Share

4. Hari H

“Gimana? Gue udah cantik, kan?” tanya Alma pada Sezan dan Audy, sahabatnya.

“Gilaaa lo udah cantik banget kayak Miss Universe, Ma hahaha.” goda Audy.

“Euh, lo tuh ya, suka berlebihan.”

“Zan, cantik gak gue?” tanyanya lagi pada satu sahabatnya yang belum menjawab.

“Canti, Maa, cantik banget.”

“Kayak Miss Universe?” ledeknya.

“Yeee, dendam lo sama gue.” seloroh Audy kesal.

Mereka tertawa.

Di hadapan cermin Alma menatap kedua sahabatnya yang berdiri di belakang tubuhnya, “Gue... gak papa kan ya nikah sama duda beranak?”

“Gak papa lah, lagi musim tau.” timpal Audy.

“Musim, lo pikir rambutan ada musimnya?”

“Ya lo emang gak tau banyak slogan duda semakin di depan? Itu artinya, lo mengikuti trend dengan baik hahaha, iya kan, Zan?”

Sezan mengangguk.

“Zan, lo mah diem aja kayak kena Malaria. Lo kasih tanggepan dong sama pertanyaan gue.”

Sezan melirik Audy lalu menatap Alma lewat cermin, “Ya gak papa dong, Ma, kamu mau nikah sama yang single, sama yang duda, sama aja kok, gak ada bedanya. Yang penting jangan sama....” ia melirik Audy dan Alma.

“Dudi dudi dam-dam dudi dudi dam, hahaha.” mereka kompak bernyanyi dan tertawa.

“Pada gila lo ya, calon lakik gue lagi degdegan ngadepin ijab qabul, kita malah ketawa-tawa di sini.”

Audy menepuk bahu Alma, “Kita sengaja bikin lo gak ikutan tegang. Kalo panik lo kambuh bahaya, bukannya jadi manten, lo jadi pasien lakik lo sendiri, Ma.”

Alma nyengir kuda, “Hehe, iya bener juga lo.”

Hening. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Alma memikirkan nasibnya yang akan menjadi istri dari seorang dokter bedah Ahli Dalam, Audy memikirkan nasib genk mereka karena salah satunya sudah sold out dan akan mempengaruhi jadwal rutin mereka untuk berkumpul. Sedang Sezan memikirkan nasib mujur sahabatnya yang di nikahi oleh dokter yang selama ini ia harapkan menjadi suamianya.

“Alma, ayo keluar nak, ijab qabulnya udah selesai.” Mama nyelonong masuk ke dalam kamar hotel yang di jadikan ruang makeup.

“Udah, ma? Kok cepet banget?”

“Cepet lah, ngapain lama-lama?”

“Bukan gitu maksud aku.”

“Udah, kamu tuh ngomong terus. Awas ya nanti di pelaminan kamu ngomong macem-macem sama Adam.”

“Iya, mamah.”

Alma berdiri di bantu Audy dan Sezan yang akan memapah sahabatnya untuk keluar kamar dan berjalan menuju ballrom hotel. Alma mengenakan Wedding Dress bergaya Ball Gawn berwarna ivory yang begitu cocok di kenakannya. Rambutnya di gelung ala Lenght Hair yang di tempeli bros bernuansa daun berwarna emas. Tangannya membawa buket bunga tulip putih kesukaannya.

“Gue degdegan banget ini.” curhatnya pada kedua sahabatnya yang dengan setia menuntunnya ketika pintu ballroom di buka.

“Tenang, Ma, tarik nafas, hembusin. Yang teratur, jangan sampe lo kentut pokoknya.”

“Kunyuk lo!” desis Alma pelan.

Sezan sudah melotot ke arah Audy yang sempat-sempatnya bercanda ketika momen setengah genting seperti ini.

“Iya-iya, maaf bestie.”

Langkah kaki mereka kini di dahului oleh orang yang meniupkan sexophone yang memainkan instrumen I Can’t Falling in Love With You. Suasana terasa syahdu dan khidmat. Mata Alma beradu dengan mata Adam yang sudah menunggunya di depan meja ijab qabul bersama papa, penghulu dan beberapa saksi.

Alma tidak pernah menyangka takdirnya akan semain-main ini, memiliki pacar yang enggan di ajak bicara serius mengenai hubungan mereka kedepannya, menikah dengan seorang duda beranak balita karena jatuh tempo dari waktu yang di berikan mama, dan menikah seperti tahu bulat yang dadakan gurih-gurih enyoy.

“Pengantinnya cantik ya, masih muda.”

“Iya, bener cantik. Adam gak salah pilih istri.”

Suara-suara pujian itu datang dari tamu undangan yang entah dari pihak keluarga atau teman sejawat suaminya. Tapi Alma menikmati pujian itu. Ia sebagai perempuan tulen pastinya senang di berikan pujian.

Mereka masih berjalan melewati foto prewedding yang tersuguh belasan figura. Dengan teknik foto cepat pakai fotografer yang di undang mama ke rumah kemarin setelah acara lamaran, foto prewedding di laksanakan dengan lancar. Sebagian fotonya di edit layaknya mereka sedang berada di padang rumput. Entahlah, Alma yang melihat itu ngakak sendiri rasanya.

Begitu mereka sampai, Audy dan Sezan menyerahkan lengan Alma yang sedari tadi mereka pegangi ke arah Adam. Dengan sigap, lelaki yang sudah sah menjadi suami Alma itu menerima tangan kanan Alma dan mengajaknya untuk duduk di kursi ijab untuk menandatangani berkas pernikahan.

“Ya, sudah hadir bersama-sama kita mempelai pengantin perempuan yang cantik sekali ya. Almaira Indira Priyawan yang sudah sah menjadi istri dari Adam Peter. Almaira ini merupakan anak tunggal dari Bapak Handoko Priyawan dan Ibu Yuanita Lestari, sedangkan Adam merupakan anak kedua dari Bapak Jordan Peter dan Ibu Asry Putri.” ucap MC acara begitu Alma duduk di samping Adam.

Adam tak henti-hentinya melirik ke arah Alma yang duduk di sampingnya. Semua terasa seperti mimpi. Tak lama Alma juga ikut meliriknya. Ia pun tak henti melirik Adam yang tampak tampan dengan setelan jas berwarna hitam yang cocok di kenakannya.

“Cantik.”

“I know.” balas Alma cekikikkan, “Kamu jelek.”

Adam tertawa. Ia harus terbiasa dengan joke anak muda seperti Alma. Bagaimana pun perbedaan usia mereka tidak bisa di ubah. Tahun ini Adam genap berusia 35 tahun, sedangkan Alma baru menginjak 22 tahun. Perbedaan zaman yang mereka jalani mau tak mau akan membuat dua orang ini berbeda persepsi dari segi apapun.

***

Acara berjalan lancar hingga kini sudah ada di penghujung acara. Tamu yang di undang hanya keluarga inti, teman sejawat dan rekan bisnis orang tua masing-masing. Alma hanya mengundang kedua sahabatnya, sedangakan Adam hanya mengundang satu sahabatnya yang kini sudah pulang duluan karena ada jadwal operasi mendadak.

“Alma, gue sama Sezan pamit duluan ya.” Audy berpamitan ketika tamu satu per satu juga berpamitan pada pengantin dan orang tua mempelai.

“Loh, kok cepet banget. Ini acaranya kelar bukan berarti lo sama Sezan juga ikut pulang dong.” protes Alma.

Audy melirik keberadaan mama Alma yang sedang ngobrol entah dengan siapa. Sebenarnya ia masih ingin di sini, menemani Alma yang baru menjadi istri sehari. Tapi ibu temannya itu memaksanya dan Sezan untuk pulang agar Alma memiliki waktu untuk berduaan dengan Adam.

“Gue ada urusan. Si Sezan juga. Iya kan, Zan?” tanyanya pada Sezan.

Sezan hanya mengangguk. Orang ini memang kurang banyak bicara.

“Pengangguran kayak lo punya acara apaan sih, gaya banget.”

“Ih, nyebelin lo. Kemaren-kemaren lo juga pengangguran sibuk terus kan sama si Rio. Gue juga sibuk sama pacar aplikasi gue.”

“Pacaran sama aplikasi lo. Ya udah sana pada balik.”

Audy mengelus dagu Alma, “Kok ngambek sih. Nanti kan kita bisa ketemu lagi. Kita double date sama dokter Adam. Boleh kan, dok?”

Adam yang sedari tadi hanya menjadi pemerhati obrolan istri dan sahabatnya mengangguk, “Dengan syarat gak ada yang manggil dokter. Kalian bukan pasien saya, jadi just call me Adam.”

“Kalo mas Adam boleh gak?” goda Audy.

“Suaminya Artis Inul kali ah.” lerai Alma.

“Yeeee, elo kan manggilnya mas.”

“Gak papa lah, gue kan istrinya.”

“Huuu dasar, emang gak mau kalah lo. Ya udah gue sama Sezan pamit ya.” Audy bergerak memeluk Alma, di susul Sezan.

“Uuuh, kalian harus janji kita tetep bisa kumpul ya.” pinta Alma ketika pelukkan mereka terlepas.

Audy dan Sezan mengangguk.

“Gampaaang. Lo nanti bawa Tinkerbelle buat kumpul sama kita.” ucap Audy yang di sambut pelotottan dari Alma.

Alma melirik Adam yang sudah meliriknya lebih dulu, “Bukan Tinkerbelle, guys namanya.”

“Apa dong? Annabelle?” tebak Audy.

Alma menggeleng, “Bukan.”

“Belle Swans?” tebak Sezan.

“Bukan juga. Namanya Belleza.”

Audy melongo, “Kayak nama type kulkas.”

“Ssssssst, bagus tau namanya. Belleza tuh bahasa Spanyol, artinya cantik.” jawab Alma sambil melirik takut ke arah Adam.

“Oh, hehehe, iya cantik banget ya artinya.” Sezan melirik Audy yang masih diam keheranan dengan nama anak sambung Alma.

“Ya udah kita balik ya, Ma, happy honeymoon dan sampe ketemu di jadwal kumpul. Byeee. Byee mas Adam ganteng.” goda Audy genit.

“Alma, mas, kita pamit ya.” Sezan juga berpamitan.

“Iya, hati-hati ya, Dy, Zan.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status