Home / Romansa / BUKAN MEMPELAI IMPIAN / Bab 275. Genggaman

Share

Bab 275. Genggaman

Author: HaniHadi_LTF
last update Huling Na-update: 2025-09-05 13:19:12

Di luar gedung, lelaki yang tadi diperhatikan Keya masih berdiri di tepi parkiran. Ponsel di tangannya berulang kali menyala, lalu padam. Ia tampak bimbang, seakan ingin menekan nomor, tapi selalu mengurungkan niat.

Sesekali matanya menatap ke arah pintu aula, seolah menanti seseorang keluar atau masuk.

Angin pagi bertiup pelan, membuat dedaunan di sekitar bergoyang. Suara riuh orang ngobrol dari dalam aula terdengar samar.

Keya yang sudah berada di ambang pintu, tak tahan lagi. Ia menoleh sekali lagi ke arah parkiran. Lelaki itu masih ada di sana, kini duduk di motornya dengan wajah menunduk.

Jantung Keya berdetak lebih cepat. Ada sesuatu yang tidak bisa ia pahami.

"Kenapa... dia ada di sini?" bathin Keya dengan mencari keberadaan keluarganya. Padahal mereka masih di jalan.

"Najla," ucap Bu Neina yang saat mobil mereka makin mendekat ke kampus, "jangan menyiksa dirimu sendiri. Kalau hatimu belum benar-benar selesai, jangan pura-pura kuat. Bahkan kamu memasukkan orang baru. Nanti kala
HaniHadi_LTF

Dua bab lagi? Nanti matanya sakit baca kebanyakan He, he, he. Kalau ngak sampai, jangan marah ya

| 6
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Yuli Faith
akhirnya ketemu juga
goodnovel comment avatar
Dwiindah Wahyuni
2 bab g cpek kak. trlalu lma bikin pnasaran trus
goodnovel comment avatar
Anita Amalia
jangan lama lama kak... nunggu nya capek hehehe... penasaran terus ...
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 277. Tawaran

    “Najla!”Suara itu membuat langkah semua orang terhenti. Najla menoleh cepat. Seorang pria berbatik berjalan mendekat dengan tenang."Apa khabar, Om?" sapa Liam mendekat dan mengulurkan tangan."Alhamdulillah, baik, Liam. Kamu sendiri?" tanya pria itu sambil menjabat tangan Liam juga yang lainnya, tak terkecuali Najla yang menatapnya bingung."Alhamdulillah juga kok, Om, baik. Ini sama keluarga besar ini apa." Liam lalu merasa heran dengan pria di depannya "Lalu Om sendiri di sini, apa keperluan,.""Keponakan saya yang tinggal sama kami, wisuda hari ini, makanya kami sekeluarga datang ke sini. Dia seangkatan dengan Najla, mungkin Najla juga kenal?""Siapa, Om?" tanya Najla penasaran"Prisilia."Najla selintas mengingat gadis angkuh yang memakai mobil mewah jika ke kampus."Kamu mengenalnya?" tanya pria itu."Ngak seberapa dekat sih, Om, soalanya anaknya gitu, rada gimana,.. gitu.""Najla,.. kamu yang sopan dong!" tegur Neina."La emang begitu anaknya, Mi, aku harus bilang apa lagi?""

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 276. Kikuk

    "Keke!" Seketika tangan Najla melepaskan genggamannya mendengar Nabil menatap wanita berhijab lebar yang terjuntai indah dalam lilitannya yang modern itu sambil menyebut nama."Keke?" Najla mengeja nama itu dalam hatinya. "Jadi Keya yang dia ucapkan saat itu?" Najla membathin sambil menatap Keya, lalu melirik Nabil yang tidak melepaskan tatapannya pada Keya."Ayah..." suara kecil itu meluncur cepat dari bibir Sheryn. Gadis itu langsung mengangkat kedua tangannya, meminta gendong. "Ayah... tuh benel, ayah pasti nemuin aku lagi..." celotehnya polos, membuat beberapa kepala menoleh.Nabil mengulurkan tangannya pada Sheryn yang berada di gendongan Liam. "Ayah, bawa oleh-oleh?" tanya gadis kecil itu polos.Nabul tersenyum. "Enggak, Sayang. Maaf, ya," Nabil mencium pipi tembemnya."Ngak apa, deh, Elin udah seneng ketemu Ayah lagi.""Jadi... Nabil maksud kamu?" tanya Bu Neina pada Najla yang masih terlongo menatap pemandangan di depannya. "Nabil? Dia Narendra, Mi."Bu Neina mengernyit. "

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 275. Genggaman

    Di luar gedung, lelaki yang tadi diperhatikan Keya masih berdiri di tepi parkiran. Ponsel di tangannya berulang kali menyala, lalu padam. Ia tampak bimbang, seakan ingin menekan nomor, tapi selalu mengurungkan niat.Sesekali matanya menatap ke arah pintu aula, seolah menanti seseorang keluar atau masuk.Angin pagi bertiup pelan, membuat dedaunan di sekitar bergoyang. Suara riuh orang ngobrol dari dalam aula terdengar samar.Keya yang sudah berada di ambang pintu, tak tahan lagi. Ia menoleh sekali lagi ke arah parkiran. Lelaki itu masih ada di sana, kini duduk di motornya dengan wajah menunduk.Jantung Keya berdetak lebih cepat. Ada sesuatu yang tidak bisa ia pahami."Kenapa... dia ada di sini?" bathin Keya dengan mencari keberadaan keluarganya. Padahal mereka masih di jalan."Najla," ucap Bu Neina yang saat mobil mereka makin mendekat ke kampus, "jangan menyiksa dirimu sendiri. Kalau hatimu belum benar-benar selesai, jangan pura-pura kuat. Bahkan kamu memasukkan orang baru. Nanti kala

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 274, Masih memikirkannya?

    "Aku ke kamar dulu," pamit Evan pelan, hampir tak terdengar.Pak Bagus menoleh, heran dengan sikap anaknya. "Kenapa buru-buru begitu, Van? Tamu baru saja pulang.""Tidak apa-apa, Yah," Evan menjawab singkat, lalu melangkah cepat ke kamarnya.Begitu pintu tertutup, Evan menunduk, menekan dada yang terasa sesak. Bayangan wajah Najla terus terbayang. Baru tadi dia tahu, hari ini wisuda Najla. Dari Keya, bukan dari Najla sendiri."Kenapa aku sama sekali tidak diberi kabar," gumamnya dengan suara serak. Jemarinya gemetar saat meraih ponsel di meja. Ia mengetik nomor Najla, mencoba menelpon.Nada sambung hanya sebentar lalu mati. Dicoba sekali lagi, hasilnya sama. Jantungnya berdegup semakin keras. Perlahan, ia membuka pesan singkat, menulis ucapan selamat sederhana."Selamat wisuda, Najla. Semoga sukses selalu."Pesan itu tak terkirim. Layar ponsel menunjukkan satu hal yang membuat tubuh Evan kaku. Nomornya diblokir.Evan terdiam, pandangannya kosong. Tangannya menggenggam ponsel erat, seo

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 273. Saat yang lain mencibir

    Beberapa perempuan berbaju daster belanja di warung sambil berbisik-bisik. "Itu dia... anaknya baru nikah, sudah lahir cucunya. Pantas saja perutnya besar waktu resepsi."Suara itu sengaja dikeraskan. Bu Marya menutup telinganya dengan tangan, tubuhnya terguncang hebat."Tidak tahu malu, padahal dari duluh dia hidup di pesantren, kerja di pesantren pula.""Untung Bu Nyai segera mengusirnya, kalau tidak, bisa tercemar nama pesantren itu.""Allahu Akbar!" Bu Marya meledak, menatap dan berteriak ke arah kerumunan di belakangnya. "Hei! Kalau mulut kalian hanya bisa menggibah, urus diri sendiri! Anak-anak kalian di rumah sudah betul semua? Suami kalian tidak pernah singgah ke warung kopi malam-malam? Jangan merasa paling suci! Hamil di luar nikah banyak! Tapi kenapa kalian seolah tak pernah puas membicarakan keluarga kami?"Koridor warung seketika senyap. Beberapa wajah perempuan yang tadinya sibuk bergunjing , ada yang menunduk , namun banyak juga yang mencibir, lalu beringsut pergi."B

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 272. Mengunduh

    "Mbak," suara Evan pecah di ruang rawat itu, nadanya bergetar menahan emosi. "Makanya, jadi orang itu jangan boros. Kalau ada lebih, ditabung. Supaya saat repot begini, ada yang bisa dipakai. Mbak tahu sekarang bagaimana rasanya hidup susah?"Dania terdiam, wajahnya pucat. Bayi kecil di sampingnya menggeliat, suaranya lirih merengek. Tangannya gemetar saat menyentuh kain biru yang membungkus tubuh mungil itu. Napasnya tersengal. "Van...kamu jangan malah mengingatkan kebodohanku. Sekarang, aku takut... semua biaya ini, dari mana?"Evan menunduk, jemarinya mengepal di pangkuan. "Aku tahu, Mbak. Aku juga bingung. Tapi setidaknya kita jangan panik dulu. Ada jalan."Dania memeluk bayinya erat-erat, air mata menetes tanpa henti. "Andai saja suamiku ada... andai saja mertuaku tidak pergi begitu saja, dia bisa memanggilkan Angga untukku,..."Gunadi yang duduk tak jauh dari ranjang ikut angkat suara. "Evan, kalau memang keadaan mendesak, saya bisa bantu dulu. Ada sedikit simpanan, bisa dipak

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status