"Yeay.. kita liburan ke Bali."Gira dan yang lainnya bersorak senang, begitu Fabian mengumumkan rencana liburan perusahaan, khusus untuk divisi mereka. Hal ini sebagai reward karena beberapa desain proyek yang mereka tangani sukses besar dan berhasil diterima dengan sangat baik oleh klien mereka. Beberapa orang bahkan sudah menyiapkan beberapa rencana untuk liburan mereka nanti. Tidak terkecuali Gira, ia bahkan langsung pergi saat teman-temannya masih larut dengan euforia liburan mereka."Loh, Gira ke mana?" Tanya Nadya kebingungan, karena tidak menemukan Gira di antara mereka."Padahal dia masih di sini tadi?""Hmn, kemana lagi! Dia pasti sedang bersemangat buat ngajak 'mamas'nya buat liburan." Seru Rianti."Eleuh-eleuh, gak bisa ada kesempatan, Gira langsung mepet Adam. Semangat benar. ya?""Kayaknya, Gira memang seriusan deh sama Adam!""Hahaha, semoga aja mereka jadian pas di Bali nanti.""Oh, so sweet. Bisa jadian di pantai kuta. Ah, aku juga pegeen!" Nadya mendengar celotehan
Nadya merasakan bahu empuk dan kokoh sebagai sandaran kepalanya dan itu membuatnya terasa sangat nyaman. Kenyamanan itu, membuat Nadya seolah enggan untuk melepaskan sandaran tersebut.Nadya menggeliat dan terbangun, tapi kepalanya serasa masih betah bersandar lebih lama di atas pundak yang telah memberinya rasa nyaman tersebut."Eh, bahu siapa ini?" Saat kesadarannya sudah terkumpul penuh, Nadya baru terkejut ketika mendapati orang asing yang duduk di sebelahnya. Setahunya, yang duduk di sebelahnya adalah Sherin, sahabatnya. Bagaimana tiba-tiba bisa berganti dengan orang lain?Saat itu pemandangan cukup redup karena malam hari. Saat Nadya melihat lebih dekat, begitu cahaya lampu jalan memasuki bagian dalam bis, ia terkejut menemukan seorang cowok duduk dan tertidur di sana.Reflek, Nadya langsung berteriak, "Kyaaa, ada cowok mesum!"Adam yang saat itu sedang tertidur, ikut terbangun karena teriakan Nadya. Ia tergagap dan segera memperhatikan keadaan sekelilingnya dengan waspada, "M
Meski tema perusahaan di Bali kali ini adalah liburan, bukan berarti semua orang bisa bebas melakukan apa saja. Karena pihak panitia acara sudah menyiapkan serangkaian kegiatan untuk membuat liburan mereka di sana lebih semarak dan lebih mengutamakan kebersamaan. Sebelum itu, pagi sebelum jam tujuh ada jadwal sarapan bersama, sebelum dilanjutkan dengan acara liburan mereka di pantai Kuta.Nadya tidak nampak di antara karyawan wanita yang ikut sarapan pagi ini, karena itu Adam berinisiatif membawakan sarapan Nadya ke kamarnya. Adam mengira jika nadya masih tertidur.Saat Adam sampai di sana, ternyata ada seseorang yang baru keluar dari kamar Nadya. Ketika melihat Adam, ia tersenyum kecil dan berkata, "Adam, kamu mau mengantar sarapan buat Nadya, ya? Barusan aku dari dalam untuk mengajaknya untuk ikut acara hari ini. Tapi, sepertinya ia masih tidur. Mungkin akan kesiangan. Kamu temani Nadya saja, ya! Nanti, biar aku yang lapor ke panitia, kalau kalian berdua tidak bisa ikut acara hari i
"Holiday map? Jadi, ada beberapa pantai dan tempat hiburan di Bali ini yang sangat ingin kamu datangi?" Tanya Adam dengan kening berkerut penasaran, begitu Nadya pada akhirnya mempersilakan dirinya untuk melihat peta liburan yang sudah dibuatnya.Nadya tersenyum malu dan mengangguk, "Terkesan kekanak-kanakan, ya?""Gak kok! Biasa saja kali, setiap orang puya impiannya sendiri-sendiri. Tidak ada yang konyol, selama itu ada dalam daftar impianmu. Karena itu, kamu harus mewujudkannya. Tapi, serius kamu belum pernah ke Bali sama sekali, Nad?" Tanya Adam heran.Nadya tersenyum malu dan berkata, "Iya, dulu aku pengen banget ke Bali. Ada kesempatan saat tur sekolah, eh akunya sakit. Pas keluarga liburan ke Bali, giliran aku nya lagi tes masuk kuliah saat itu. Jadi, aku membuat peta liburan itu dan berencana mengunjunginya suatu saat nanti. Itu semua tempat yang sangat ingin aku kunjungi. Aku membacanya dalam buku 'Journey Through Bali and Lombok', akibatnya aku malah semakin ingin liburan ke
Jelas saja Nadya terkejut ketika mendapati fakta bahwa Adam mengenal artis dan sekaligus penyanyi yang namanya cukup populer akhir-akhir ini. Setahunya, wanita ini memiliki banyak penggemar yang cukup fanatik. Meski Nadya bukan salah satunya, tapi ia cukup familiar dengan wajah wanta ini, karena kemunculannya yang cukup sering menghiasi acara televisi dan juga info gosip artis.Namun yang membuat Nadya heran, artis yang saat ini menyapa Adam bukan Winda, seperti yang diceritakan oleh Gira pada mereka dulu.Wanita ini bernama Wika Salma, mantan terakhir Adam yang dulu membuat Adam sampai harus berkelahi dan di penjara. Saat itu, Adam terlihat begitu canggung.Jujur, dia sama sekali tidak mengharapkan pertemuan ini. Setelah apa yang terjadi antara mereka di masa lalu. Ditambah, Wika telah meninggalkan Adam saat ia di usir dari keluarganya dan tidak memiliki apapun."Wow, sudah lama kita tidak bertemu, ya? Siapa wanita ini? Apa dia, pacarmu?" Tanya Wika tanpa merasa bersalah dan terkesa
"Kamu belum pernah menceritakan bagaimana masa lalumu padaku. Ingat, kamu pernah janji mau menceritakannya padaku." Ujar Nadya menuntut.Memang, dulu Adam sempat hampir menceritakan tentang masa lalunya pada Nadya, saat di mana mereka pertama kali mengikrarkan diri sebagai sehabat. Hanya saja, saat itu ada gangguan, yang membuat Adam tidak jadi menceritakan tentang dirinya.Ternyata Nadya masih mengingatnya. Adam harus berpikir panjang, sebelum memutuskan apa ia harus menceritakan dengan jujur siapa dirinya atau harus menyimpannya."Adam?" Nadya memegang punggung tangan Adam dan menatapnya dengan tatapan penuh pengertian, "Tidak apa-apa, kalau kamu tidak ingin menceritakannya padaku. Aku bisa mengerti kalau kamu ingin menyimpannya untuk dirimu sendiri. Tapi, seberat apapun kisah masa lalumu, akan jauh lebih ringan jika kamu mau berbagi dengan orang yang kamu percayai."Adam bisa melihat ketulusan dalam mata Nadya ketika ia mengucapkan kalimat ini. Hanya saja, rahasia yang disimpan Ada
"Aku khawatir karena tidak melihatmu kemarin. Aku kira kamu sakit!" Ujar Fabian menatap Nadya dengan khawatir."Maaf, karena telah membuat anda khawatir, pak. Kemarin, aku kesiangan dan tertinggal sama rombongan. Jadinya, aku liburan sendiri seharian kemarin." Jelas Nadya menjelaskan alasan kenapa ia tidak ikut bersama rombongan perusahaan."Ini bukan jam kantor. Kamu bebas memanggilku dengan sebutan apapun, nothing to lose!" Ujar Fabian agar Nadya tidak bersikap terlalu formal saat itu."Hehehe, maaf! Kebiasaan."Suasana sempat canggung di antara mereka."Oh ya, kamu mau ikut sarapan? Atau mau ku antar ke sini sarapannya?" Tanya Fabian coba mengalihkan kecanggungan mereka."Aku ikut sarapan saja!" Balas Nadya buru-buru. Khawatir jika Fabian benar-benar akan mengantarkan sarapan untuknya. Apa tanggapan orang-orang pada mereka nanti? Bisa-bisa mereka digosipkan kembali."Ya, sudah. Kalau begitu aku tunggu, kita bisa berangkat bersama!"Tidak lama, mereka berdua berjalan berdua menuju k
"Adam, aku ingin pulang, hiks." Ucap Nadya sambil terisak. Kejadian hari ini, memberi luka yang cukup dalam bagi Nadya. Tidak hanya fisiknya yang terluka, tapi lebih dari itu, harga dirinya juga telah dipermalukan di depan umum. Bahkan manajernya, juga berpikir kalau Nadya adalah seorang perebut suami orang yang tidak memiliki harga diri sama sekali dan bahkan berniat untuk melecehkannya. Bagaimana Nadya bisa bertahan dengan semua itu? Saat ini, Nadya terlihat begitu rapuh. Sehingga hal yang wajar bagi dirinya untuk mencari tempat yang benar-benar bisa membuatnya merasa aman dan itu adalah rumahnya. Adam melihat ketidakberdayaan Nadya, bisa merasakan betapa sedihnya Nadya saat ini. Di lain sisi, Adam merasa bersalah karena tidak menjemput Nadya pagi ini. Ia terlambat bangun, sehingga tidak bisa melindungi saat wanita pujaannya itu sedang tertindas. Sekarang, yang terbaik yang bisa dilakukan oleh Adam adalah mendukungnya dan memberikan rasa aman pada Nadya. "Adam, tolong antar