Share

Bab 276. Kikuk

Penulis: HaniHadi_LTF
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-05 18:55:52

"Keke!"

Seketika tangan Najla melepaskan genggamannya mendengar Nabil menatap wanita berhijab lebar yang terjuntai indah dalam lilitannya yang modern itu sambil menyebut nama.

"Keke?" Najla mengeja nama itu dalam hatinya. "Jadi Keya yang dia ucapkan saat itu?" Najla membathin sambil menatap Keya, lalu melirik Nabil yang tidak melepaskan tatapannya pada Keya.

"Ayah..." suara kecil itu meluncur cepat dari bibir Sheryn. Gadis itu langsung mengangkat kedua tangannya, meminta gendong. "Ayah... tuh benel, ayah pasti nemuin aku lagi..." celotehnya polos, membuat beberapa kepala menoleh.

Nabil mengulurkan tangannya pada Sheryn yang berada di gendongan Liam.

"Ayah, bawa oleh-oleh?" tanya gadis kecil itu polos.

Nabul tersenyum. "Enggak, Sayang. Maaf, ya," Nabil mencium pipi tembemnya.

"Ngak apa, deh, Elin udah seneng ketemu Ayah lagi."

"Jadi... Nabil maksud kamu?" tanya Bu Neina pada Najla yang masih terlongo menatap pemandangan di depannya.

"Nabil? Dia Narendra, Mi."

Bu Neina mengernyit. "
HaniHadi_LTF

SAmpai ketemu besuk lagi y. Love!

| 7
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dwiindah Wahyuni
psti evan y kak yg dtang
goodnovel comment avatar
Yuli Faith
evan kah.....najla kecentilan bgt sm Nabil......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   nab 278. Gregetan

    "Tapi maaf, Arfan. Kayaknya, aku berat menerima semua perhatianmu. "Arfan menatap Najla dengan mata yang buram. Bahkan saat tiba-tiba Najla beranjak dan... "Nabil!" Tiba-tiba saja dia memanggil nama itu. Tangannya dengan cepat meraih jemari Nabil. Spontan, semua pasang mata melebar, tak terkecuali Keya dan Sheryn yang duduk di dekatnya sambil makan buah jeruk yang tadi dikupas Nabil. Nabil kaku. Tubuhnya menegang saat jemari Najla menggenggam, seolah aliran darahnya tertahan. Dia menatap Najla dengan kebingungan yang tak bisa ditutupinya."Aku punya calon," ucap Najla lantang. Matanya lurus menatap Arfan.Sejenak, suasana seperti mengeras. Wajah Arfan menegang, jemarinya yang menggenggam buket bunga terkulai."Apa maksudmu?" suaranya serak.Najla meremas jemari Nabil lebih erat, seakan ingin menunjukkan bahwa dia tidak main-main. "Maksudku jelas, Fan. Aku sudah punya calon, jadi jangan pernah berharap lebih padaku."Nabil menelan ludah. Dia belum sempat bicara, lidahnya kelu. Piki

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 277. Tawaran

    “Najla!”Suara itu membuat langkah semua orang terhenti. Najla menoleh cepat. Seorang pria berbatik berjalan mendekat dengan tenang."Apa khabar, Om?" sapa Liam mendekat dan mengulurkan tangan."Alhamdulillah, baik, Liam. Kamu sendiri?" tanya pria itu sambil menjabat tangan Liam juga yang lainnya, tak terkecuali Najla yang menatapnya bingung."Alhamdulillah juga kok, Om, baik. Ini sama keluarga besar ini apa." Liam lalu merasa heran dengan pria di depannya "Lalu Om sendiri di sini, apa keperluan,.""Keponakan saya yang tinggal sama kami, wisuda hari ini, makanya kami sekeluarga datang ke sini. Dia seangkatan dengan Najla, mungkin Najla juga kenal?""Siapa, Om?" tanya Najla penasaran"Prisilia."Najla selintas mengingat gadis angkuh yang memakai mobil mewah jika ke kampus."Kamu mengenalnya?" tanya pria itu."Ngak seberapa dekat sih, Om, soalanya anaknya gitu, rada gimana,.. gitu.""Najla,.. kamu yang sopan dong!" tegur Neina."La emang begitu anaknya, Mi, aku harus bilang apa lagi?""

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 276. Kikuk

    "Keke!" Seketika tangan Najla melepaskan genggamannya mendengar Nabil menatap wanita berhijab lebar yang terjuntai indah dalam lilitannya yang modern itu sambil menyebut nama."Keke?" Najla mengeja nama itu dalam hatinya. "Jadi Keya yang dia ucapkan saat itu?" Najla membathin sambil menatap Keya, lalu melirik Nabil yang tidak melepaskan tatapannya pada Keya."Ayah..." suara kecil itu meluncur cepat dari bibir Sheryn. Gadis itu langsung mengangkat kedua tangannya, meminta gendong. "Ayah... tuh benel, ayah pasti nemuin aku lagi..." celotehnya polos, membuat beberapa kepala menoleh.Nabil mengulurkan tangannya pada Sheryn yang berada di gendongan Liam. "Ayah, bawa oleh-oleh?" tanya gadis kecil itu polos.Nabul tersenyum. "Enggak, Sayang. Maaf, ya," Nabil mencium pipi tembemnya."Ngak apa, deh, Elin udah seneng ketemu Ayah lagi.""Jadi... Nabil maksud kamu?" tanya Bu Neina pada Najla yang masih terlongo menatap pemandangan di depannya. "Nabil? Dia Narendra, Mi."Bu Neina mengernyit. "

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 275. Genggaman

    Di luar gedung, lelaki yang tadi diperhatikan Keya masih berdiri di tepi parkiran. Ponsel di tangannya berulang kali menyala, lalu padam. Ia tampak bimbang, seakan ingin menekan nomor, tapi selalu mengurungkan niat.Sesekali matanya menatap ke arah pintu aula, seolah menanti seseorang keluar atau masuk.Angin pagi bertiup pelan, membuat dedaunan di sekitar bergoyang. Suara riuh orang ngobrol dari dalam aula terdengar samar.Keya yang sudah berada di ambang pintu, tak tahan lagi. Ia menoleh sekali lagi ke arah parkiran. Lelaki itu masih ada di sana, kini duduk di motornya dengan wajah menunduk.Jantung Keya berdetak lebih cepat. Ada sesuatu yang tidak bisa ia pahami."Kenapa... dia ada di sini?" bathin Keya dengan mencari keberadaan keluarganya. Padahal mereka masih di jalan."Najla," ucap Bu Neina yang saat mobil mereka makin mendekat ke kampus, "jangan menyiksa dirimu sendiri. Kalau hatimu belum benar-benar selesai, jangan pura-pura kuat. Bahkan kamu memasukkan orang baru. Nanti kala

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 274, Masih memikirkannya?

    "Aku ke kamar dulu," pamit Evan pelan, hampir tak terdengar.Pak Bagus menoleh, heran dengan sikap anaknya. "Kenapa buru-buru begitu, Van? Tamu baru saja pulang.""Tidak apa-apa, Yah," Evan menjawab singkat, lalu melangkah cepat ke kamarnya.Begitu pintu tertutup, Evan menunduk, menekan dada yang terasa sesak. Bayangan wajah Najla terus terbayang. Baru tadi dia tahu, hari ini wisuda Najla. Dari Keya, bukan dari Najla sendiri."Kenapa aku sama sekali tidak diberi kabar," gumamnya dengan suara serak. Jemarinya gemetar saat meraih ponsel di meja. Ia mengetik nomor Najla, mencoba menelpon.Nada sambung hanya sebentar lalu mati. Dicoba sekali lagi, hasilnya sama. Jantungnya berdegup semakin keras. Perlahan, ia membuka pesan singkat, menulis ucapan selamat sederhana."Selamat wisuda, Najla. Semoga sukses selalu."Pesan itu tak terkirim. Layar ponsel menunjukkan satu hal yang membuat tubuh Evan kaku. Nomornya diblokir.Evan terdiam, pandangannya kosong. Tangannya menggenggam ponsel erat, seo

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 273. Saat yang lain mencibir

    Beberapa perempuan berbaju daster belanja di warung sambil berbisik-bisik. "Itu dia... anaknya baru nikah, sudah lahir cucunya. Pantas saja perutnya besar waktu resepsi."Suara itu sengaja dikeraskan. Bu Marya menutup telinganya dengan tangan, tubuhnya terguncang hebat."Tidak tahu malu, padahal dari duluh dia hidup di pesantren, kerja di pesantren pula.""Untung Bu Nyai segera mengusirnya, kalau tidak, bisa tercemar nama pesantren itu.""Allahu Akbar!" Bu Marya meledak, menatap dan berteriak ke arah kerumunan di belakangnya. "Hei! Kalau mulut kalian hanya bisa menggibah, urus diri sendiri! Anak-anak kalian di rumah sudah betul semua? Suami kalian tidak pernah singgah ke warung kopi malam-malam? Jangan merasa paling suci! Hamil di luar nikah banyak! Tapi kenapa kalian seolah tak pernah puas membicarakan keluarga kami?"Koridor warung seketika senyap. Beberapa wajah perempuan yang tadinya sibuk bergunjing , ada yang menunduk , namun banyak juga yang mencibir, lalu beringsut pergi."B

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status