Home / Romansa / BUKAN OB BIASA / 5. DITINGGALKAN SEMUA ORANG

Share

5. DITINGGALKAN SEMUA ORANG

Author: sutan sati
last update Last Updated: 2022-05-21 11:13:49

Adam duduk disebuah Halte setelah lelah berjalan sekian lama, Ia pergi hanya membawa satu ransel pakaian dan sama sekali tidak membawa kendaraannya. Ia terlanjur emosi dan membenci orang tuanya, sehingga apapun yang diterima dari orang tuanya, ditinggalkan begitu saja.

Sekarang, Adam baru merutuki keputusannya. Karena tidak ada kendaraan, Ia tidak bisa bebas pergi kemanapun yang diinginkannya.

Kondisinya semakin payah, begitu Adam memeriksa dompetnya. Uangnya hanya tersisa tiga juta rupiah saja saat ini.

Bagi Adam yang sudah terbiasa dengan gaya hidup mewah, melihat uang segitu seperti bencana baginya. Kartu kredit dan debit yang ada didalam dompetnya, jangan ditanya! Pasti semuanya sudah diblokir oleh orang tuanya saat ini.

Sebelumnya, uang belanja Adam tidak kurang dari tigapuluh juta setiap harinya. Itu batas minimal uang jajannya dalam sehari, sekarang dengan hanya ada uang tiga juta dalam dompetnya, Adam merasa seperti orang paling sengsara di dunia.

Adam coba menghubungi beberapa teman dekatnya untuk meminta bantuan mereka.

"Aduh, Bro. Sorry, gue lagi diluar kota, gak bisa bantuin lu."

"Maaf, Dam. Gue gak bisa bantuin lu sekarang. Keuangan gue juga lagi limit nih."

"Mobil gue cuma tinggal satu doang sekarang, Bray. Satunya dipakai sama adik gue buat kuliah."

"Sorry, Dam. Gue gak bisa bantu minjemin lu uang, Gue mau bayar hutang juga soalnya."

Setiap teman yang coba dimintai bantuan, selalu menolaknya dengan berbagai alasan. Padahal Adam tidak pernah perhitungan dengan mereka semua dulunya.

Kini, saat kondisinya sedang terpuruk seperti ini, semua orang seakan meninggalkan dirinya.

"Bangsat!" Maki Adam emosi. 

Sekarang Ia seakan sadar seperti apa sifat asli orang-orang yang disebutnya sebagai teman. Mereka tidak lebih seperti lintah, mereka akan mendekat ketika Ia menawarkan banyak kesenangan dan akan pergi meninggalkannya begitu tidak ada lagi keuntungan yang bisa mereka hisap darinya.

Rahang Adam mengeras, Ia seperti orang sehabis mabuk dan memaki-maki sendiri sambil melihat ponselnya. Apalagi saat Ia coba menghubungi temannya yang lain, panggilannya bahkan langsung ditolak seolah mereka menghindar untuk bicara dengannya.

Saat putus asa seperti itu, Adam teringat dengan Wika.

Ia adalah gadis cantik dan juga artis pendatang baru yang memiliki hubungan dekat dengan Adam. Wika juga yang menjadi alasan Adam sampai berkelahi dengan Rio dan berujung dengan penahanan dirinya.

Adam mengira Wika akan bisa menerimanya sekarang, tapi jawaban yang diterimanya sungguh membuat Adam terkejut. 

"Adam sebaiknya kamu jangan menghubungiku lagi. Hubungan kita sudah berakhir." 

Wika bahkan tidak menahan diri sama sekali untuk bicara terus terang dengan Adam. Kata-katanya begitu ketus dan tidak berperasaan.

"Aku masih pacarmu, Wika. Kita masih belum putus."

"Kamu salah, Dam. Kita sudah putus semenjak kamu dipenjara."

"Wika, aku salah. Aku minta maaf, oke?" Ucap Adam coba merajuk.

Tanpa Adam sadari tampak senyum mengejek Wika dari seberang sana, Ia berkata, "Adam, kamu harus terima kenyataan. Kita tidak lagi bisa seperti dulu."

"Tapi, kenapa? Atau... jangan-jangan kamu sudah memiliki pengganti diriku?"

"Itu bukan urusanmu. Sebaiknya jangan coba-coba menghubungiku lagi."

Tutt tutt tuttt

“Halo? Halo Wika?, Wik...?"

Adam merasa putus asa, tidak satupun orang yang bisa diharapkannya. Bahkan tidak kekasihnya sekalipun.

Dulu Wika adalah wanita yang mengejar-ngejarnya, Adam masih ingat dengan begitu jelas bagaimana artis yang sedang naik daun itu memujanya dan berharap untuk menjadi kekasihnya. Wika memiliki fisik yang cantik dan berkulit putih bersih, sikapnya yang manja membuat Adam akhirnya menerima Wika menjadi kekasihnya.

Sekarang setelah mendengar Adam diusir dari keluarga Widjaja, Wika bahkan tidak sedikitpun menoleh padanya.

Adam mengumpat kesal, namun tidak ada yang bisa menjadi objek kekesalannya selain kesialannya sendiri.

Ia tidak ingin berakhir hidup dijalanan. Adam memaksa menyeret kopernya untuk mencari tempat untuk beristirahat. Dengan uang yang tersisa, Adam tidak mungkin bisa menginap dihotel berbintang.

Akhirnya, hari itu Ia singgah di sebuah losmen biasa dan memutuskan beristirahat disana.

Ekspresi Adam terlihat buruk begitu masuk ke dalam kamar.

Kamar itu begitu sederhana, sangat jauh dengan standar Adam selama ini. Ia terpaksa harus menginap disana hari itu, sebelum memutuskan apa yang akan dilakukannya esok hari.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BUKAN OB BIASA   125. PANGGILAN YANG SUDAH LAMA DINANTI

    Cara kejam Adam untuk membuat Silvi bicara, benar-benar efektif dan memberi tekanan piskologis yang besar terhadap mental Silvi. Dibanding rahasia yang dijaganya, kehormatannya jauh lebih penting. Silvi tidak bisa mebayangkan, jika dirinya akan diperkosa secara ramai-ramai oleh orang-orang brutal ini. Membayangkannya saja sudah membuatnya sangat ketakutan apalagi harus mengalaminya secara langsung?"Saya akan bicara, saya akan bicara!" Isak Silvi ketakutan. Bahkan, tanpa Adam perlu bertanya, Silvi dengan sukarela menceritakan semua yang ia ketahui dan tugasnya, adalah membuat nama dan citra Adam rusak di dalam perusahaan. Semua sudah direncanakan dengan sangat matang. Jika rencana mereka berhasil, nama Adam tidak hanya rusak di mata publik tapi juga internal perusahaannya. Jika begitu, tidak akan ada yang menghormati Adam jika ia memimpin perusahaan di masa depan nantinya.Meski menurut Adam, informasi yang diberikan oleh Silvi masih tidak lengkap dan banyak detail yang terlewatka

  • BUKAN OB BIASA   124. JUJUR ATAU MENDERITA!

    Jantung Silvi bergemuruh kencang, saat melihat Adam mulai masuk ke dalam ruangan. Padahal saat itu, Adam terlihat cuek, seperti tidak menganggapnya ada sama sekali di dalam ruangan itu.Tidak hanya itu, Adam dengan acuh tak acuh memperhatikan sekeliling ruangan tempat Silvi disekap.Tidak lama, seorang lelaki berbadan tegap menyusul masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah kursi untuk Adam duduk.Saat itu, Silvi berusaha keras untuk menenangkan dirinya. Meski sebenarnya, ia ingin menanyakan tentang Andre dan yakin kalau supir tampan tersebut yang telah menculiknya. Namun, setelah melihat Adam muncul, ia langsung menebak, jika Andre adalah orang suruhan Adam untuk menjebaknya. "Pak- pak Adam, apa maksudnya semua ini? Kenapa saya disekap di sini? Apa salah saya?"Silvi bersikap seolah-olah dia tidak memiliki kesalahan apapun dan tidak layak diperlakukan seburuk itu. Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri, jika penculikan dirinya adalah suatu kesalahan.Bukannya langsung menjawab p

  • BUKAN OB BIASA   123. DENDAM AUDY

    Audy tampak begitu senang, ketika membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya. Ia bahkan segera menunjukkan isi pesan tersebut pada sepupunya, Wika."Ka, lihat deh! Si Silvi baru saja dapat promosi kenaikan jabatan dan juga kenaikan gaji. Hahaha, udah berhasil jadi mata-mata kita di perusahaannya Adam. Kini, ia malah dapat penghargaan! Beruntung banget anak itu!"Silvi adalah sepupu jauh Audy dan sekaligus menjadi perpanjangan mata Audy untuk mengawasi Adam. Itu sebabnya, ia bisa tahu setiap kegiatan Adam di perusahaan dan juga, jadwalnya di Bali.Dengan bantuan Silvi juga, Audy bisa dengan mulus memasang jebakannya untuk Adam. Sekarang, Audy merasa telah menjadi pemenang dengan berhasil membalaskan dendamnya pada Adam dan Nadya.Bagaimana tidak?Dengan adanya isu skandal ini, nama Adam telah tercoreng tinta hitam dan secara tidak langsung, ikut mencoreng reputasi perusahaan Widjaja di mata publik.Hanhya dengan sedikit gorengan isu untuk memanaskan situasi, berita ini sema

  • BUKAN OB BIASA   122. PENCULIKAN

    Staf Adam harus pulang terlebih dahulu, begitu urusan bisnis mereka di pulau Bali rampung. Perjalanan bisnis mereka kali ini, membawa banyak pengalaman baik dan buruk sekaligus. Baik karena urusan bisnis mereka yang berjalan lancar dan bisa dikatakan sukses. Mereka berhasil mengunci transaksi untuk pembelian tanah yang akan menjadi cabang dari perusahaan Widjaja Grup nantinya, khususnya untuk wilayah Timur.Dan berita buruknya, atasan mereka justru tersandung kasus negatif yang sedikit mencoreng nama perusahaan dan semua itu semakin diperparah oleh media yang membuat noda hitam di atas nama Adam semakin tebal. Hanya saja, setelah seminggu berlalu dan respons cepat perusahaan, membuat berita tentang Adam menghilang dengan sendirinya.Begitu para staf ini menginjakan kaki di Bandara, masing-masing mereka mendapat notifikasi pesan di ponsel mereka."Eh, ini beneran?" Teriak salah seorang staf wanita yang pertama kali membaca isi pesan tersebut melonjak senang, penuh suka cita."Beneran

  • BUKAN OB BIASA   121. KARENA DIA MENCINTAIMU, BUKAN AKU!

    "Sis, semua- semua ini tidak seperti yang kamu lihat!" Jelas Nadya dengan suara sedikit gugup saat hanya tinggal mereka berdua. Ia khawatir, jika Siska salah paham terhadapnya. Kenyataannya, tidak ada sesuatu istimewa yang terjadi antara dirinya dengan Andre, selain hubungan pekerjaan. Sebelum Siska datang, kebetulan Nadya sedang curhat tentang masalah yang sedang ia hadapi dan mereka larut dengan suasana saat itu dan entah kapan, tangan mereka sudah bertaut tanpa Nadya sadari.Siska hanya tersenyum tipis dan terkesan acuh tak acuh saat melihat kegugupan Nadya, "Memangnya, apa yang aku lihat?""Hmn, itu..." Nadya terlihat bingung bagaimana menjelaskan situasinya tanpa terlihat ada masalah yang coba ia sembunyikan.Mau tidak mau, Nadya harus menjelaskan dari awal, kenapa ia bisa berada bersama Andre siang itu. Semua itu, hanya kebetulan. Karena tujuan mereka sebenarnya hanya membicarakan urusan bisnis semata. Nadya lalu, menjelaskan jika Andre adalah kakak tingkatnya waktu di universi

  • BUKAN OB BIASA   120. RENCANA ADAM

    "Saya menduga, jika Silvi mengetahui tentang wanita yang menjebak pak Adam kemarin."Kening Adam berkerut dan rasa penasarannya terusik, "Bagaimana kamu tahu?"Ani menjelaskan, jika setelah Adam memanggil mereka semua untuk ditanyai pada siang sebelumnya. Silvi berkata pada Ani dan rekan-rekannya yang lain, jika Adam adalah seorang penjahat wanita alias playboy. Ia juga mengatakan, jika Adam pernah dipenjara karena kasus yang melibatkan wanita di masa lalu. Silvi bahkan juga menyebutkan nama mantan Adam yang berprofesi sebagai artis.Tidak hanya satu kasus, Silvi dengan gamblang menceritakan semua kasus yang pernah menyeret Adam berurusan dengan hukum di masa lalu."Jadi, tidak heran jika bapak sampai tersandung kasus seperti ini. Begitu kata Silvi, pak." Jelas Ani dengan eskpresi yang terlihat rumit. Sama seperti rekannya yang lain, Ani tidak percaya dengan gosip yang ditebar oleh Silvi. Karena selama ini, ia mengenal Adam sebagai karakter pemimpin yang baik hati.Ani menduga, jika S

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status