BOSSKU MANTAN SUAMIKU

BOSSKU MANTAN SUAMIKU

Oleh:  NindaTanjung  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
72Bab
5.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Setelah lima tahun berlalu, Lia tak pernah membayangkan kalau dirinya akan kembali bertemu dengan mantan suaminya, terlebih lagi dalam status boss dan sekretaris. Pria itu banyak berubah, dari tatapan atau bahkan penampilannya yang semakin tampan. Namun Lia tak perduli itu. Perpisahan mereka di masa lalu yang terjadi dengan begitu buruk, membuat Lia bahkan tanpa pikir panjang memutuskan untuk mengundurkan diri. "Apa maksudmu?" tanya Lia heran. "Maksudku kau itu perempuan rendahan yang melakukan apapun untuk uang, jadi tak seharusnya kau jual mahal dengan mengatakan ingin memundurkan diri!" cibir Davin tajam. Lalu bagaimana selanjutnya, apakah Lia berhasil mengundurkan diri di hari pertama kerja atau bagaimanakah nasibnya jika bertahan menjadi sekretaris mantan suaminya? Jangan lewatkan kelengkapan ceritanya hanya di Bossku Mantan Suamiku

Lihat lebih banyak
BOSSKU MANTAN SUAMIKU Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
CacaCici
Ceritanya sangat bagus dan menarik, Kak. Lanjutannya jangan lama-lama yahಥ‿ಥಥ‿ಥ
2023-11-14 19:27:47
2
72 Bab
01. Ancaman
"Maaf mengganggu waktunya, Pak. Adelia Aryaka Putri, yang merupakan sekretaris baru Bapak sudah di sini."Seorang staf perusahaan mengantar Lia ke ruangan CEO di hari pertamanya bekerja. Namun, anehnya … selain merasa gugup luar biasa, ada perasaan ganjil dan tidak enak yang sedari tadi terus mengganggunya hingga membuat dia tidak nyaman.Kedua mata Lia langsung terfokus pada sosok pria yang berdiri dan menghadap luar ke arah jendela. Sehingga posisinya membelakangi mereka saat ini.Pria yang sepertinya CEO dan akan menjadi bossnya itu sama sekali tak berbalik. Dia masih dalam posisi yang sama, seolah betah dengan itu. Bahkan anehnya dia sama sekali tak bersuara. Lia bahkan sempat berpikir bossnya itu mungkin bisu. Hanya memperlihatkan gestur tubuhnya yang bergerak angkuh. Menggerakkan tangannya dan mengode staf tersebut supaya pergi, sehingga meninggalkan dirinya berdua dengannya Lia. Untuk sesaat Lia pikir setelah stafnya pergi, pria itu akan bersuara, tapi kemudian dia malah teta
Baca selengkapnya
02. Penyiksaan
Astaga! Lia ketiduran setelah pulang kerja, tapi ditengah tidurnya tiba-tiba saja nafas Lia terasa berat. Lia terlihat gelisah dan tidak tenang. Bahkan tubuhnya pun berkeringat. Tiba-tiba kedua bola matanya terbuka lebar, seiring dengan kesadarannya yang seolah ditarik paksa. Nafas Lia masih tak beraturan. Melihat ke sisi kasur lalu mengambil gelas air putih di sana dan meneguknya dengan kasar. Usai melakukan hal itu, Lia menarik napasnya panjang lalu membuangnya dengan perlahan. Lia berusaha menenangkan dirinya, namun yang terjadi dia malah terus teringat pada sesuatu yang membuat tidurnya tak tenang. "Dasar perempuan rendahan, penghianat dan tak berguna. Tanda tangani surat cerai kita, lalu pergilah dari sini dan jangan pernah tunjukkan wajahmu dihadapanku!!" bentak Davin, sosok pria masalalunya yang terngiang dalam kepalanya, tapi terasa nyata. Lia geleng-geleng kepala, kemudian membuang nafasnya yang kasar setelah berulang kali. "Tidak. Mimpi buruk itu lagi, kenapa tiba-tiba
Baca selengkapnya
03. Penghinaan
Keesokan harinya, Davin benar-benar melakukan apa yang dia ucapkan. Memperlakukan Lia begitu buruk di kantornya. Seperti kali ini di mana Davin memerintah Lia untuk menyiapkan kopi untuknya. Itu memang terdengar mudah dan biasa dilakukan oleh sekretaris pada umumnya.Namun tentu saja kali ini berbeda, karena dibalik perintah itu, Davin tidak mungkin melewatkan kesempatan untuk mengerjainya."Aku tidak mau buatan OB, tapi kamu Lia, dan jangan coba untuk menipuku!" peringat Davin penuh tekanan. Lia hanya bisa pasrah lalu mengangguk paham, kemudian pamit untuk ke pantry yang ada di perusahaan itu.Awalnya baik-baik saja dan begitu lancar tanpa kendala, tapi ketika dia berbalik dan hendak mengantarkan kopinya. Sesuatu yang tak diduga terjadi.Bram!!"Sssttt ... panas!""Sial. Dasar perempuan pembawa sial. Baru hari pertama kamu sudah berani memperlihatkan nasib burukmu di sini!!"Barusan Davin tiba-tiba saja sudah di depannya ketika Lia membalik badan, lalu secara tak sengaja karena tak b
Baca selengkapnya
04. Perlawanan
Satu-satunya kebahagiaan Lia saat ini adalah putra kecilnya Raka. Penghilang stress dan juga perasaan buruk lainnya. Setelah pulang kerja dari tempat yang seperti neraka itu, mengalami hal buruk dan tidak adil, Lia akan kembali baik-baik saja saat Raka berhambur dan memeluknya."Mama kenapa lama puyang? Raka kangen dan lapal," ujar Raka yang masih belum pas bicara, sehingga beberapa kata-katanya masih terdengar cadel.Lia melepas pelukan putranya dan langsung menggandengnya ke dapur. "Mama banyak kerjaan Sayang dan harus mencari uang yang banyak supaya bisa membeli mainan yang Raka inginkan.""Benarkah?""Ya.""Kalau begitu apakah Raka sekarang sudah boleh beli mainan balu lagi?"Lia mendesah sedikit kasar lalu berhenti untuk menatap sejenak putranya. Hatinya langsung merasa sesak saat menyadari sorot mata Raka persis seperti mantan suaminya atau orang yang sama dengan yang sudah membuat harinya buruk seperti di neraka. Namun, dia segera menepisnya karena tak mau membenci Raka.Tidak.
Baca selengkapnya
05. Pembalasan
Perkataan Lia bukan hanya mempengaruhi seorang Davin Geraldo, tapi juga membuatnya tak tenang. Sepanjang waktu, pria itu terus memikirkannya dan terhina karenanya. Seperti radio rusak itu terus berputar dikepalanya."Sial! Aku tidak akan membuat perempuan itu merasa menang dan menghinaku begini. Aku harus melakukan sesuatu untuk mempermalukannya dan membuatnya sadar dengan posisinya!" ujar Davin serius sambil mengepalkan tangannya erat."Perempuan brengsek itu harus tahu diri, apapun caranya!" lanjutnya seperti tengah berapi-api. "Cih, secepatnya akan kuberi perhitungan supaya tahu rasa!"Davin benar-benar tak terima dan marah dengan ucapan Lia beberapa saat lalu padanya. Sementara itu Lia di depan ruangan Davin juga terlihat tak tenang.Wanita itu bukan menyesali perkataannya pada Davin, tapi merasa waswas sekarang. Jika tadi saja Davin berani melecehkan dirinya, bagaimana kedepannya mau jadi apa Lia selanjutnya di perusahaan itu. Dia tak mau jadi jala-ng pribadi pria itu. Sungguh, m
Baca selengkapnya
06. Terhina
"Lepas!!" Lia membentak sambil menepis tangan Davin dengan kasar."Jangan menolak, lihatlah kondisimu. Kau tidak sedang baik-baik saja Lia!" balas Davin tak menyerah.Lia tak mengerti dengan Davin dan langsung bingung dengan perhatiannya, tapi tentu dia juga tidak mau terbawa perasaan dengan hal itu. "Terus memangnya kenapa kalau aku terluka? Bukankah dengan begitu kau bisa bahagia, dan tidak perlu repot menyakitiku dengan tanganmu sendiri ...."Walau merasa ngilu karena barusan diserempet motor, rupanya Lia bisa berdiri dan dia membuktikan ucapannya. Dia bisa tanpa Davin.Sementara itu Davin yang kecewa dengan penolakan Lia, juga tak bisa diam saat menyadari sekretarisnya terluka meski itu hanya luka ringan. Davin terasa aneh dengan kepeduliannya itu, sebab seperti yang Lia katakan. Penderitaan Lia adalah kebahagiaan untuknya. "Baiklah, tapi sekarang kita harus ke rumah sakit!" ujar Davin yang kemudian menggandeng Lia dan berusaha membantu dengan memapahnya. Sedikit memaksa, meski d
Baca selengkapnya
07. Tak Terkendalikan
Setelah kejadian buruk yang membuatnya merasa hina, Lia tak bisa menuntut atau kabur dari masalah itu. Mungkin sekarang dia sudah sama buruknya dengan perempuan panggilan, tapi Lia tak berdaya. Melihat bagaimana Davin setelah sekian lama dan bagaimana pria itu sekarang, memang tak bisa dipungkiri membuat Lia sangat takut. Apalagi dengan ancaman dan kekuasaannya. Teringat akan keberadaan Raka, mungkin karena hal itu, Lia putuskan untuk menyembunyikannya saja. Tidak perduli dengan apa yang dialaminya sekarang, penderitaan dan siksaan yang tiada habisnya, tapi Lia tetap akan memastikan kalau anaknya akan baik-baik saja. Termasuk jika dia harus jadi jala-ngnya Davin. Dia mencoba untuk tak perduli itu, meski sangat menyakitkannya. "Apa kamu baik-baik saja, Lia? Aku perhatikan sejak kamu bekerja kembali kamu bertambah stress saja dan beberapa hari terakhir kamu terlihat murung?!" tanya Lyra sahabatnya yang selama ini mengasuh Raka di penitipan anak. Lia menghela nafasnya kasar, kemud
Baca selengkapnya
08. Luka yang Terpendam
Setelah kejadian naas yang membuat Lia merasa kehilangan harga dirinya, wanita itu tak pergi bekerja selama tiga hari. Dia di rumah, meski anaknya tetap saja diantar ke penitipan anak sampai jam kerjanya selesai. Supaya sahabatnya Lyra yang juga bekerja di sana tak curiga. Tak ada kabar atau izin yang dia lakukan supaya izin tak masuk kerja. Lia semena-mena dan berharap hal itu bisa jadi pertimbangan HRD untuk memecatnya secepatnya. Tak ada yang dia lakukan selain malas-malasan dan memperbaiki perasaannya yang buruk. Tidur dan menonton, meski pada akhirnya, Lia sendiri tak bisa menikmati kegiatannya itu. Dia masih gelisah dan terluka karena seorang Davin dan bahkan tak jarang karenanya tatapannya sesekali sempat kosong. Tok-tok! Mendesah kasar, Lia mengerutkan dahinya heran, menatap pintu dan memikirkan siapa yang datang. Baru setelahnya bangkit dan berdiri untuk memeriksanya. Cl
Baca selengkapnya
09. Tidak Punya Hati
Davin terlihat puas saat melihat Lia kembali bekerja. Dia senang karena artinya berhasil menyelesaikan perempuan yang dibencinya. Saat ini dia bahkan tak sabar untuk menyiksanya kembali. Seolah-olah penderitaan wanita itu adalah kebahagiaannya. "Lia!" ujar Davin memanggil dengan suara kerasnya. Lia yang bekerja di depan ruangannya mendengar dan menghampirinya dengan cepat. Jangan sampai pria tak punya hati itu semakin membuatnya marah. "Iya, Pak!" "Siapkan tiket pesawat perjalanan ke luar kota, penginapan dan segala macam hal lainnya. Lakukan dengan baik dan jangan sampai ada yang salah. Aku harus ke sana selama tiga hari ke depan untuk bertemu klien kita," ujar Davin memberitahu. Dia memang sudah cukup jelas memberikan perintahnya, dan Lia pun melakukannya dengan baik. Akan tetapi semuanya tak selancar itu, karena ternyata Davin mau dirinya ikut menemaninya. "Tapi Pak, Anda tidak memberi perintah pada Saya sebelumnya tentang itu. Dua jam lagi pesawatnya berangkat dan karena itu
Baca selengkapnya
10. Merebut Rumah
"Kau benar-benar udah gila. Tidak punya hati dan akal sehat! Aku pikir aku di sini untuk pekerjaan, tapi apa? Semua ini cuma demi kesenanganmu. Bajing-an, aku bahkan meninggalkan anakku demi kamu?!" amuk Lia kesetanan dan marah mengetahui kalau dirinya tak melakukan apapun di sana. Davin cuma main-main dan bersenang-senang. Tak ada pertemuan ataupun pekerjaan. Dia murni untuk menyenangkan hatinya saja. Sayangnya Lia baru sadar saat memperhatikan kegiatan Davin yang cuma bermalasan dan tak melakukan kegiatan apapun sejak dua hari. Awalnya Lia memang tak curiga, masih berpikir positif dan berpikir Davin mungkin kelelahan karena perjalanan mereka cukup jauh. Namun dia juga tak bisa terus-terusan merasa wajar setelah beberapa hari terus begitu.  "Apa kau sudah memiliki anak? Jadi kau sudah menikah lagi Lia?!" tanya Davin syok dan tak percaya. Lia tertegun dan baru menyadari kesalahan ucapnya itu. Te
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status