Mungkin masalah pelik yang menimpa Nadya sudah selesai dengan Cecilia menarik kembali pernyataannya dan menjernihkan nama Nadya. Ditambah, Cecilia juga telah membatalkan keputusannya memecat Nadya. Sehingga, Nadya bisa tetap aktif bekerja di perusahaan.Meski begitu, efek dari kejadian hari itu, membuat Nadya sempat mengalami trauma dan berakibat pada menurunnya kondisi kesehatannya. Nadya terserang demam tinggi dan itu membuat Adam terpaksa meliburkan kerjanya hari itu untuk menjaga Nadya.Sebenarnya, bisa saja Gira atau Sherin yang berada di sana untuk menemani Nadya. Hanya saja, mereka masih memiliki banyak perkerjaan yang harus segera di selesaikan. Sehingga keduanya harus segera kembali ke kantor. "Nad, makan dulu buburnya, ya!" Ujar Adam dengan lembut ketika menyuapkan sesendok bubur ke mulut Nadya."Udah, Adam... pahit tau!" Ujar Nadya cemberut dan menutup mulutnya rapat-rapat."Kamu harus menghabiskannya, Nad! Ingat, kamu butuh energi biar cepat pulih. Katanya kamu mau cepat
"Yeaayy, kita berhasil." Sorak Gira dan yang lainnya merayakan keberhasilan mereka. Mereka sudah bekerja selama dua minggu penuh untuk mengerjakan desain gedung dan juga perumahan karyawan untuk salah satu perusahaan semen terbesar di Jawa Timur tersebut. Jelas, ketika mendengar Sandi mengumumkan bahwa desain proyek mereka telah disetujui dan diterima oleh klien, membuat mereka bersorak senang.Tidak terkecuali Nadya!Dia yang telah kembali bekerja siang itu, tidak dapat menutupi rasa senangnya. Seolah, semua masalah sehari sebelumnya, menguap begitu saja dengan hasil yang timnya terima hari ini."Untuk merayakannya, saya pribadi mengundang semua orang untuk merayakannya di rumah saya. Semua orang di undang. Kita harus merayakan keberhasilan hari ini." Tambah Sandi bersemangat. Tentu saja, salah satu alasannya adalah karena ia ingin berdekatan dengan Nadya.Nadya kurang setuju dengan rencana itu sebenarnya, cuma karena Sandi mengatakan itu demi merayakan keberhasilan mereka, jadi Nad
Sandi dengan manis menutupi niat busuknya yang sebenarnya. Ia sengaja meminta Ayu untuk mengantar Nadya ke kamarnya, untuk menghindari kecurigaan semua orang. "Lebih baik wanita yang mengantar Nadya, 'kan? Lagian saya belum halal untuk Nadya, hahaha." Beberapa rekan pria langsug menyahuti ucapan Sandi, "Segera lamar saja Nadya nya, pak Sandi. Biar cepat halal. Jadi, pesta berikutnya kita akan menghadiri pesta pernikahan pak Sandi dengan Nadya, hahaha." Sandi tertawa senang mendengar ucapan mereka dan mengamininya, "Doakan saja, tidak lama lagi hal itu akan terjadi." Jawaban Sandi begitu manis, namun dalam hatinya sudah terbayang dengan beberapa rencana licik untuk bisa mendapatkan Nadya hari itu. "Pak, di sini ada kamar. Kenapa tidak memakai kamar ini saja untuk nona Nadya?" Tanya Ayu dengan polosnya. Ayu sebenarnya juga tidak setuju untuk mengantar Nadya beristirahat di kamarnya Sandi. Bagaimanapun Sandi adalah pria lajang, tidak etis rasanya menempatkan Nadya di kamar Sandi,
Sandi merasakan darahnya turun lebih cepat ke bawah, begitu mendengar suara yang tidak asing di telinganya itu memanggil namanya. Sandi dengan gugup berbalik, penampilannya tidak ubahnya seperti maling yang sedang kedapatan sedang mencuri."Eh, P-pak Fabian?" Ucap Sandi gugup.Fabian sudah tahu apa yang sebenarnya sedang di rencanakan Sandi dari pesan yang diterimanya beberapa saat yang lalu. Namun, ia sengaja bersikap seperti orang polos yang baru saja datang."Pak Fabian kapan datangnya? Saya baru saja akan menghubungi anda untuk acara hari ini." Ujar Sandi lebih lanjut dan memasang wajah bersalah karena terkesan seperti melewatkan Fabian untuk acara hari ini.Kenyataannya, Sandi sengaja tidak mengundang Fabian karena motifnya untuk mendapatkan Nadya hari ini. Jika ada Fabian di sekitarnya, bagaimana mungkin dia dapat menjalankan rencananya?Fabian membaca dengan jelas tujuan Sandi, tapi dia bersikap masa bodoh dan tidak mempermasalahkannya."Ah, kamu ini, acara ini untuk merayakan
Nadya terbangun dengan tubuh terasa begitu lelah, setelah tertidur dalam waktu yang lumayan lama. Ia bahkan masih mengenakan seragam yang sama yang digunakannya ketika kerja siang tadi. Beruntung, sepatunya sudah dilepas.Saat melihat sekelilingnya, Nadya terkejut menemukan dirinya terbangun di atas kasurnya sendiri.'Siapa yang membawaku pulang?' Pikir Nadya heran.Setelah mengumpulkan keasadarannya, Nadya mencuci muka terlebih dahulu, sebelum keluar untuk bikin makan, ia merasakan cacing dalam perutnya sudah berontak minta diisi. Saat itu, sudah menunjukkan pukul satu lewat tengah malam. Itu artinya, dirinya sudah tertidur lebih dari enam jam. Nadya awalnya berniat untuk membuat mie rebus untuk dirinya, mengingat hari sudah begitu larut untuk membuat ataupun sekedar mencari makan malam. Namun, ketika melewati meja makan, Nadya menemukan ada kotak makanan yang berisi bebek panggang kesukaannya."Loh, kakak sudah bangun?" Tanya Nala yang saat itu juga terbangun dan bermaksud mengamb
"Yeay.. kita liburan ke Bali."Gira dan yang lainnya bersorak senang, begitu Fabian mengumumkan rencana liburan perusahaan, khusus untuk divisi mereka. Hal ini sebagai reward karena beberapa desain proyek yang mereka tangani sukses besar dan berhasil diterima dengan sangat baik oleh klien mereka. Beberapa orang bahkan sudah menyiapkan beberapa rencana untuk liburan mereka nanti. Tidak terkecuali Gira, ia bahkan langsung pergi saat teman-temannya masih larut dengan euforia liburan mereka."Loh, Gira ke mana?" Tanya Nadya kebingungan, karena tidak menemukan Gira di antara mereka."Padahal dia masih di sini tadi?""Hmn, kemana lagi! Dia pasti sedang bersemangat buat ngajak 'mamas'nya buat liburan." Seru Rianti."Eleuh-eleuh, gak bisa ada kesempatan, Gira langsung mepet Adam. Semangat benar. ya?""Kayaknya, Gira memang seriusan deh sama Adam!""Hahaha, semoga aja mereka jadian pas di Bali nanti.""Oh, so sweet. Bisa jadian di pantai kuta. Ah, aku juga pegeen!" Nadya mendengar celotehan
Nadya merasakan bahu empuk dan kokoh sebagai sandaran kepalanya dan itu membuatnya terasa sangat nyaman. Kenyamanan itu, membuat Nadya seolah enggan untuk melepaskan sandaran tersebut.Nadya menggeliat dan terbangun, tapi kepalanya serasa masih betah bersandar lebih lama di atas pundak yang telah memberinya rasa nyaman tersebut."Eh, bahu siapa ini?" Saat kesadarannya sudah terkumpul penuh, Nadya baru terkejut ketika mendapati orang asing yang duduk di sebelahnya. Setahunya, yang duduk di sebelahnya adalah Sherin, sahabatnya. Bagaimana tiba-tiba bisa berganti dengan orang lain?Saat itu pemandangan cukup redup karena malam hari. Saat Nadya melihat lebih dekat, begitu cahaya lampu jalan memasuki bagian dalam bis, ia terkejut menemukan seorang cowok duduk dan tertidur di sana.Reflek, Nadya langsung berteriak, "Kyaaa, ada cowok mesum!"Adam yang saat itu sedang tertidur, ikut terbangun karena teriakan Nadya. Ia tergagap dan segera memperhatikan keadaan sekelilingnya dengan waspada, "M
Meski tema perusahaan di Bali kali ini adalah liburan, bukan berarti semua orang bisa bebas melakukan apa saja. Karena pihak panitia acara sudah menyiapkan serangkaian kegiatan untuk membuat liburan mereka di sana lebih semarak dan lebih mengutamakan kebersamaan. Sebelum itu, pagi sebelum jam tujuh ada jadwal sarapan bersama, sebelum dilanjutkan dengan acara liburan mereka di pantai Kuta.Nadya tidak nampak di antara karyawan wanita yang ikut sarapan pagi ini, karena itu Adam berinisiatif membawakan sarapan Nadya ke kamarnya. Adam mengira jika nadya masih tertidur.Saat Adam sampai di sana, ternyata ada seseorang yang baru keluar dari kamar Nadya. Ketika melihat Adam, ia tersenyum kecil dan berkata, "Adam, kamu mau mengantar sarapan buat Nadya, ya? Barusan aku dari dalam untuk mengajaknya untuk ikut acara hari ini. Tapi, sepertinya ia masih tidur. Mungkin akan kesiangan. Kamu temani Nadya saja, ya! Nanti, biar aku yang lapor ke panitia, kalau kalian berdua tidak bisa ikut acara hari i