Waktu bergulir begitu cepat, tak terasa hampir sebulan. Kinan disibukkan dengan renovasi Resto, belum lagi urusan bisnis pribadinya. Hal itu membuatnya sering bolak-balik pulang pergi, untung saja jarak Malang dengan kota kelahirannya hanya memerlukan waktu 2 jam jika ditempuh dengan kecepatan normal.
Hubungannya dengan Bella pun semakin dekat. Namun, status mereka masih belum jelas untuk saat ini. Tepat pembukaan Resto nanti, Kinan akan menyatakan perasaannya. Meskipun Bella pasti sudah tahu isi hatinya, tapi tidak afdol rasanya jika Kinan belum mengutarakan cintanya. Kinan ingin meresmikan hubungan mereka, ia ingin dunia tahu bahwa Bella hanya miliknya.
Hari ini Bella pulang lebih cepat karena Cafe tutup lebih awal. Seperti biasa, jika tanggal muda berbarengan dengan weekend, maka bisa dipastikan Cafe akan ramai pengunjung. Hal itu membuat hidangan di Cafe cepat habis hingga para karyawan bisa pulang lebih cepat p
Sebulan berlalu, Kinan masih sering bolak-balik antara rumah dengan Villa di Malang. Usaha Restoran yang dikelola Mama Sari juga berkembang pesat. Restoran selalu ramai meskipun bukan weekend. Karena makanan yang terkenal enak, juga harga yang tak begitu mahal membuat Restoran itu banyak digemari berbagai kalangan. Dari anak sekolah, remaja kuliahan, perkumpulan ibu-ibu hingga keluarga.Terbukti hanya dengan waktu sebulan saja Sari bisa menambah lima karyawan untuk membantunya.Kini Bella tak lagi menjadi kasir di kafe milik Kinan, tugasnya sekarang menjadi PIC di Restoran. Jika ada waktu senggang, terkadang Bella juga ikut membantu Kinan mengelola kafe. Seperti saat ini, saat Kinan pulang ke rumah orang tuanya, maka Bella harus siap menggantikan Kinan memantau kafe. Hal itu membuatnya semakin akrab dengan Dimas. Karena intensitas waktu dan tuntutan pekerjaan membuat mereka semakin terlihat kompak.Bella tak lagi sungkan kepada Dimas, ia merasa
Semakin cepat waktu bergulir, besok adalah hari yang membahagiakan bagi Sari dan Bella karena opening Restoran akan diadakan cukup meriah."Aduh, Bel ... Mama masih nggak nyangka loh, rasanya kok seperti mimpi," ujar Sari sambil memoleskan night cream racikan Dokter di wajah mulusnya."Sama, aku juga nggak nyangka dapet rejeki bak durian runtuh. Harusnya Mama banyak terima kasih dong ke aku!" Bella menuangkan toner ke dalam kapas lalu mengoleskan ke sekitar leher.Sari mencebik, melirik Bella sekilas dan melanjutkan menepuk wajahnya dengan pelan."Kamu kalo nggak lahir dari rahim Mama juga nggak bakalan beruntung seperti sekarang!" ketus Sari."Idih, perhitungan. Lagian juga Bella nggak minta kok dilahirkan dari rahim Mama. Kenapa juga Bella nggak lahir dari rahim Mama Gigi!" balas Bella tak kalah ketus."Yang ada juga ogah Mama Gigi punya anak kayak kamu!" timpal Sari tak
Waktu bergulir begitu cepat, tak terasa hampir sebulan. Kinan disibukkan dengan renovasi Resto, belum lagi urusan bisnis pribadinya. Hal itu membuatnya sering bolak-balik pulang pergi, untung saja jarak Malang dengan kota kelahirannya hanya memerlukan waktu 2 jam jika ditempuh dengan kecepatan normal.Hubungannya dengan Bella pun semakin dekat. Namun, status mereka masih belum jelas untuk saat ini. Tepat pembukaan Resto nanti, Kinan akan menyatakan perasaannya. Meskipun Bella pasti sudah tahu isi hatinya, tapi tidak afdol rasanya jika Kinan belum mengutarakan cintanya. Kinan ingin meresmikan hubungan mereka, ia ingin dunia tahu bahwa Bella hanya miliknya.Hari ini Bella pulang lebih cepat karena Cafe tutup lebih awal. Seperti biasa, jika tanggal muda berbarengan dengan weekend, maka bisa dipastikan Cafe akan ramai pengunjung. Hal itu membuat hidangan di Cafe cepat habis hingga para karyawan bisa pulang lebih cepat p
Pukul 07.15 WIB, Kinan sudah sampai di rumah Bella. Memang sengaja, ia berangkat selepas salat subuh dari rumah demi memberikan kejutan untuk pujaannya.Kinan ke rumah Bella mengendarai mobil karena tak sempat mampir Villa untuk menggantinya dengan motor. Ia memarkirkan mobilnya di pekarangan kosong, ujung jalan. Seperti kata Bella tempo hari.Setelah memastikan penampilannya oke melalui spion mobil, ia bergegas turun membawa kantong belanja berisi ponsel dan sedikit oleh-oleh khas tempat tinggalnya.Kinan tampak memukau dengan balutan hoodie berwarna hitam, jeans standar dan sneakers berwarna abu-abu. Rambutnya rapi dengan sentuhan pomade andalan.Setelah melihat pagar tak dikunci, Kinan dengan segera masuk ke dalam. Tak sabar menemui Bella. Kinan mengetuk pintu dengan sopan, hingga Sari, Mama Bella, membukakan pintu untuknya."Loh, Kinan, kapan balik? Ayo, sini masuk!" ujar Sari de
Pagi-pagi sekali Kinan sudah berangkat. Keyra sukses membuat kakaknya bertekuk lutut untuk pulang detik itu juga. Kinan sangat mencintai Keyra, adik perempuan yang selama ini dilindunginya dengan segenap jiwa dan raga.Kinan memarkirkan mobil ke garasi, begitu ia turun dari mobil, Keyra menghambur ke pelukannya.Hampir empat hari mereka tak bertemu, hal itu membuat Keyra rindu. Karena sebelumnya mereka tak pernah berjauhan seperti ini."Kok betah banget, ya, di sana, tumben?" tanya Keyra manja.Tangannya tak lepas bergelayut manja di lengan sang Kakak."Iya, biasa bisnis," sahut Kinan sembari mengacak pelan rambut Keyra."Yakin bisnis? Kok aku mencium aroma sesuatu, ya?" pancing Keyra menatap tajam ke arah manik mata milik Kinan.Keyra mencari sebuah jawaban."Ih, bocil selalu aja kepo!" Kinan terkekeh, berusaha menutupi debaran di jantungnya yang mulai tak karuan."No, aku tahu banget kamu, loh, Kak!" seru K
Setelah salat subuh di Villa miliknya, Kinan bergegas menjemput Bella.Kinan tidak ingin gadis impiannya berangkat sendiri menuju Cafe, sebisa mungkin Kinan akan mengantarkan ke manapun gadis itu pergi.Itukah yang pantas disebut 'bukti cinta?'Tidak ada yang bisa mendeskripsikan dengan benar, apa arti cinta yang sesungguhnya.Kinan memakai kemeja flanel berwarna navy, celana krem dan kets putih. Ia menata rambutnya dengan pomade, untuk hasil yang maksimal.Setelah memastikan penampilannya oke, Kinan mengendarai motor matic keluaran terbaru berwarna hitam, yang sengaja dibelinya kemarin sore. Hanya karena rumah Bella tidak ada lahan parkir untuk mobil, Kinan rela merogoh kocek untuk membeli motor matic.Dengan memakai plat nomer sementara, Kinan membelah jalanan yang tampak asri di pagi hari. Tetesan embun terasa menyejukkan jiwa.Kinan melewati jalanan sembari bersenandung kecil, tak lupa selalu memasang senyum ramah kepa