saja, Lia? Aku perhatikan sejak kamu bekerja kembali kamu bertambah stress saja dan beberapa hari terakhir kamu terlihat murung?!" tanya Lyra sahabatnya yang selama ini mengasuh Raka di penitipan anak.

Lia menghela nafasnya kasar, kemudian tersenyum dengan paksa karena tak mau membuat sahabatnya khawatir. "Aku baik-baik saja Lyra. Aku stress masalah pekerjaan saja."

"Tapi sebelum ini kamu juga sudah bekerja Lia, kamu tidak seburuk ini. Kenapa kali ini berbeda?" tanya Lyra tak langsung tertawa.

Lia terdiam, untuk sesaat dia tak punya jawaban dan berpikir keras. "Ak-aku bekerja di perusahaan besar sekarang Lyra, tentu saja berbeda. Ini lebih capek dan pekerjaannya lebih menumpuk," jawab Lia tak sepenuhnya berbohong. Meski sejujurnya memang itu penyebab utamanya. Sebab Davinlah yang membuatnya demikian.

"Kamu tidak bohong?" tanya Lyra memastikan.

Lia tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Beneran Lyra. Kamu nggak percayaan bangat sih?!"

"Ok. Aku percaya. Awas ya jika kamu sampai bohong?!"

"Engga! Udah sana pulang dan terima kasih sudah menjaga Raka seharian," ujar Lia tulus.

"Ngalus bangat ngusirnya," cibir Lyra bercanda.

"Nggak gitu Lyra. Kalau mau kamu menginap di sini saja," tawar Lia.

"Nggak, nanti suami dan anakku sendirian di rumah. Udah, ah. Aku pulang dulu ya," ujar Lyra akhirnya pamit dan melakukan ucapannya.

Sementara itu, Lia masuk ke kamar Raka dan memeriksa keadaan putranya.

"Mama teman-teman aku semuanya ternyata punya papa, tapi kenapa aku tidak ya?!" tiba-tiba Raka menodong Lia dengan pertanyaan yang sangat sulit.

Wanita itu bahkan sampai tertohok, tidak menyangka masalah lukisan putranya sampai begitu fatal.

Menarik nafasnya pelan kemudian Lia menghampiri Raka dan mengajaknya duduk di atas tempat tidur. "Sebenarnya kamu juga punya Sayang, tapi Papamu sedang pergi bekerja jauh sekali. Sangat jauh untuk mencari uang supaya bisa membeli makanan enak dan mainan yang banyak untuk Raka. Raka mau mainan bukan?" tanya Lia diakhir kalimatnya.

Wanita itu pikir setelah berkata demikian masalahnya akan selesai, tak berpikir kalau Raka malah menganggap serius hal itu.

"Kalau gitu, Raka tidak usah punya mainan saja, Mama. Raka ingin ketemu Papa, Ma!"

Lia kembali terdiam dan syok dengan ucapan itu, tapi dia juga tak mungkin memenuhi keinginan anaknya, karena Lia tak mau Raka kenapa-napa jika bertemu dengan Davin.

"Kalau begitu Raka harus jadi anak yang baik dulu dan jangan nakal, supaya Papa pulang," jelas Lia dengan kembali mengelak.

Raka segera terlihat kecewa, tapi kemudian dia pun mengangguk paham. Hari ini si kecil mulai mempelajari tentang sosok ayah yang mungkin sangat dia butuhkan. Baru perkenalan singkat tanpa kesenjangan, lalu bagaimana suatu hari nanti, Raka mulai mengerti dan benar-benar paham, apakah dia tidak akan lebih menuntut.

"Lupakan itu, sekarang waktunya bersih-bersih. Ayo, waktunya Raka mandi," ujar Lia yang langsung berdiri dan menarik Raka untuk mengikutinya ke kamar mandi.

'Apa yang harus aku katakan padamu, Nak. Papamu bahkan tidak pernah berpikir tentang kehadiranmu, Nak. Dia tidak pernah tahu tentang kamu atau bahkan membayangkanmu, dan Mama yakin dia juga tidak akan menginginkanmu!' batin Lia merasa sesak.

❍ᴥ❍

"Pokoknya aku nggak mau tahu, kamu harus memecat wanita itu Davin. Wanita rendah-an seperti dia tak pantas bekerja di perusahaan!" tukas Liona yang baru datang dan menemui Davin di apartemen milik pria itu.

"Jangan ikut campur. Itu hanya akan menjadi urusanku!" ujar Davin tegas. Wajahnya cukup kesal saat Liona datang-datang langsung membahas Lia.

"Apa maksudmu Davin. Bagaimana kamu bisa berkata begitu. Sebentar lagi kita akan tunangan, tapi kamu berani berkata hal yang menyakitiku?!" ujar Liona dengan nada tak percaya sekaligus kecewa.

Davin berdiri, memijat kepalanya yang tiba-tiba pusing. "Tolong jangan membuat semuanya rumit. Jangan membesarkan masalah!"

"Davin!!" bentak Liona kesal.

Davin membuang nafasnya kasar. Sial, harinya benar-benar buruk. Lia sudah berhasil dia siksa dan bahkan membuat wanita itu sangat menderita, tapi anehnya bukannya senang ... hidupnya malah tak bisa tenang.

 "Pulanglah. Aku sedang tidak ingin diganggu!" ujar Davin membuat Liona tersinggung.

 "Oh, jadi sekarang kau menganggap aku pengganggu?!" tanya Liona yang langsung membentak tak terima.

Davin segera menatapnya tajam dan mengintimidasi perempuan itu. "Aku bilang keluar!!"

Lalu dengan tanpa hati, Davin mengusirnya kasar. Pria itu tidak peduli pada status mereka, karena jika Davin ingin sesuatu ... maka dia akan mendapatkannya, dan jika dia ingin Liona keluar dari apartemen miliknya, maka dia akan mengusirnya. Termasuk dengan membentak dan menyeretnya kasar.

"Aku sudah memperingatkanmu agar tidak menggunakan posisimu sebagai tunangan untuk mengancamku. Kau pikir dirimu bisa mengaturku, hah?! Pergi dan jangan berani menemuiku lagi!!" bentak Davin memperingatkan.

Dia bahkan dengan tega mendorong calon tunangannya sampai tersungkur. "Jika bukan karena ibuku, maka aku juga tidak mau berhubungan denganmu, jadi kendalikan dirimu!"

"Davin!" teriak Liona kesal, tapi karena tak punya pilihan, dia segera berubah, dari yang tadinya ingin mengendalikan Davin kini berubah memohon belas kasihnya. "Aku sayang sama kamu, aku cuma nggak mau dilukai perempuan penghianat itu lagi! Tolong mengertilah posisiku?!"

"Aku tidak mengerti, tapi sepertinya aku yang harus memberikan pengertian untukmu. Dengarkan ini baik-baik Liona!" peringat Davin kejam. "Aku tidak lemah sampai butuh bantuanmu!"

Brak!!

Davin menutup pintu apartemennya, setelah sempat membantingnya keras di hadapan Liona.

"Arrrggghhh, Davin!!" teriak Liona putus asa.

Namun apa memangnya yang bisa dia perbuat? Bahkan Davin tidak punya perasaan, tidak punya hati ataupun rasa kasihan.

Davin seperti tak tersentuh. Di dalam hidupnya tak ada yang diperdulikan, selain orang tuanya, perusahaan dan juga dendamnya pada Lia. Tak ada yang bisa menghentikannya, saat dia mempunyai pikiran yang sangat picik dan juga kekuasaan.

❍ᴥ❍

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Miranda Diponegoro
lanjutttt.....
goodnovel comment avatar
CacaCici
hanya tersenyum dengan manis. ( ◜‿◝ )♡
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   72. The End

    "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Perempuan itu sudah menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam masalah. Dia menikah dengan salah satu CEO yang perusahaannya pernah bekerjasama sama dengan kita, Pak," jelas Kevin memberitahu.Davin menganggukkan kepala, lalu tanpa menyela. Dia menggunakan gesture tubuh yang meminta agar asistennya itu melanjutkan ucapannya."Pak Mahendra pebisnis di bidang properti yang istrinya itu sedang sakit parah, dan di rawat di rumah sakit Singapore. Dia dan saudaranya sengaja menjebak nona Liona, karena wanita itu merupakan saudara seayah dari istrinya.""Bagus. Aku suka kerjamu! Teruslah seperti itu dan dapatkan bonusmu. Hm, tapi mulai sekarang Kau bisa menghentikan pengawasan terhadap perempuan itu. Aku yakin seorang Mahendra tidak akan melepaskannya lagi, sehingga Dia tidak akan bisa lagi menjadi pengacau dalam keluargaku," jawab Davin puas, dan Kevin mengangguk senang.

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   71. Sulit Untuk Menerima Bagi Alsen

    “Apa yang Tante katakan, bukankah Kita sudah setuju dan setuju?!” Juga terlihat prajurit berkuda dan kecewa. Sementara ibu Linda Lia justru terlihat merasa bersalah."Maafkan Tante, Nak. Semua ini murni kesalahanku. Aku terlalu terpengaruh oleh balas dendam dan juga emosi. Sampai tidak berpikir panjang. Lia masih punya suami dan sekarang Dia sudah mempunyai dua orang anak. Sangat egois jika Aku memaksamu terus bersama dengan putriku. Terlebih lagi Kamu ini lajang dan pantas mendapatkan wanita yang lebih baik dari Lia."Alsen mengusap rambut kasar.

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   70. Menuruti Mama Lia

    Sejak hari di mana Amel bersujud di kaki besannya, kehidupan pernikahan anak dan menantunya mulai membaik. Hari ini tepat saat hasil tes DNA antara Davin dan Ares akan keluar, setelah dua minggu lalu mereka melakukan tes. Amel harap setelah ini semua masalah dan kesusahan anak juga menantunya akan berakhir.Hari yang sama di saat suaminya Linda keluar dari rumah sakit. Kesempatan yang tepat untuk memberitahu hasil tes dan meluruskan segalanya."Ares memang bukan anaknya Davin, syukurlah Mama senang mendengar hal ini. Setidaknya anakku tidak bersama orang yang pernah berani menghianatinya!" ujar Linda merasa senang, tapi tidak dengan suaminya yang terduduk di kursi roda. Meski tak mengatakan apapun, tapi Dia tak menunjukkan reaksi apapun.Davin merasa lega, begitu juga Lia dan Amel merasa senang karena merasa inilah akhir dari drama yang membuat anak juga menantunya terpisah. Sementara Kiandra tak ada di

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   69. Mulai Luluh

    "Selama ini aku sudah tahu Ares bukan cucuku. Aku tahu Liona berbohong dan memalsukan kelahirannya. Dia mendapatkan Ares dari panti asuhan. Namun Aku diam saja, dan terus saja egois berpikir mungkin dengan itu dia akan memberiku cucu yang nyata. Anaknya Davin sendiri.Namun, kemudian Aku mulai menyadari saat aku mulai menyayangi Ares. Selama ini aku memang membutuhkan cucu, pewaris keluargaku, tapi anak asing juga tak masalah. Bukan karena Aku tak mau cucu kandung sendiri, tapi untuk apa cucu kandung jika karena itu anakku tidak pernah tidur lagi dengan nyenyak, tidak pernah menikmati hidupnya lagi dan paling buruk harus dibayangi wanita benalu yang cuma ingin uangnya saja," jelas Amel dengan sangat serius sambil kemudian mengusap air matanya yang terus turun.Dia benar-benar sangat menyesali perbuatannya. Meski selama ini, Lia tak melakukan apapun untuk membalasnya, tapi penyesalannya adalah rasa sakit yang mungkin tidak akan pe

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   68. Keegoisan Linda

    Linda terlihat sangat marah, saat Lia baru saja pulang. Ibunya itu langsung menghadang dan menginterogasinya. "Dari mana saja kamu? Habis bersenang-senang dengan suamimu yang tidak punya hati itu?!""Ma, dia itu ayah dari anak-anakku. Lagipula sudah seharusnya kami bersama. Setelah papa pulang dari rumah sakit, aku juga akan kembali padanya!" jelas Lia dengan tegas."Apa kamu bilang? Jadi kamu tidak mau meninggalkan pria tak tahu diuntung itu? Dimana akal pikiran kamu Lia, mudah sekali kamu putuskan itu? Dia sudah menyakitimu!" tegas Linda tak habis pikir."Mama juga sudah menyakiti aku, Ma. Bukan hanya Mas Davin!" ujar Lia kelepasan. Dia sudah lelah meladeni ibunya, bukannya tidak hormat, tapi kehidupannya juga adalah miliknya. Dia berhak memutuskannya."Papa, Mama dan bahkan Kiandra. Kalian sama sekali tak mendengarkan aku, kalian membuangku tanpa belas kasih. Memangnya kenapa jika aku

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   67. Memberi Balasan Setimpal

    "Maaf ... ak-aku tidak bermaksud menyembunyikan ini darimu. Aku tidak ingin kamu salah paham," ujar Lia sedikit trauma lima tahun lalu di mana Davin meragukannya."Jangan mengatakan hal seperti itu lagi," jawab Davin serius, sambil kemudian mengangkat dagu istrinya, sebab wajah itu sempat menunduk dan terlihat takut.Jujur saja, perasaan Davin cukup tercubit melihat Lia demikian. Penyesalan datang, dan Davin sesak mengingat bagaimana dirinya sudah tidak mempercayai perempuan yang bahkan sudah seperti budak cintanya itu. Bahkan dirinya sampai hati menyakiti dan berulang kali menyiksanya.Namun apa yang didapatkan olehnya sekarang, itu semua seakan tak adil. Lia sungguh pemaaf atau mungkin keibuan wanita itu yang lebih mementingkan kebahagiaan anak-anaknya, sehingga tetap bertahan di sisi Davin. Entahlah, apapun itu yang pasti selanjutnya Davin hanya ingin membahagiakannya."Aku

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   66. Peringatan

    Lia masuk ke kamarnya saat Davin baru saja keluar dari kamar mandi. Pria itu tak mengenakan apapun selain selembar handuk yang melingkari pinggang sampai lututnya. Melihat itu Lia segera meneguk ludahnya kasar, sambil kemudian dengan cepat meletakkan nampan makanan di atas meja.Davin tersenyum menyeringai, gemas melihat aksi salah tingkah istrinya. "Kamu masih aja kayak anak perawan, masa kamu masih nggak biasa gitu sih ngeliatin aku yang seperti ini?""Ch, apaan sih Mas?!" Lia memelototi Davin dengan tajam."Padahal udah bulat gitu loh, perut kamu Sayang," ujar Davin melanjutkan dan menggoda istrinya."Udah! Jangan bicara lagi. Lebih baik pakai sana pakaian kamu Mas, atau mau masuk angin saja nanti?!" ujar Lia memperingatkan, sambil kemudian buang muka.Davin mengangguk patuh, tapi kemudian dia malah bicara dengan sesuatu yang membuat Lia jengkel. "Baju aku nggak ada, Sayang ..

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU    65. Kebersamaan yang Dirindukan

    Davin terbangun lebih dahulu dan menemukan Lia pulas dalam pelukannya. Pria itu lantas tersenyum lalu mendaratkan kecupannya. Sayangnya hal itu malah membuat Lia istrinya terganggu dan bahkan terbangun."Mas ....""Iya, Sayang," jawab Davin dengan lembut sambil mengusap pipinya Lia, kemudian beralih pada perut istrinya yang lumayan buncit karena hamil itu."Kamu kok masih disini, nanti mama dan Kiandra tahu bagaimana?" tanya Lia sedikit khawatir sambil dirinya berupaya bangkit dibantu Davin yang sigap untuk duduk. Wanita itu memang agak kesulitan melakukan hal semacam itu sekarang, tapi bukan hal yang aneh, itu hal yang biasa yang dialami ibu hamil."Tidak akan kenapa-napa Sayang. Tidak akan ada yang tahu aku di sini dan lagipula semalam kamu juga tidak lupa mengunci pintunya bukan?" jawab Davin menenangkan Lia supaya tak panik."Aku tahu, tapi ... hm, Mas maafkan aku, maafkan ke

  • BOSSKU MANTAN SUAMIKU   64. Bukan Pria Baik

    Kiandra pulang dengan wajah kusutnya, tapi sepertinya itu bukan karena kurang tidur atau karena harus menjaga ayahnya semalaman di rumah sakit. Hal itu bahkan tak pernah jadi masalah untuknya, meski letih dan lelahnya cukup menguras tenaganya."Kamu kenapa, Kiandra?" ujar Lia bertanya, karena merasakan perbedaan pada adiknya itu.Menghela nafasnya kasar, Kiandra menggelengkan kepalanya. Kemudian menghampiri rak gelas dan mengambil salah satu gelas, mengisinya dengan air minum kemudian meneguknya."Apa kamu punya masalah, kamu bisa ceritakan padaku Kia. Aku kakakmu, siap berbagi masalah denganmu!" tegur Lia dengan serius.Wanita itu cukup peka akan sesuatu yang diperlihatkan oleh tatapan adiknya yang tidak bisa ditutupi."Jangan cemaskan aku dan menikah dengan Kak--" Kiandra terlihat meneguk ludahnya kasar sebelum kemudian dia melanjutkan ucapannya dengan segera. "Kak Alsen secepa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status