Share

42. Beberapa Yang Tidak Terduga

Pada akhirnya, mereka bermalam tanpa saling menjamah. Dengan punggung yang saling berhadapan, membelakangi satu sama lainnya. Hingga pagi purna meraja, tak satupun di antara mereka yang benar-benar terlelap.

Gazza bangkit lebih dulu dan langsung meninggalkan ranjang, sementara Laisa membiarkan ekor matanya mengikuti tiap jejak langkah sang belahan jiwa.

Mudah saja bagi Laisa untuk mengamati seluruh aktivitas Gazza tanpa beranjak dari posisinya. Apartemen Gazza tidak begitu luas. Ia bisa memperhatikan lelaki itu mengaduk dua cangkir minuman.

Dan benar saja, tak butuh waktu lama bagi aroma kopi yang dipadukan coklat itu menyeruak ke seisi ruangan. Gazza kemudian berbalik sambil membawa tokoh utama. Memaksa Laisa bangkit sebelum lelaki itu sampai di tepian ranjang.

"Awas panas," kata Gazza sembari menyerahkan cangkir beraroma coklat kental kepada Laisa. Ia kemudian duduk di sana, menyecap kopi hitam pekat miliknya perlahan, "Aku akan ke rumah utama, bunda menelponku semalam," sambungnya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status